CL berontak, tangan dan kakinya bergerak ke sembarang arah ketika yang menjadi pendingin kulitnya yang putih bukan hanya udara angin dingin, air kolam membasahi dari ujung helai rambut hingga ujung kuku kaki ditambah rasa kaporit yang tertelan membasuh tenggorokan.
CL berontak dicengkram air mantel bulu menjadi semakin berat kaki panjangnya yang dibalut hak tujuh centi tak juga menemukan pijakan akibat kedalaman kolam yang melebihi tinggi tubuhnya yang tidak seberapa.
Tak ada gerakan kepala muncul kedaratan atau tangan yang memberi isyarat bahwa ada yang sedang tenggelam, yang ada hanya air kolam yang berombak menandakan sesuatu sedang bergerak didalam.
CL setengah mabuk saat tubuhnya terhuyung masuk kedalam empuknya air, kini didalam jauh didalam air CL tak bisa lagi berbuat karena mantel bulu begitu kuat menyerap air, kaki kanan dan kirinya yang dibuat licin oleh hak tujuh centi membuatnya kesulitan berdiri.
CL sudah lelah meronta karena pergerakannya tak jua membuatnya bisa menghirup udara diatas, perutnya sudah penuh dengan segar kecutnya air kolam yang masuk melalui mulut bahkan terisap oleh hidung.
Detik dimana CL lelah terjadi, dimana tak ada lagi yang bergerak dari CL, matanya terkatup seluruh tubuhnya lemah tertarik air lebih dalam, tubuhnya yang berat semakin terbenam ditelan air perih.
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
TujuhByurrrrr
Suara air kolam djterjuni sesuatu terdengar lagi, ombak air kolam kembali membesar setelah beberapa saat tadi mengecil. Seseorang menjatuhkan diri tepat di samping dimana CL terhuyung jatuh ke kolam
Kakinya yang terlebih dulu turun, sementara bagian kepala berada diatas.
#GDSIDE
Setelah melepas jaket kulit yang kugunakan kuhempaskan tubuh masuk ke air yang tingginya sekitar 13 cm, itu adalah petunjuk yang kubaca tadi sebelum kaki dan tubuhku basah seluruhnya.
Shit air kolam ditengah malam mencekik ku dengan dingin yang seperti paku, menusuk sekujur tubuh.
Aku berpijak sekarang, masih dengan alas kaki yang kugunakan aku berdiri dilantai kolam yang jauh dibawah.
Sekuat tenaga ku buka mata mencari sesuatu yang tadi kulihat limbung lalu jatuh.
Mantel bulu warna hitam melambai diterpa ombak air, gaun mini yang menjuntai melayang-layang terseret arus yang aku ciptakan, wajahnya tak jelas akibat rambut panjang yang terurai menutupi sebagian wajah, sisanya berantakan diberbagai sisi.
Oh apakah aku sedang melakukan pemotretan dibawah air?
Pemandangan yang kulihat begitu indah, wajahnya yang putih menjadi sinar didalam kolam gelap 13 meter yang kami pijaki sekarang.
Kepalanya menoleh kearah ku, rambut yang mengumpul didepan wajahnya pun buyar dan kini kelopak matanya membuka dengan wajah bersih tanpa halang, manik matanya menatapku sekilas kemudian mengatup sempurna.
Aku berenang sekuat tenaga membawanya dalam dekapan tangan kiriku, membuka mantel yang memberatkannya dan menariknya membawa keatas menghirup udara.
Aku bersumpah jika itu bukan keadaan yang bisa mengantarkan kami ke kematian aku ingin tetap dibawah sini, menikmati indahnya Surai dan gaun putihnya yang melayang-layang dengan wajah putih bersih itu adalah pemandangan terindah bak hadiah Natal akhir tahun.
Tubuhku memang kerempeng, namun kini aku sudah berhasil membawanya menikmati permukaan, membaringkannya ditepian, memompa bagian dada yang kini telanjang berusaha membuatnya batuk dan bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I need
FanfictionTuhan, apa yang kau berikan pada isi kepalaku telah aku lakukan, membuat luka benda tumpul dirongga hatinya entah di bagian mana, apa yang seharusnya terjadi nanti? sekuat aku menaruh hati besar padanya sekuat itu pula pikiranku kalut bahwa yang nya...