Desir angin berhembus membuah dingin, tiada matahari bersinar yang ada hanya temeram bintang menempel sempurna di langit malam gulita. Semilir angin mengayun ombak pasang surut menyapu pasir putih yang samar, empat buah ban milik kendaraan dua pintu warna hitam bertengger.
Duduk seorang namja berhias topi diatas kap mobil dengan kepulan asap sebagai lawan bicara, sudah empat Batang dan ini yang kelima puntung rokok berserakan di pasir yang tak tersentuh ombak.
Pemandangan hening menjadi sajian tidak menarik satu jam kebelakang, yang lebih menarik perhatian adalah jok mobil samping kemudi yang berpenghuni.
Kepala Ji-yong mewakili hatinya yang penasaran dalam satu menit dua sampai tiga kali kepala itu mengarah kebelakang, memastikan penumpangnya aman.
Geliat jaket tebal mulai terlihat di detik penasaran Ji-yong, sret suara kaca mobil samping kemudi turun teratur selanjutnya greb pintu mobil terbuka dan tertutup.
CL menyeret langkah tanpa sepatu hak tinggi yang sengaja ditanggalkan nya didalam mobil mewah yang kap nya dijadikan sofa oleh Ji-yong.
Kepala CL menoleh kanan kiri kiri kanan seraya merapatkan jaket kebesaran yang menempel tak sempurna ditubuh kecilnya, kedua tangannya lancar menarik kebawah dres yang dikenakan dan sial sepertinya dress itu tidak cocok dikenakan dipantai dimalam hari.
Ji-yong menyambut CL dengan tatapan datar seraya membuang puntung rokok yang lagi-lagi hampir habis isap
"Omoo berapa lama kita disini sampai sampah rokok sebanyak yang aku lihat"
CL menyeret langkah mendekati Ji-yong dan sampah rokok
"Bagaimana kepalamu"
Ji-yong turun dari kap mobil dan berdiri menyambut CL
"Aku belum terbiasa dengan Corona, akan membaik sebentar lagi"
CL naik dan duduk manis di kap mobil Ji-yong
Ji-yong diam, namun tidak dengan tangannya yang terampil merapatkan jaket miliknya yang dipakaikan di tubuh CL yang hanya menggunakan dress minim, selanjutnya dipakaikannya topi yang digunakannya kepada CL.
"Oh"
CL meraba topi hitam yang sudah menempel di kepalanya
"Hanya untuk berjaga-jaga"
Ji-yong ikut duduk kembali diatas kap
"Gomawo"
CL mengangguk
"Kau tidak keberatan"
Tanya Ji-yong menatap CL yang sedang menatap lima puntung rokok
"Mungkin kita memang butuh bicara"
Kata CL melirik Ji-yong
"Kau tidak marah"
Kembali Ji-yong bertanya
"Hanya tidak kentara"
Jawab CL lugas
Hening setelahnya, yang ribut hanya angin dan ombak yang beradu kencang
Dalam sepersekian detik tidak ada suara dari kedua insan yang mulai menjalin hubungan selama enam tahun kebelakang.
"Bagaimana dengan Nana"
CL memulai pembicaraan yang lumayan canggung, Ji-yong menoleh ke arah CL seketika
" Aku selalu ingin tahu"
CL menunduk merapatkan kembali jaket hitam tebal yang dikenakannya
"Dia adalah wanita yang baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
All I need
FanfictionTuhan, apa yang kau berikan pada isi kepalaku telah aku lakukan, membuat luka benda tumpul dirongga hatinya entah di bagian mana, apa yang seharusnya terjadi nanti? sekuat aku menaruh hati besar padanya sekuat itu pula pikiranku kalut bahwa yang nya...