3S :: (14) Tik. Tik. Tik.

40.4K 3.8K 267
                                    

WARNING: gue stuck lanjutin cerita, dan gue memilih untuk mempercepat alurnya. gue harap, ini gak mengecewakan♥

Yeah, di sini nyaris klimaks

Yeah, di sini too much drama

Yeah, A/N ini terlalu panjang, jadi

SALAM UNYU!

=================

3S :: (14) Tik. Tik. Tik.

=================

Orang gila yang berani-beraninya membuat Titania terluka dan merubuhkan dinding rumahku pasti bukan orang biasa. Dia punya mental yang kuat, begitu kata Papa. Papa 'kan seorang Polisi. Memangnya dia tidak takut? Namun, begitu Papa memeriksa tempat kejadian, tidak ada satupun tanda-tanda yang menunjukkan identitas pelaku. 

Titania dan Rex sama-sama khawatir tentang ini. Aku pun begitu. Mereka akhirnya memilih berada di rumah dan keluar jika ada keperluan. Mama-ku dan Mama Rex-lah yang akhirnya repot dengan tetek bengek pernikahan mereka. Papa menjaga Titania nyaris 24 jam dan memintaku bergantian jaga jika dia sudah ngantuk berat. Rex yang juga tidak mau ada sesuatu kepada Titania lagi akhirnya sering bermalam di rumahku. Aku sering kasian padanya karena tidur di sofa. Sekujur tubuhnya pasti pegal-pegal. 

Suatu kali, aku menanyakan keadaan Rex begitu aku baru pulang sekolah. Dia sudah berada di rumahku hampir seminggu, aku jadi khawatir. "Kak, kenapa gak pulang dulu aja?"

Rex mengaduk sup yang ada di mangkuknya, mematikan TV, lalu melihatku bingung. Kugerakkan kedua tungkai kaki, ragu. Senyum Rex membuatku menghentikan gerakan kaki. Dia menepuk-nepuk sofa di sebelahnya, mengisyaratkanku untuk duduk. Aku menurut dan dia langsung merangkul bahuku.

"Emang kenapa, Dek?" tanyanya lembut. Ini satu yang aku suka dari Rex, nada bicaranya selalu tenang dan menenangkan. Pantas saja, semua cewek di dunia ingin bersanding di sebelahnya. Hm, sebenarnya aku pengecualian. Aku lebih sayang Titania dan tidak ingin mengotori hubungan kami jika berani menyukai Rex.

"Tiff takut Kak Rex capek. Urusan Kak Tita, ada Papa sama Tiff, kok. Kak Rex istirahat dulu aja." Aku menatapnya cemas. Ketika dia terdiam, aku melanjutkan. "Bukannya Tiff ngusir, tapi, Tiff takut Kak Rex kecapean."

Kali ini, senyum Rex mengembang. Dia mengelus puncak kepalaku beberapa kali sambil tertawa renyah. "Mana bisa aku ninggalin Tita?"

"Kak Rex sayang banget sama Kak Tita, ya?" tanyaku tanpa sadar.

Lagi-lagi Rex tertawa. "Kalo gak sayang, buat apa aku bela-belain jaga Tita?"

"Bener juga," aku ikut nyengir.

Untuk sekarang, aku yakin Titania tidak salah memilih Rex sebagai pasangan hidupnya. Uh, bukannya aku melebay atau apa. Kau sudah baca sendiri 'kan? Rex tipe cowok idaman yang selalu ada disaat kau membutuhkan. 

Tiba-tiba aku lega.

Hari demi hari berlalu dan waktu terus berjalan. Mason dan aku masih tidak jelas hubungannya apa. Aku juga sebenarnya tidak ingin memaksa Mason berbicara atau bagaimana. Cowok itu kembali ke New York untuk memperbaiki hubungan pertemanan dengan mantan pacarnya. Tapi dia bersumpah tidak akan berpacaran dengan cewek itu ketika aku mendelik sebal padanya. Jadi, aku tidak terlalu marah. Lagipula, aku belum memberinya jawaban. Dan sebenarnya juga, dia tidak bertanya apakah aku mau jadi pacarnya. Dia hanya menyatakan.

ST [7] - Step-Sister SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang