Cinta=Kenangan part III

21 0 0
                                    


 "Berasa masuk restoran, good for you, nii-chan." Komentar Arya ketika masuk ke ruang kerja Adrian yang dipenuhi oleh berbagai macam makanan ringan hingga makan siang paling mahal berderet cantik di etalase hadiah khusus dari fans.

Adrian hanya menyunggingkan senyum hampa. "Nanti juga dibagiin ke trainee." Balasnya. "Gimana MoU kolaborasi CSU sama Ricky nii-san?" Tanyanya seraya mempersilahkan adiknya duduk.

"Perfect." Jawab Arya santai. "Seperti biasa." Lanjutnya seraya menyilangkan kakinya rileks.

"It's sounds good." Gumam Adrian mengangguk-angguk.

"Nii-chan." Panggil Arya. "Are you okay do this project by yourself?" Tanyanya khawatir. Adrian tersenyum menenangkan adiknya.

"Nothing better than this." Jawabnya. "Seperti filosofi awal berdiri Diamond, music is healing. It's not my big deal." Lanjutnya menyakinkan Arya, juga dirinya sendiri.

Arya menghela nafas berat melihat cahaya mata kakaknya, sejak lahir Adrian adalah kakak sekaligus ayah baginya, dan kini bahu kokoh itu terlihat begitu rapuh.

"Oya, Ricky nii-san ngajak kita dinner." Ucap Arya.

"Oke, nanti sekalian obrolin project ini." Balas Adrian berusaha terlihat baik-baik saja.

***

"Kak Yara! Jempuuut." Rengek sebuah suara membuat Tyara tersenyum. Ia dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta menemui sepupu kesayangannya yang baru saja liburan sekolah.

"Iya Lily bawel! Kakak sebentar lagi sampe sana kok. Tunggu aja ya." Balasnya ditimpali curhat panjang lebar Lily yang lelah perjalanan enam jam dari Seoul ke Jakarta.

***

"Pokoknya nanti sore temenin aku belanja ke Tanah Abang, terus besok pagi kita ke Monas, lanjut ke Kota Tua, habis itu..." Cerocos Lily seraya membuka buku berisi jadwalnya di Jakarta.
"Stop, stop!" Potong Tyara. "Itu schedule apaan? Lebih parah dari artis beneran. Santai dek, itu tempat gak ada yang tutup besok." Lanjutnya protes seraya memberikan air mineral pada sepupunya.

"Emang gak capek apa langsung belanja setelah enam jam terbang?" Tanyanya membuat Lily tertawa kecil.

"Capek sih." Jawabnya tertawa kecil. "Tapi sabtu aku harus udah balik lagi ke Seoul, kak!" Ucapnya seraya menghela nafas berlebihan. "Mantan kakak itu lho bawel luar biasa, dia bilang aku harus lebih giat buat debut akhir tahun ini, mana diet luar biasa menyiksa setiap hari, terus belum lagi luar biasa lain-lain."

"Kasian kamu dek, mau jadi girlband sampai segitunya." Komentar Tyara. "Lha terus kok bisa dapet libur panjang begini, kata kamu gak bisa kemana-mana?"

Lily nyengir lebar. "Berkat CEO ganteng baik hati yang datang ke Seoul kemarin lusa, dengan usaha luar biasa akhirnya aku dikasih pulang seminggu buat relaksasi."

"Masa si Arya ngasih kamu libur cuma-cuma? Mencurigakan." Ucapnya tak terima adik sepupu kesayangannya diperlakukan berbeda.

"Ye, kali aja emang lagi baik." Bela Lily. "Lagian Arya-san emang baik sama aku dari dulu, aku dikasih keluarga angkat baik banget di sana, nama aku buat debut nanti juga ada koreanya lho, Lily Kim."

"Tapi dia kan pebisnis, Ly. Gak ada yang gratis dalam bisnis." Jelas Tyara. Lily mengangguk-angguk seolah mengerti yang akan dikatakan kakak sepupunya.
"Aku udah gede, ok?" Tanyanya tanpa meminta persetujuan. "Kak Yara tenang aja, Arya-san dan Adri-san gak berniat jahat sama aku, kalau emang seperti yang kakak bilang, gak ada yang gratis, itu berarti mereka lagi investasi ke bakat aku, akan aku bayar dengan sukses aku. Clear deh." Cerocosnya santai seolah 'sukses' adalah kata mudah bagi seorang Lily.

Melody MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang