Dengan salah satu telinga yang tersumpal earphone putih dan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku hoodie , Airin melangkah santai melewati beberapa murid yang kebetulan berpapasan dengannya. Sebagian dari mereka menatap dengan pandangan bertanya tanya dan sebagian lagi memilih tidak perduli.
Hari ini adalah hari pertama kepindahan Airin di sekolah barunya. Dengan terpaksa dia harus meninggalkan sekolah lamanya yang berada dipinggiran kota yang damai untuk pindah ke sekolah elit ternama di ibu kota. Karena demi menuruti perintah ayahnya , apa lagi?
Mengingat dirinya harus menyesuaikan diri lagi dengan sekolah barunya , membuat Airin mendengus kesal. Di sekolah lamanya mungkin dia bisa dengan mudah beradaptasi , mengingat karakter teman teman di sekolah biasa lebih bisa dia tolerir. Nah di sekolah barunya ini? Sudah bisa dia bayangkan , kalau disini akan ada banyak orang orang dengan sifat dan sikap yang tidak dia sukai. Sombong salah satunya , mengingat siapapun yang bisa sekolah disini hanyalah anak anak dari kalangan atas.
Setelah langkah kaki panjangnya membawanya semakin dalam memasuki kawasan sekolah barunya , Airin baru menyadari sesuatu. Sebagai murid pindahan , hal yang harus dilakukannya pertama kali adalah menuju ruang kepala sekolah.
"Ah! Maaf~" ujar Airin pada seorang gadis berambut pirang yang berpapasan dengannya.
"Ehm ya?" Gadis tadi berhenti mendengar panggilan Airin untuk kemudian menatap Airin dari ujung kepala sampai ujung kaki nampak menilai.
Airin risih sendiri dipandangi seperti itu. Dengan ini dugaannya semakin kuat bahwa disekolah ini hanya berisi anak anak sombong seperti gadis didepannya.
Dengan menahan emosinya kuat kuat , Airin mencoba mengutarakan maksud awalnya untuk bertanya.
"Bisakah kau tunjukkan padaku dimana letak ruang kepala sekolah?"
"Ahh .. kau anak baru rupanya ? Ruang kepala sekolah ada di ujung koridor ini. Kau tinggal lurus saja dan nanti akan kau temukan ruangan dengan bertuliskan Kepala Sekolah." Jelas gadis tadi dengan dagu menunjuk arah yang dikatakannya barusan.
"Ah ya terimakasih." Airin tersenyum tulus. Setidaknya gadis tadi sudah berbaik hati dengan membantunya.
"Ya sama sama. Omong omong warna hoodie mu kurang modis dan sepatumu itu keluaran lama? Kurasa seharusnya kau harus update sedikit."
What the??!!!
Airin menganga takjub mata yang masih terpaku pada gadis pirang yang kini sudah melenggang pergi meninggalkannya. Menyesal sudah tadi dia sempat berfikir positif. -,-
Setelah menggeleng gelengkan kepala sebagai ritual penghilang stress. Airin memutuskan untuk langsung menuju ke ruang kepala sekolah saja.
~000~
Tap tap tap.
Dengan langkah malas seperti biasa , pemuda bersurai hitam itu melangkah memasuki kelas.
"Pagi Yoong~" sapa salah satu teman sekelasnya yang hanya ditanggapi dengan gumaman singkat serta ekspresi datar.
Seolah sudah terbiasa dengan sikap dingin teman sekelasnya itu. Pemuda dengan rambut berwarna karamel tadi mengedikan bahunya tak peduli untuk kemudian kembali fokus pada sesuatu yang dia kerjakan dibukunya sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last [Suga BTS]
Fanfiction"Min Yoongi mempunyai kenangan buruk tentang Jatuh Cinta. Yang kini membuatnya menjadi sosok dingin yang tak tersentuh bagaikan bongkahan es yang kokoh. Namun bagaimana jadinya jika tanpa dirinya sendiri sadari , bongkahan es itu perlahan mencair. A...