3S :: (8) Di Sini Sakit atau Aku yang Sakit?

47.6K 3.8K 294
                                    

3S :: (8) Di Sini Sakit atau Aku yang Sakit?

================================

Beberapa menit setelah Mason menangis, tubuhnya demam tinggi dan aku langsung membawanya ke dalam rumah. Berabe, jika dia mati konyol karena kehujanan dan menangis di bahu seorang cewek selama lima belas menit tanpa alasan jelas. Mama yang saat itu sedang keluar dari ruang kerjanya, terkaget melihatku memapah Mason. Dia membantuku tanpa bertanya lebih lanjut. Mama memang orang yang tahu kapan untuk berkoar atau diam.

Mama dan Mbok Minah menggantikan baju Mason yang basah sementara aku sibuk memasak air hangat untuk mengompres dahi Mason. Lagipula, aku gak mau dan gak akan bisa melihat Mason sedang di ... you guys know what I mean.

Sekarang, ketika Mama telah mengompres dahi Mason, dia meninggalkan kami berdua. Oh, tidak. Sebenarnya meninggalkan aku yang sedang menunggu Mason untuk siuman. Benar, cowok ini pingsan. Ya, Tuhan. Kenapa Vampire bisa-bisanya sakit?

Kuambil handuk yang tertempel di dahi Mason. Baru saja aku hendak memeras handuk yang telah kucelupkan di baki berisi air hangat, mata cowok itu terbuka perlahan. Dia melihatku dengan tatapan yang ... tidak bisa kuartikan.

"Kamu gak apa-apa?" tanyaku, memeras handuk lalu menempelkannya di dahi Mason. "Tadi kamu pingsan."

"Sakit," gumam Mason tiba-tiba sembari melihat pemandangan di luar kaca. Masih hujan.

Aku bergeser sedikit ke tepi tempat tidur sehingga bisa melihat wajah Mason. Namun, hanya tatapan kosong yang kudapatkan. Mason seolah--mati rasa.

"Sakit di mana?" tanyaku ragu.

Dia menoleh ke arahku, lalu terbahak tanpa alasan jelas hingga air matanya merebak. Aku memberengut. Mason adalah cowok paling aneh yang pernah kutemui dan selalu melakukan hal di luar ekspetasiku.

Tapi, itu yang membuat lo suka dia 'kan? Benakku mencemooh, hampir saja aku mengumpat andai saja tak sadar sedang berada di mana dan dengan siapa.

Tiba-tiba saja, Mason mengambil tanganku. Lalu dengan tangannya, dia memaksaku menyentuh dadanya. Oke, dia sudah gila. "Di sini. Sakit, banget."

Aku menatapnya, dan Mason balas menatapku seolah kami berada di drama atau apa. Tanganku masih menyentuh dadanya dan itu sangat aneh. Aku mencoba melepas pegangan Mason yang kuat, tapi dia malah mengeratkannya. "Gue kira, Vampire gak mungkin bisa sakit hati karena bahkan, hatinya udah gak berfungsi lagi. Tapi, gue, sekarang ... bener-bener sakit. Di sini."

"Sebenernya ada apa?" aku semakin bingung.

Mason melihat kedalaman mataku, dia sama sekali tidak bersusah-susah untuk menjawab pertanyaanku tadi. "Promise that you'll never leave me."

Aku semakin takut--dan terkejut.

"Mason, kenapa?"

"Gue takut keilangan lo." Jawab Mason simpel, dia menggenggam tanganku lebih erat, lalu menurunkannya ke atas tepi tempat tidur. Sekarang, aku semakin bingung karena merasa seperti istri yang sedang menjaga suaminya yang sakit keras atau apalah itu.

Aku sama sekali tidak bisa pergi dari sisi Mason. Tangannya itu, lho. Dia seolah tidak membiarkanku keluar barang sedetikpun. Sekilas aku melihat Mason melayangkan senyum jahat dan seolah berkata lo-gak-bisa-kabur dan itu sangat menyebalkan.

"Tiffany," Mason menatap langit-langit, "janji jangan ninggalin gue, ya?"

"Jangan ngaco," aku membuang muka. "Lagian, darimana sih, kamu dapet pikiran kayak gitu? Ini hidup nyata, Mas. Emangnya aku bakal pergi ke mana?"

ST [7] - Step-Sister SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang