Rizky mengejar Dinda yang terus berlari dan sesekali mengusap air matanya.
"Dinda tungguin gua..." teriak Rizky.
Dinda tidak menjawab dia terus berlari, tanpa Dinda duga ada sebuah mobil melaju di depannya saat ia ingin menyebrang jalan.
"Ahhhhhhhhh" teriaknya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Dinda.... Awasss" teriak Rizky juga.Hufftttt... Untung saja Rizky tepat waktu Dinda sekarang ada dipelukan Rizky, mereka berdua terguling di seberang jalan. Tidak ada saling kata mereka diam hanya mata mereka yang berbicara.
"Maaf dek.... Kalian ngga apa-apa???!"
Byurrrr tatapan itu berhenti saat supir yang mengendarai mobil tadi menghampiri mereka.
"Tidak apa-apa kok Mas..." ucap Dinda yang segera bangun.
"Lain kali kalau nyetir pelan-pelan yah pak" tambah Rizky.
"Ia saya minta maaf sekali lagi" untung saja supir itu baik tidak menyalahkan Dinda yang sedikit teledor.
"Ia... Mas"Mereka berdua pergi dari tempat itu, dan berjalan mencari kendaraan. Mereka berdua melewati taman,
"Istirahat bentar dulu mas... Capekkk"
"Baru jalan sebentar udah capek.... Lain kali jangan suka ngambek-ngambek lagi kayak tadi"
"Habisnya mas Rizky sudah tahu pacarnya ngga suka sama saya. Ehh malah diajak kesana! Aku ngga suka kalau di gituin mas, aku kan juga punya hati" jelasnya.Rizky mulai merasa tenang di dekat Dinda.
"Ehhh mas Rizky kok malah melamun???"
"Hah??? Siapaa yang melamun. Gua capek ajah" ucapnya berbohong.
"Oh ia... Mas Dimas cakep yah??? Kayak pemain film gitu..." Dinda senyum-senyum ngga jelas.
"Hmmmm"
"Seandainya aku punya pacar kayak Mas Dimas... Pasti aku bahagia"
"Oh yah???!" sambil manyun.
"Ia.... Oh yah Mas... Mas Rizky kok ngga cemburu lihat mas Dimas peluk-pelukan sama Mba Michelle???!" Dinda mulai kepo.
"Mereka kan udah lama mgga ketemu... Wajarlahh..."
Dinda mengangguk "owww... Tapi mas..."
"Tapi apa??? Lo bisa ngga sih ngga usah manggil mas??? Emang gua tukang bakso??? Tukang cendol??? Panggil nama ajah"
"Rizky... Gimana