Lamaran Datang

1 0 0
                                    

Malam ini aku merasa kosong dalam dada, serasa dunia diam dan membuat ku beku.

Ya Allah aku tak percaya akan secepat ini, di hadapan ku duduk seorang pria dewasa dengan pakaian formalnya dan tak ku pungkiri jantung ini berdebar tak menentu, entah mengapa aku merasa risau dan khawatir.

Ku tatap rombangan orang yang datang bersamanya, aku menunduk takut. Kakak beserta nenek ku duduk di samping ku dengan tenang sangat kontras dengan aku yang justru rasanya ingin pergi menjauh di tengah-tengah suasana tegang dan canggung ini.

"Jadi begini, Nak. Maksud kedatangan kami kemari adalah mengantar Nak Farhan, dia adalah kerabat saya.."jeda sejenak, aku semakin gugup bahkan tak sanggup menganggat wajah. Aku tahu Bapak ini. Pak Ramli, beliau adalah tetangga ku satu kampung.

"Nak Farhan ini sedang mencari calon istri dan saya coba mengajukan Nak Risa sebagai calon istri. Saya kenal Nak Risa, Nak risa adalah gadis baik. Apakah Nak Risa bersedia?" Tanya Pak Ramli, ku tatap Kakak laki-laki serta nenek di sampingku. Mereka menatapku seolah berkata "keputusan ada di tangan mu, terserah kamu akan menolak atau menerima"

Ku tatap laki-laki itu sejenak, melihat aku yang risau Pak Ramli melanjutkan "Begini Nak Risa, Nak Farhan ini adalah seorang pengusaha kaya. Usahanya dimana-mana, ia punya tanah dan sawah" laki-laki itu tersenyum, aku meringis.

"Maaf sebelumnya Pak Ramli, apa saya boleh bertanya pada Mas Farhan?"

"Oh silahkan Nak Risa"

"Mas?"

"Iya, dek?"

"Apa agama mu?"

"Agama mas islam"

"Siapa Tuhan mu" Laki-laki itu mengeryit heran sebelum menjawab.

"Allah"

"Apakah kamu sering meninggalkan sholat" dia diam, aku mengerti.

"Apakah kamu sering membaca Al-Qur'an?" Lagi-lagi dia diam, aku tersenyum maklum

"Bisa tolong bacakan aku 1 ayat di surah Ar-Rahman beserta artinya?" Ia masih diam dan berpaling muka malu, semua orang disana diam tak ada yang berani bersuara. Aku masih menanti jawabannya, hingga beberapa lama ia masih diam dan aku mengangguk paham.

"Maaf sebelumnya. Mas aku mencari suami bukan hanya untuk jadi tulang punggung tapi yang dapat menjadi imam yang mampu membimbingku ke syurga, lelaki yang bertanggung jawab pada Tuhan dan keluarga. Lelaki yang bukan hanya mencintai istri tapi juga mencintai Tuhannya yaitu Allah".

Ia semakin tertunduk, tak perduli ucapanku keterlaluan tapi aku memang paling tak suka orang yang membanggakan hartanya.

"Harta yang kamu miliki hanya untuk dunia yang sementara tapi sholat yang kamu jaga akan jadi bekal di akhirat yang kekal. Jika Allah saja kamu tinggalkan bagaimana kamu bisa setia pada istrimu? Aku memang bukan wanita sholehah tapi aku mencari pria sholeh yang mampu membimbingku menuju jannahnya bersama-sama" aku menarik nafas pelan, lalu menatapnya yang menatapku dalam.

"Jadi maaf mas, aku tidak bisa". Dia mengangguk mengerti, lalu tersenyum tulus. Aku mungkin telah mempermalukannya jika setelah ini dia membenci ku, wajar saja.

"Mas mengerti, semua wanita pasti ingin laki-laki yang baik untuk menjadi pendamping hidupnya dan mas mungkin bukan laki-laki yang tepat untuk kamu. Mas paham dan kamu tak perlu sungkan" aku menatapnya tak enak hati.

"Kalau begitu, kita pamit. Maaf telah mengganggu waktu kamu dan keluarga"



7 November 2018



Laakrn

Kelakar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang