delapan

527 30 0
                                    

Siang ini, pelajaran kosong. Tzuyu sedang mendengar lagu dari earphone nya. Tiba-tiba saja pintu kelas diketuk.

"Maaf permisi. Gak ada guru kan dek?" Ternyata Seungcheol.

"Eh kak. Ada apa?" Tanya Tzuyu langsung menghampiri sepupunya itu.

"Sini bentar deh. Ada yang nungguin kamu tuh di depan" Tzuyu keluar kelas diikuti Seungcheol.

"Loh kak Mingyu? Ada apa?" jarang banget Mingyu mau nyamper ke kelas Tzuyu jam-jam kaya gini. Dilihatnya Mingyu megang kotak pink berbentuk love. Tzuyu bisa menebak isinya coklat.

"Nih buat kamu. Anggep aja permintaan maaf soal waktu itu"

"Yaampun kak aku udah lupain kok. Repot-repot amat hehe makasih banyak ya" Tzuyu menerimanya, diam sejenak. Refleks Mingyu memeluknya.

Satu hal yang tidak Tzuyu sadari, dari sekian teman-temannya yang melihat kejadian itu dari jendela kelas, ada seorang gadis menatapnya tajam. Seakan rasa sakit hadir dihati gadis tersebut.

"Woy. Mingyuu!!!! Asik bat ye emang pacarannya. Lu gak liat adek kelas bengong semua liatin lu berdua. Nasib gue jadi nyamuk emang kalo nemenin lo" Seungcheol marah-marah gak jelas. Memecah keheningan dua insan itu. Bahkan yang merasa dibicarakan takut dengan suara Seungcheol. Para kepala itu menghilang dari jendela, kembali pada kegiatan mereka masing-masing.

Tzuyu kembali ke kelasnya, begitu pula Mingyu dan Seungcheol.

"Cieeeeeeeee!!!!!" "Uhuyyy!!" "Tzuyu pacarnya leh ugha." "So sweet banget kalian." Dan masih banyak lagi komentar yang Tzuyu dengar begitu masuk kelas. Mereka langsung mengerubungi meja Tzuyu, mengintrogasi. Hubungan Tzuyu dan Mingyu sejauh ini memang belum banyak yang tahu. Hanya sahabat gila Mingyu dan beberapa orang yang dekat dengan Tzuyu.

Waktu lagi rame-ramenya, seseorang menggebrak meja cukup keras. Sontak pandangan mata ke arah dia semua. Gadis itu, Im Nayeon. Ketua kelas Tzuyu.

"Lo pacaran sama Mingyu?" tanya Nayeon cukup keras.

"Iya. Kenapa? Kok manggilnya gak pake 'kak'? Udah kenal?" Tzuyu justru bangkit, menimpakan banyak pertanyaan pada Nayeon. 'Gue aja yang pacarnya belom manggil nama langsung.' lanjut Tzuyu dalam hatinya.

"Oh jadi lo belom tau. Emang ya cowok kalo punya mantan gak pernah jujur. Cewek kaya gue aja gak dianggep."

"Maksudnya? Lo mantan kak Mingyu?" tanya Tzuyu tak percaya.

"Iya. Kenapa? Gak suka?" amarah Nayeon semakin menjadi-jadi. Satu kelas hanya diam memperhatikan pertengkaran kedua gadis cantik itu. "Dan satu lagi, lo harus tau gue nungguin Mingyu dua tahun tapi malah kaya gini? Sakit."

Tzuyu gak tau harus bilang apa. Yang ada dipikirannya saat ini adalah,

Pertama, ia tak pernah tahu Mingyu memiliki mantan bernama Im Nayeon.

Kedua, ia akan satu kelas bersama orang yang masih mencintai Mingyu itu setahun kedepan, entah jika lebih.

Terakhir, ia takut akan satu hal. Takut Mingyu pergi meninggalkannya karena Nayeon. Ia takut Nayeon kembali pada Mingyu.

"Kalo emang lo temen baik gue, bantu gue balikan lagi sama Mingyu. Gue minta lo putus secepatnya sama dia."

"Apa-apaan ini. Kenapa semuanya jadi rumit gak jelas gini. Dia kan cuma mantannya. Gue gak boleh takut. Biar kak Mingyu tau dulu soal ini nanti." Begitu pikir Tzuyu dalam hatinya, ia tak berniat melanjutkan pembicaraannya dengan Nayeon.

Seharian di sekolah terasa sangat lama bagi Tzuyu, terlebih kejadian tadi membuat beberapa temannya tidak suka. Entah apa yang Nayeon katakan sehingga mereka berpikiran Tzuyu merebut Mingyu dari Nayeon. Lagi pula mereka sudah putus dua tahun lalu. Itu waktu yang cukup lama bahkan Tzuyu saja belum masuk di sekolah ini. Bagaimana bisa ia dibilang mengambil Mingyu dari Nayeon?

Tzuyu pov.

Siang ini, gue menyusuri koridor sendirian. Banyak hal yang terlintas di pikiran gue, banyak pertanyaan soal kak Mingyu, dan Nayeon. Harusnya gue nungguin kak Mingyu latihan basket di lapangan, pulang bareng dia. Tapi kejadian tadi bikin gue pengen menghindar buat sementara.

"Tzuyu, ayo pulang." gue denger suara cowok yang udah gak asing lagi, kak Mingyu.

"Kak Mingyu bukannya latihan? Aku mau pulang duluan kak. Ada urusan." cuma itu yang gue pikirin, nyari alesan seadanya. Berharap gak pulang sama dia.

"Ngga jadi kok. Besok latihannya. Ayo pulang sama aku. Ada urusan apa sih penting banget kah sampe gak mau dianter pulang?" pertanyaan kak Mingyu lebih mengerikan dari pulang bareng.

"Eh engga kok kak..umm maksudnya.. nanti ngerepotin gitu. Hehe."

"Apaan deh kamu aneh gini tiba-tiba. Sakit?" tangan Kak Mingyu nyentuh kening gue. Dikira gue gila kali ya. "Hmm gak panas kok. Mungkin kesambet sesuatu?"

"Garing kak. Banget. Aku cuma bercanda kok tadi. Ya udah ayo pulang." akhirnya gue mikir ini belom waktunya nanya soal Nayeon, nanti aja lewat chat atau besok juga bisa.

"Lawak ah princess Tzuyu-ku." trus dia siul-siul gak jelas.

"Ini sih kak Mingyu yang udah gila. Ayo pulang ih sebelum makin parah."

"Songong ya sekarang sama pacar sendiri. Pulang sendiri sana." dia dorong gue pelan.

"Ok fine."

"Yah malah kamu yang baper. Gaklah mana bisa aku ninggalin kamu sendirian di sini. Buruan yuk keburu hujan." bahkan gue baru sadar langit udah mendung, saking sibuknya bercanda sama kak Mingyu, yang udah gue ketahui sekarang sebagai mantannya Nayeon, -temen sekelas gue sendiri-.

***

.
.

Vomment k. Mian slow updatenya ehe. Otw double update

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang