Back to 'SMP' School

78 2 0
                                    

Tersebutlah suatu ketika, ketika sebuah keterlupaan sengaja melewati syaraf kesadaran. Tanpa disengaja membentuk sebuah pertanyaan 

"Mah, apa kabar si Ika yah?" disuatu siang, terduduk didepan tv dengan ibuku disana yang merangkap sebagai Target Orang Yang layak Kuganggu apapun yang sedang ia lakukan, karena memang hanya ada dia dirumah ini. dan aku bungsuuu,

Oh, Dios. Hidup pengangguran ini membuatku sedikit Kesepian atau sebaliknya. "Banyak" kesepian menggerogoti sebagian hatiku, yang kualihkan dengan prinsip
" Tidak butuh apa-apa"

Lewatkan saja diriku, aku bukan pantas untuk di perbincangkan.

Jadi ceritanya aku sepintas dalam ruang, sekelebat lewat, secara tiba-tiba otakku mencari Profil orang 'hilang' yang hampir tak kuingat lagi.

Lost contact, bukanlah kesalahan yang patut dibebankan terhadapku. Namun ibuku selalu menyalahkanku dan menyebutku 'Dusun'

"Jadi orang itu jangan dusun, bergaul. Tanyain noh kabar temen2 lu, smsin kek, telpon kek ,datengin kek. Jangan nguplek terus dirumah kaya mau beranak"

Asalkan dunia tau, sulit sekali berargumentasi, dan menjadi tokoh protagonis yang hanya tertunduk atau berkespresi marah dengan mulut tergagap tanpa menjelaskan apapun.

'Sasa, udah Whatsapp kok. Tapi Ceklis, ganti nomer kali? Inbox fb juga gak bakal sampe, wong baru buka malah ketarik sama status baru orang. Kemakan waktu, lupa , gak jadi, gak kesampean deh inboxnya, gak di sengaja kok mah.'

Sialnya, semua itu hanya dapat ku pendam dikepala, bila saja aku benar terucap. Yang ada mama ku nanti malah nanya whatsapp apa? Fb apa?status apa? Blablabla?

Duh, males deh gue ngejelasinnya Maaf yah mah bukan apa-apa ma'am, masalahnya sasa kayaknya tidak ditakdirkan menjadi guru. Mungkin kalo bisa diukur, kesabaran sasa cuma seruas jari. Hilang menguap, nanti jatuhnya durhaka ngomel2.


Hening

Aloha! Bukannya disini aku ingin cerita? Baiklah aku akan bercerita tentang sebuah cerita yang menjadi bagian dari cerita ini.
Berkisah bagaimana pertemananmu kandas tanpa perselingkuhan, tikungan, berantem-beranteman, rasa iri, dendam, kesalahan fatal, atau perbutan lainnya yang tidak cukup dewasa.

Satu yang mungkin menjadi Big Sub dalam perpecahan tanpa arah ini, berspasi, bertulis miring, tanpa tanda kurung,


Waktu

Kurasa temanku ini yang kutulis dalam konteks ini, bukan dalam jalur kasus pembunuhan atau kriminalisasi lainnya. Jadi, aku tidak melakukan apa yang dilakukan KPI.
Kau-tau-maksudku-bukan?

Akan kubeberkan

Aku punya seseorang teman bernama Ika, hai Ika \(^-^)/ hai juga teman Ika.

Duh, kaya ada reader aja disini °=°

Ika itu teman satu SMPN ku
Dia cantik, karena dia baik. Dia juga cantik karena emang begitu keadaannya

Suatu siang tiba-tiba aku keingetan ajah. Dan mulai mundur-mundur kebelakang.

Ika ini pinter, dan mungkin orang paling tulus yang aku lihat sejauh ini. Ka, kepalanya jangan jadi besar yah.

Dulu itu aku gak punya komputer, koneksi internet, juga printer. Boro2, hape esia yang harganya 99 rb aja aku gak punya. Suka sedih, kesel kali dapet tugas kliping. Di print, karena aku tuh gak punya fasilitas mendukung. Disekolah ada komputer? Iya tapi gak berguna, percuma. Nyusahin aja tugas jatohnya

Ada warnet? Ada, tapi ngeprint tuh mahal, emak suka ngomel. Sangkain nyelundupin dana, padahal emang ngeprint satu lembar berwarna itu seribu.

Emak ngasih kok duitnya, tapikan tugasnya itu tangguh sekali. Dateng mulu, gak ada abisnya sampe ujian semester. Gak enak jugakan, sungkan. Apalagi kalo tau emak emang lagi gak ada.

Apalagi aku ini meski gak cantik, tetep pemalu. Kalo buka pintu warnet, pasti semua orang langsung nengok ke aku dengan tatapan intimidasi. Gimana gak grogi?

Alhasil, aku selalu kerumah Ika, jam sepuluh malem. Malem-malem kerumah orang, hampir tiap hari, numpang ngeprint sama nyari. Gak etis sama sekali

Suka gak enak sama ibunya, tapi yah gimana? Kupendam aja rasa gak tau diri.

Dimanapun Ika disana
You're the real MVP :')

Ika ini bukan jenis manusia Individual dan emosional. Walau dia kadang keliatan sendiri atau jarang kumpul berkelompok.

Ika ini jenis manusia yang harus dilestarikan, dia Pinter tapi mau berbagi gak kaya orang-orang lain ehem! Hahaha..

Dia itu gak gampang emosi, walau aku tau dia udah hampir meledak. Marah-marahnya itu gak ada efeknya, hahahaha

Aku harap dia tetap baik sampai saat ini.

Aku sih ngerasa gak tau diri, gak pernah maen kerumahnya semenjak lulus, atau bahkan pas Lebaran. abis gak enak gak bawa apa-apa

Dulu kerumahnya bawa beban, masa sekarang aku kerumahnya gak bawa apa-apa? Kan malu

Dan Ika, aku gak tau sampai waktu kapan kita ketemu lagi.

Seauatu yang belum aku sampein itu

Terimakasih

Aku kaya udah mau putus usia aja hahahaha...

Ika bagus untuk membentuk karakter diri, aku harap orang-orang disana punya satu teman seperti ika.

aku juga berusaha niru dia, jadi pinter , control emosi, dan berusaha baik juga ramah seburuk apapun orang lain itu.

Walaupun sampai saat ini aku belum maksimal

Seperti kata mamaku,
"Gue mah kalo jadi dia males banget temenan sama lu. Dia udah mana cakep, pinter ,baek. Mau aja temenan sama lu yang jelek, item, kaya gitu"

Mama nyakitin! Tapi emang ada benernya sih.

Pokoknya, sampaikan ucapan Terimakasih-ku sebanyak-banyaknya untuk Ika yak

Btw, Ika itu nyata. Hahaha.. Nanti ada yang tanggap, kalo ini cuma tulisan.

Padahal gak, ini itu kenangan.

Ps; dia itu orang yang bikin orang lain make bahasa Aku-Kamu yang halus2 sopan gimana gituh, badahal aku sendiri kadang egen dan gak biasa. Biasanya gue-elo bahkan sama emak sendiri. Mungkin karena dia manusia ber-efek, jadi udah kaya profesional aja ngomong make bahasa itu juga kalo lagi cakap2 sama dia. Cthnya

Ika: "witri, kamu udah kerjain tugas xy Belom?"

Aku: "belom ka, emang ada yak? Aku lupa"

Dewi: "yang bener lu wit?"

Aku: "iya wi, gue lupa. Lu emang udah?"

Nah walaupun disitu ada temen yg laen, cara ngomong aku kepisah. Gak cuma aku, orang lain juga begitu kedia

Emejing sekali si Ika

Btw, lagi. aku juga nemuin temen yang kaya gitu, ditempat kerjaku yang dulu.
Bedanya kalo dia gak membawa dampak besar, dan jarang-jarang.

Tapi,
Pokoknya Approve deh buat orang-orang seperti mereka

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang