3S :: (12) Berbenturan

41.4K 3.8K 140
                                    

3S :: (12) Berbenturan

=================

Tanpa berpikir apapun, aku langsung bangkit dari kolam dan meninggalkan Tyler. Masih sempat kulihat wajah bingungnya tadi, membuat perutku mulas berkali lipat. Beberapa penonton melihat kami bingung, ada juga yang berbisik heboh. Sebelum sempat aku kemana-mana, tangan seseorang menahanku.

"Bukan seperti yang kamu pikirkan," aku menengok, sesuai dugaanku, dia Tyler.

Mata Tyler bersinar cemas. "Aku sayang padamu sebagai teman."

Saat aku tidak menjawab apapun, Tyler menunduk sehingga mata kami bertemu. "Aku gak mungkin sayang padamu sebagai pacar."

"Kenapa?" tanyaku heran, sekaligus lega.

"Karena kamu lebih dari pacar," jawab Tyler dengan senyuman, mungkin dia senang karena aku merespon. "Kamu lebih dari itu."

"Aku gak ngerti." Aku masih heran, padahal kami baru berkenalan beberapa hari, tapi Tyler sudah menganggapku seperti itu?

Tyler menepuk puncak kepalaku pelan. "Oh, iya. Baju kita basah, nih."

Aku menunduk. Lalu tertawa karena menyadari bajuku basah total. Pantas tadi orang-orang melihat kami heran. Tyler ikut tertawa di depanku, dia membuka jaketnya. Aku tersenyum ketika dia memakaikan jaket itu di tubuhku, meski tak membantu banyak.

"Kan, tetep aja jaketnya basah," ucapku. Jaket Tyler ternyata besar, di bagian lengan, hanya jari-jariku saja yang menyembul.

Tyler memutar bola matanya. "Menutupi hal yang gak perlu diliat orang banyak."

"Apa?" aku seperti salah dengar.

Bukannya menjawab, Tyler malah menggandeng tanganku. Sekilas aku melihat pipinya memerah dan bibirnya mengerucut, tapi aku tak begitu yakin. Karena saat aku mengerjapkan mata, wajahnya kembali datar.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Ke apartemenku." Melihat wajahku ngeri, Tyler langsung tertawa dan meninju bahuku pelan. "Sial, di sana ada pengasuhku. Tenang aja."

"Kalo aku ternodai gimana?" tanyaku, masih ngeri.

Tyler lagi-lagi ngakak karena kosa kataku yang lebay. "Astaga, emangnya aku mau ngapain kamu?"

"Ngapain kek," jawabku sembari menyeringai.

"Hmm. Mungkin aku bakal nyari baju di lemari buat kamu ganti biar gak sakit. Oiya, aku nyuruh kamu mandi juga. Abis itu aku nganterin kamu pulang." Jawab Tyler dengan pose seperti orang berpikir.

"Menjelaskan semuanya," aku menyeringai lagi, membuat tawa Tyler meledak. "Jangan nodai aku, ya."

"Sial, Tiffany. Jangan buat aku ngakak lagi!" Tyler masih tertawa keras sementara aku hanya menyeringai. Dia ini lucu.

"Tyler, jangan nodai aku."

"Berhenti-pfft," dan Tyler lagi-lagi tertawa.

Kami pun berjalan menuju apartemen Tyler yang ternyata dekat dengan taman tadi. Pantas saja dia lari sore di sana. Tyler memencet bel apartemen, ketika pintu terayun, di hadapan kami tampak seorang nenek-nenek dengan apron di tubuhya. Dia tersenyum pada Tyler, lalu beralih padaku. Nenek itu hanya mengangguk sopan dengan senyum masih terhias di bibirnya. Tak berapa lama, dia meninggalkan kami berdua saat Tyler memintanya membuatkan teh hangat.

Tyler masuk ke dalam apartemennya, ketika aku masih berada di ambang pintu, dia menyeringai. Tangannya sedang sibuk melepas sepatu nike saat dia berkata, "kamu lagi gak mikir aku mau nodai kamu 'kan?"

ST [7] - Step-Sister SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang