Memory Of Love:Rewind

151 6 0
                                    

Deru kereta berjalan dari stasiun Simpang Haru di siang yang cerah membawa Adrian Purnama, lelaki keturunan Indonesia-Jepang yang berstelan kemeja dan celana panjang hitam itu tenggelam dalam kesedihannya sendiri ditengah keramaian. Kereta yang membawanya ke ujung Pariaman, mengantarkannya ke cinta dalam hatinya yang tersimpan rapi dikotak kenangan bernama kerinduan.
Lelaki itu hanya terdiam memandang ke jendela dengan bangku kosong dihadapannya, perlahan ia membuka video dalam androidnya, seolah memutar kembali waktu ke masa itu, dengan senyuman yang selalu menghiasinya.

   "Kamu ngambil video aku yaa?" Tanya perempuan itu setengah cemberut menatap ke ponsel yang tengah mengabadikan wajahnya. Sedetik kemudian dia tersenyum melambai ke kamera. "Hai, aku Tyara!" lalu ia merebut ponsel ditangan Adrian sambil merekam wajah lelaki itu yang tertawa sambil menutup wajahnya malu. "Dan ini Adrian, sayangku yang paliiiing jueleeek sedunia!" Perempuan bernama Tyara itu kemudian berpindah duduk dari hadapan Adrian menjadi di sisi lelaki itu dan menggodanya sampai Adrian tak mampu menyembunyikan tawa cerianya.
    "Kita lagi on the way ke Pantai Gondoria, mau liat sunset, keren banget lho!!" Kamera pun mengarah ke pemandangan di luar jendela.
Adrian kembali mengambil alih androidnya dan merekam sang kekasih, wajah oval dengan mata setengah sipit dan seulas senyuman bibir merah delimanya begitu bersinar dihatinya.
"Ini bidadari paling ngegemesin sedunia." Ucap Adrian seraya mengabadikan ekspresi gadis itu yang tengah memandang ke jendela, rambut bergelombang sebahu itu tertiup angin, Tyara menoleh dan menggembungkan pipinya dengan ekspresi protes. Adrian, masih dengan kamera ditangan kirinya, mencubit pipi kekasihnya gemas. Kali ini Tyara yang tersipu, tertawa malu dengan mata berbinar penuh cinta pada Adrian.
"Kenapa mau jadi pacar saya, nona bidadari?" Tanyanya pada Tyara. Perempuan itu berpikir sejenak, lalu kembali tersenyum.
"Karena kamu satu-satunya sayangku yang pualiiiing jueleeek sedunia!" Jawabnya tertawa. Adrian pun merangkul kekasihnya sambil mengarahkan kamera ke arah mereka.
"Kalau kamu, kenapa mau sama aku?" Tanya Tyara balik. Adrian berpikir sambil merebahkan kepalanya ke bahu gadis itu.
"Karena kamu cuma satu." Jawabnya seraya menggenggam tangan Tyara dengan tangan kanannya dan mengecup tangan itu seraya bersadar dibahu kekasihnya. "And u're the only reason of my life."

Adrian menghela nafas berlebihan ketika video kameranya berhenti di akhir tayangan. Matanya menatap nanar pada bangku kosong dihadapannya, sehampa hatinya di tengah keramaian.
Tak ada lagi senyum terukir diwajahnya, cerahnya mentari siang menjelang sore ini tak mencerahkan mendung dihatinya, jiwanya menangis, hidupnya banjir oleh kepedihan yang tak mampu ia mengerti,  setelah kepergian Tyara si bidadari, waktu berjalan bagai jam rusak baginya, semakin ia memutar kembali kenangan, semakin ia tak sanggup menjalani hari-harinya dalam kesendirian.
***
"Hei Ara!" Sapa Kevin mengagetkan Tyara yang tengah serius dengan script siaran Justin sore ini, perempuan itu tersenyum tipis.
"Ada tema seru apa hari ini?" Tanya Kevin. Tyara memperlihatkan script ditangannya pada lelaki berkacamata itu.
"Just another theme about love. Biasalah buat program kak Justin kan emang spesialis curcol healing, kan kak Justin love expert!" Jelasnya panjang lebar sambil memperhatikan ekspresi serius Kevin ketika membaca script-nya. Lelaki itu mengangguk-angguk mendengar celotehan Tyara tanpa mengalihkan pandangannya dengan naskah ditangannya,Tyara tersenyum memandang wajah itu, dengan style ala anak muda yang terpengaruh budaya K-POP dan berkacamata trendy, mungkin orang akan mengira Kevin adalah versi Indonesia dari Eunhyuk Super Junior, walaupun wajah ovalnya lebih tampan dari superstar Korea itu.
"Bagus nih temanya, nanti aku iseng nelpon ah! Setengah jam lagi kan on air-nya?" Tanyanya dengan senyuman khasnya, senyuman yang mampu mengobati luka dan kepedihan dihati Tyara.
"Ye... kerjaan kamu gimana?" Tanya Tyara protes, Kevin tertawa.
"Yaa nantilah selesain dulu, baru nelpon sekalian request lagu favorit kita. Hehe." Jawabnya. "Good job ya Ara!" Ucapnya sambil mengusap kepala Tyara sayang. Wajah gadis itu bersemu diperlakukan seperti anak kecil oleh Kevin.
"Kevin!" Seru Tasya memanggil lelaki itu dari kejauhan. "Ayo!" lalu Kevin berlari kecil menuju teman satu timnya. Sambil melambaikan tangan pada Tyara ia berjanji.
"Jangan pulang duluan yaa! Habis ini aku ke studio lagi." Ucapnya. Tyara mengangguk dan membalas lambaian tangan Kevin.
"Cie... cie... yang lagi kasmaran!" Ucap Justin mengagetkan Tyara.
"Apaan sih kak Justin?" Protesnya dengan wajah bersemu. Justin tertawa melihat ekspresi tersipu Tyara.
"Jadi kriwil nih rambutnya dek!" Komentar Justin sambil memandangi perubahan adik kesayangannya. Tyara tersenyum ceria.
"Gimana kak? Bagus kan model rambut baru aku?" Tanyanya dengan bergaya seolah tengah shooting iklan shampo. Justin mengangguk-angguk setuju.
"Cocok untuk move on dan bikin Kevin tambah lengket." Godanya. Tyara memukul bahu Justin pelan.
"Lha kan emang udah move on!" Ralat Tyara. Keduanya tertawa. Sejenak Justin tertegun setelah membaca message di ponselnya.
"Kenapa kak?" Tanya Tyara heran melihat perubahan ekspresi Justin yang tiba-tiba.
"Hm. Kasih tau gak yaa?" Tanya Justin pada diri sendiri, bergumam.
"Kasih tau apaan kak?" Balas Tyara bingung dengan perubahan ekspresi Justin dari jahil menggodanya jadi serius berpikir.
"Emang kamu masih mau tau sekarang dia ada dimana?" Tanyanya dengan meng-kode yang dimaksudkannya adalah Adrian, sahabatnya yang pernah dicintai Tyara. Tyara berubah diam, ia tahu maksud Justin.
"Gak mau tau deh." Jawabnya seraya masuk ke studio dan mempersiapkan on air diikuti Justin yang masih menimbang-nimbang.
Hm... kalau Tyara tau Adrian dimana sekarang, apa dia masih mau denger? Gak usah aja deh. Toh udah ada Kevin, biarin ajalah mereka mau gimana. Batin Justin sambil berulang-ulang memandang Tyara disela membaca naskahnya. Ia pun mengirim message ke sahabatnya berisi foto selfie dengan Tyara yang tengah sibuk di ruang on air Starlight FM sebagai latarnya.
***
Adrian membuka ponselnya dan membaca message dari sahabatnya, sebuah foto kabar terkini Tyara yang tengah tenggelam dalam kesibukannya sebagai script programmer Starlight FM. Seulas senyum tipis menghiasi wajahnya yang sendu, sesak menghinggapi jiwanya yang merindukan sosok itu. Dan Tyara selalu menjadi pusat rotasi hatinya, gadis itu masih sama, masih bersemangat dan ceria seperti biasa.
Syukurlah kamu baik-baik aja di sana, bidadari. Apa kamu sempat mikirin aku dikesibukan kamu begitu, Ara? Batinnya dalam hati seolah ia bertanya pada gadis di foto itu.



Melody MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang