- 2 - || Meet the Seijoh Team || - 2 -

8.4K 1.4K 301
                                    

Dari dulu ia tidak pernah mendapat perhatian lebih...

Ia selalu dituntut untuk melakukan semuanya sendiri...

Selalu dituntut untuk melakukannya dengan sempurna...

Dan ia diperlakukan seperti ia tidak pantas untuk semuanya?

_______________

"Huh, ada apa Takeda-sensei?" tanya (Name) melihat Takeda-sensei yang depresi.

"Ah, (Name)-san." sahut Takeda-sensei menoleh ke (Name), "Aku meminta Aoba Johsai untuk latihan tanding, tapi mereka menolak." jelasnya kemudian.

(Name) berkedip beberapa kali, "Aoba Johsai ya?" tanyanya yang mendapat anggukan kepala dari Takeda-sensei.

"Kenapa kau tidak bisa seperti kakak sepupumu...?"

Ekspresi (Name) sejenak berubah, sebelum akhirnya dia tersenyum pada Takeda-sensei.

"Saya akan mengunjungi Aoba Johsai dulu, sensei." ucap (Name) membuat Takeda-sensei kaget.

"Eh, apa yang akan kau lakukan, (Name)-san?" tanya Takeda-sensei sedikit panik.

(Name) melambaikan kedua tangannya, "Jangan salah paham dulu, sensei! Saya kesana karena ingin tau alasan kenapa Aoba Johsai menolak ajakan untuk latihan di Shiratorizawa."

"Eh, mereka menolaknya?" kaget Takeda-sensei.

"Ya, oleh karena itu saya ingin tau alasan mereka dengan menemui mereka secara langsung." jelas (Name).

"Oh, kalau begitu hati-hati ya (Name)-san."

_______________

(Name) menghela napas saat melihat gedung sekolah Aoba Johsai.

'Ternyata tidak terasa jika berjalan sambil mendengarkan lagu.' pikir (Name) sedikit merapikan pakaiannya.

Dia hanya memakai sundress putih dengan pita besar berwarna (f/c) di pingangnya, dia juga memakai sendal berpita berwarna putih.

Murid-murid Aoba Johsai yang sedang beristirahat saat itu langsung memperhatikan (Name) yang berdiri di depan gerbang sekolah.

"Ada yang bisa dibantu?" (Name) menoleh ke sumber suara dan melihat seorang guru.

"Ah, apa saya bisa menemui Pelatih Mizoguchi?" tanya (Name) sedikit membungkuk.

"Oh, tentu saja bisa. Beliau ada di gym sekolah, tim voli putra sedang rapat disana."

'Eh, timingnya tepat, ya?' pikir (Name) lalu tersenyum.

"Terima kasih, sensei." ucap (Name).

"Sama-sama. Gym-nya berada disana, cukup ikuti jalan ini." ucap sang guru menunjuk jalannya.

(Name) kembali membungkuk lalu berjalan menuju gym Aoba Johsai.

Saat sudah sampai di gym, (Name) mengintip dan dia melihat tim sedang rapat.

Pelatih Irihata langsung menyadari keberadaan (Name).

"Oh, sepertinya kau datang mencari seseorang." ucap Pelatih Irihata, membuat perhatian tertuju pada (Name).

(Name) sedikit kaget saat semua mata tertuju padanya. (Name) menunjukkan dirinya, dia tidak menyadari para pemain yang terkejut.

I Called They MiraclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang