Part 2

2.2K 241 10
                                    

Hai,,terima kasih atas respon baiknya dari fanfic ini, terima kasih atas vote dan commentnya, sebenernya fanfic ini adalah fanfic iseng yang nggak niat untuk jadi bahan tulisan tapi responnya lumayan baik, aku jadi seneng, jadi lebih semangat nulisnya, sekali lagi terima kasih ya

Sorry for typo
Happy reading

Part 2

"Saem" pekikku tapi ntah kenapa malah derdengar lirih di telingaku sendiri

Pria yang aku panggil saem hanya bergumam masih tetap memakan bekal buatanku

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku sembari mengusap mataku cepat, agar ia tak tau jika aku menangis, ya walaupun aku tau jika ia sudah tau

"Makan" jawab saem enteng

Aku mendesis, padahal bukan itu maksudku

"Bukan itu maksudku saem, kenapa kau makan bekalku?" tanyaku lagi dengan nada sebal , ya memang aku benar-benar sebal juga

"Oh ini bekalmu? Aku tadi melihatnya di sini dan kau sepertinya tak berniat untuk memakannya, jadi aku fikir sayang kalau bekal ini kau buangkan? Jadi aku menyelamatkannya dari neraka" jawab saem santai, ia mengusap mulutnya dengan tissue yang sudah aku persiapkan jadi satu dalam kotak makan

"Ahh lupakan" aku kesal , ntah kenapa aku kesal , entah karena baek oppa yang mengabaikanku atau karena bekal makanan itu, entahlah yang pasti aku kesal

Aku menatap tangan saem yang tiba-tiba menyodorkan lollipop ke arahku

"Katanya lollipop bisa meringankan stres" kata saem sembari tersenyum manis ke arahku, sangat berbeda dengan wajahnya semenit yang lalu yang terlihat sangat mengesalkan, senyumnya pun berbeda

Aku menerima lollipop dari saem dan langsung membukanya karena jujur saja aku memang sedang stres hari ini, anggap saja saem adalah cenayang

Cukup lama kami hanya diam dengan posisi bersebelahan, sebelum akhirnya aku membuka suaraku

"Gomawo saem, lollipopnya sedikit merilekskanku" kataku , apa kalian janggal dengan bahasaku yang menggunakan bahasa banmal pada gurunya sendiri? Ya karena aku lumayan dekat dengan saem , karena dia juga guru pengajarku waktu aku masih di ajaran tahun pertama

Dulu pertama kali aku masuk ke sekolah ini, aku sangat frustasi karena aku tak bisa berbaur dengan teman-temanku lainnya karena aku tergolong introvert , aku selalu menghabiskan waktuku di atap atau nggak di perpustakaan.

Ketidak sengajaan mempertemukanku dengan saem di atap sekolah, saem selalu memberikan semangatnya untukku agar aku tak putus asa, akhirnya waktu kenaikan kelas lebih tepatnya 6 bulan yang lalu aku bertemu soojung, teman pertamaku di sekolah ini

"Sekarang sudah baikan eoh?" tanya saem

Aku tak menjawab , aku hanya bergumam sebagai jawaban

"Kenapa lagi sekarang? Apa kau di jauhi teman-temanmu lagi?" tanya saem padaku , sontak saja aku memelototkan mataku kaget, kenapa saem bisa membuat kesimpulan seperti itu

"Kau mau membuat matamu meloncat keluar eoh?" cibir saem, tapi aku tak menghiraukannya

"Tak ada yang menjauhiku saem, kenapa kau bisa berkata seperti itu?' tanyaku mencoba menyembunyikan keterkejutanku tapi sepertinya tak berhasil

"Lalu? Apa pacarmu?" aku akui saem memang cenayang handal, dia bisa menebak apa yang ada dalam otakku tanpa aku mengatakannya

"Jangan berlarut , lakukan apa yang hatimu inginkan" saem tersenyum ke arahku

My Lovely Teacher [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang