Kembalilah

36 2 0
                                    

Sang kubah malam nampak gemilang bertabur bintang, kelam yang begitu menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sang kubah malam nampak gemilang bertabur bintang, kelam yang begitu menenangkan. Itu bagi Azka, entah bagi orang lain! Terduduk di atas bukit dengan tangan lembut ia genggam, seakan takut saat ia lepas sang empunya tangan ikut terlepas, Azka tak mau itu bahkan dalam mimpi terburuknya sekali pun. Biar kan seperti ini, Andara miliknya dan hanya untuknya.Temaram lampu kota bagai bintang di daratan, menjadi saksi rasa cinta Azka untuk Andara.

"Terima kasih karena selalu ada" Azka menatap Andara dalam, senyum indah menghiasi bibir keduanya. Ya terima kasih pada Andara, yang sudah menemani Azka 3 tahun ini tanpa lelah, tanpa bosan. 3 tahun bukan waktu singkat untuk saling berbagi, saling menjaga. 3 tahun waktu yang cukup panjang dan Azka bersyukur Andara-nya selalu bertahan disisinya. Sedangkan Azka tak pernah tahu, Andara adalah seorang perempuan yang dimana ia merasa lelah dan tak sanggup lagi untuk berjalan mengiringinya maka ia akan berhenti, beristirahat sejenak lalu berbalik. Azka hanya tahu, Andara selalu tersenyum untuknya dan mengatakan bahwa Andara sangat mencitainya.

"Aku akan selalu ada selagi aku mampu untuk ada" Andara tersenyum miris, Azka mendelik tak suka dengan jawaban Andara. Apa maksudnya? Andara berniat meninggalkannya? Atau apa?

"Apa maksud kamu?" tanya Azka dingin, Andara tertawa miris dalam hati.

"Bukan apa-apa. Malam ini terlalu indah untuk dimulai dengan pertengkaran" Menatap pada lampu temaram kota Andara termenung, sebenarnya ia merasa takut ia akan lelah dan berakhir meninggalkan Azka. Andara terlalu mencintai Azka hingga ia takut kehilangan, pun sebaliknya.

Azka menghela nafas, membiarkan malam-nya menjadi sunyi. Jika tadi Azka merasa malam nya tak terasa kelam, maka sekarang Azka merasakannya. Untuk pertama kalinya malam-nya dan Andara terasa kelam diselimuti rasa takut, takut kehilangan, takut di tinggalkan.

Karena cinta bukan tahanan, yang harus dipenjarakan lalu dibebaskan.
Tapi cinta adalah cinta, menggenggam selagi ingin digenggam dan merelakan saat ingin dilepaskan.
Cinta bukan ke-egoisan, karena cinta dan egois mereka adalah rasa yang diciptakan berbeda.

***

Azka berjalan menyusuri koridor sekolah, menebar senyum pada setiap perempuan yang menyapa serta memberinya senyum. Azka adalah pria tampan yang di idolakan, ia selalu tersenyum dan seakan memberi harapan pada mereka yang mengidolakannya dan hal itu pula-lah yang selalu menjadi bahan pertengkarannya dengan Andara karena Andara merasa cemburu. Hubungan mereka memang tak di ketahui oleh siapa-pun bahkan teman terdekat mereka pun tak tahu, dan Andara selalu merasa tersiksa akan hal itu karena teman-temannya bahkan teman terdekatnya yang memang menyukai Azka selalu bercerita apapun mengenai Azka padanya. Tadi Azka senyum sama gue, ah gue melting banget-. Dara, tahu engga? Tadi gue makan dikantin bareng Azka, dia duduk di depan gue dan dengan baik hatinya dia bayarin. Dan cerita-cerita lainnya yang selalu berhasil menohok Dara hingga relung hati terdalamnya, bahkan Azka tak pernah mengajaknya makan bersama di kantin, Azka tak pernah mengajaknya menonton di bioskop seperti gaya pacaran anak jaman sekarang, makan di kafe pun tak pernah. Azka hanya akan mengajaknya ke bukit dan tempat-tempat lain yang mana hanya ada mereka berdua. Azka seakan tak ingin orang melihat ia bersama Dara dan kabar hubungan mereka tersebar luas, apa Azka malu memiliki pacar seperti Dara? Kalau iya, kenapa dulu Azka menyatakan cintanya pada Dara?.

Kelakar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang