Ketidakmungkinan

34 5 0
                                    

Ini cerita pertama yang aku post di wattpad semoga suka dan jangan lupa vote serta komen- nya :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini cerita pertama yang aku post di wattpad semoga suka dan jangan lupa vote serta komen- nya :D

Sebelum baca cerita ini lebih baik download dulu Ketidakmungkinan (Yang selalu kusemogakan)-Rizky Jondi Nasrulloh anggap aja itu sebagai sountracknya, biar lebih nyess :D

Happy Reading gaiss

***

Mentari siang ini begitu terik hingga menyengat sampai ke ubun-ubun, di tengah lapangan sana Azka berlari menggiring bola, memantulkan lalu menangkap dan begitu seterusnya hingga dekat pada ring dia mulai mengambil ancang-ancang melempar hingga melambung masuk ke dalam ring. Sorak sorai teman-temannya riuh memenuhi lapangan, tak hanya itu siswa-siswi yang tengah menyaksikan pertandingan Basket antar sekolah itu pun ikut bersorak menjeritkan nama Azka, mengangkat banner dan proferti lainnya tinggi-tinggi. Azka tersenyum puas, walau keringat mengucur deras hingga baju basketnya nyaris seperti baru dicuci dan belum sempat di jemur karna tak menemukan sedikitpun bagian kering, semua basah hingga menempel pada tubuh atletisnya. Azka merasa lega dapat mencetak skor akhir dipertandingan yang menghantarkan tim-nya menjadi Juara. Azka menghampiri lawan-lawannya dari SMA Husada yang menampilkan wajah kecewanya karena tak berhasil membawa kemenangan untuk kebanggaan sekolah, Azka bersalaman ala pria, tersenyum menyemangati seakan berkata masih ada hari esok. Tim SMA Pelita -timnya Azka- berkumpul, berpelukan saling menyalurkan kebahagiaan atas kemenangan dan rasa bangga mereka pada Azka sang kapten yang telah berhasil membawa nama SMA mereka sebagai pemenang. Azka memang hebat!

Azka berjalan menuju pinggir lapangan, tersenyum manis pada gadis yang tengah berdiri dengan botol minuman disamping tasnya. Azka mendekat, lalu memeluknya seakan menyampaikan bahwa ia bahagia, sang gadis tersenyum, mengusap punggung Azka yang basah karena keringat.

"Selamat!" bisiknya hampir tak terdengar, tapi karena ia menyampaikannya tepat di samping telinga Azka tentu Azka dapat mendengarnya.

"Azka selalu hebat" melepas pelukan ia tersenyum lebar pada kekasihnya, Azka memang selalu hebat. Ia tak pernah mengecewakan, selalu menjadi yang terbaik untuk siapapun.

"Aku harus pergi, tadi aku dipanggil Bu Dwi. Sebenarnya sih harus dari tadi, tapi ngga mungkin aku melewatkan pertandingan pacarku 'kan?" Azka terkekeh, mengacak pelan rambut gadisnya.

"Yaudah sana. Nanti kamu dimarah sama Bu Dwi, kuping aku juga yang jadi korban nanti" Andara mengerucutkan bibir dan mendengus sebal, ia tahu Azka tidak serius karena Azka selalu setia menjadi pendengarnya. Andara memang selalu menceritakan segala hal apapun pada Azka tak perduli kuping Azka yang bisa saja merasa pengang karena ia tahu Azka-nya akan selalu mendengarkannya.

Kelakar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang