Hujan

13 0 0
                                    

Ketika rinai hujan mengalun merdu, asa justru membawaku pada sembilu

💔

Detak jam terasa memekakan dalam kesendirian yang sunyi, merisaukan hati yang gundah nan resah, membakar emosi yang tertahan lama dalam bisu.

Dulu, dihari ini pada bulan serta tanggal yang sama semua masih terasa indah. Tak ada sepi, ruang bagai berpenghuni ratusan orang penuh kebahagiaan.

Dulu, dihari ini pada bulan serta tanggal yang sama semua masih terasa hangat. Tak ada dingin yang terasa membekukan hati.

Dulu, dihari ini pada bulan serta tanggal yang sama kau masih berada disini, memeluk ku erat penuh cinta.

Dulu, dihari ini pada bulan serta tanggal yang sama semuanya lenyap tak bersisa, meninggalkan kelam yang menyiksa.

💔

Tawa bahagia bagai penghias indah romansa insan jatuh cinta, berlarian mengitari ilalang penuh dandelion tak memperdulikan kalau saja diantara jajaran ilalang dengan dandelion itu tumbuh, tumbuhan berduri. Karena jika salah satu tertusuk duri maka yang lainnya akan mengulurkan bahu menumpu kesakitan yang sama.

Langit begitu cerah bagai ialah sang pendukung kebahagiaan dua insan itu, angin menerpa menghembuskan kesejukan, bagai tengah mengajari cara menari meliuk-liuk pada ilalang. Suara tawa berlarian mengikuti angin, namun tak hilang.

"ahahahaha, EJa geli ahahaha". Sang gadis meliuk-liuk terduduk diantara ilalang, menggerakkan tangan menjauhkan tangan kekasihnya dari pinggangnya yang terus digelitiki sang kekasih.

"ahahaha Ejaaaa" ia berteriak tak lantas memekakan justru bagai bumbu kebahagiaan.

Eja berhenti menggelitik pinggang sang kekasih, ia melingkarkan kedua tangannya didepan perut gadisnya, menumpu dagunya pada pundak sang gadis.

Avida Mentari atau Avi, Avi-nya Eja. Bagi Eja Avi-nya bagai hujan ditengah terik mentari, bagai air di saat dahaga, bagai lautan diantara keringnya daratan. Bagi Eja Avi-nya bagai sumber air, mau bagai manapun bentuknya, entah air laut, air gunung, atau air sungai sekalipun ia tetap sumber kehidupan dan Avi adalah sumber kehidupan untuk Eja, cinta Avi yang tulus selalu membuat Eja tenang selalu membuat Eja merasa hangat dan dicintai sepenuh hati.

"Avi sayang Eja". ungkap Avi kala hening.

"cuma sayang?" goda Eja, Avi terkekeh. menoleh kepala kebelakang menatap wajah Eja yang tengah memeluknya. Lama mereka terdiam dalam tatap.

"Cinta, cinta banget malah" kata Avi malu, pipinya sudah bersemu merah membuat Eja gemas. Avi-nya, walau sudah 1 tahun mereka bersama tapi tetap saja selalu tersipu saat Eja menggodanya jadi jangan salah kan Eja yang suka menggoda Avi karena Avi akan terlihat lucu saat malu membuat cinta Eja semakin bertambah disetiap detiknya, oke mungkin ini memang terdengar konyol atau lebay tapi memang begitu keadaannya cinta Eja untuk Avi tak pernah pupus, cinta Eja itu bukan tak pernah padam, kalau di ibaratkan api yang walau di siram dengan seluruh lautan tak akan padam bukan seperti itu istilahnya apa ya? pokoknya Eja mana tega ngebakar hati Avi sampai tak bisa padam, kasian nanti Avi-nya gosong. Eja bergidik membayangkan pikiran melanturnya.

Cinta Eja buat Avi itu engga kayak cinta-cinta ABG jaman sekarang, yang kalo udah busuk ya dibuang, kalo udah ga cinta ya di tinggal. Umur Eja udah 23 dan Avi 21, niatnya Eja pengen sampai ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan tapi Eja masih ngerasa terlalu muda, belum bisa nyari kerja yang bener buat nafkahin Avi, kuliah aja dari transferan orang tua, Eja mau ngasih makan apa sama Avi? bubuk cabai yang cabainya dari maling di kebun orang? kan kasian Avi-nya. Udah di cinta-cinta, di puja-puja tapi di sengsarakan.

Kelakar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang