Chapter 04

395 51 18
                                    

Hari ini, tepat pukul tujuh pagi, aku dan Harry sudah tiba di kampus. Kami datang lebih awal. Yup! Karena kami mendapat jadwal pukul delapan pagi.

Yang kami lakukan sekarang adalah menunggu kelas dimulai sambil duduk duduk kantin dan membicarakan hal hal yang tidak penting. Harry bangkit untuk memesan sesuatu lalu setelah pesanannya siap, ia kembali duduk di hadapanku.

Wait, what? Mengapa ia memesan makanan? Bukankah sebelum berangkat, ia sudah sarapan?

"Kau mau?" Ia menawarkan roti isi nya kepadaku.

"Serius Harry? Sebelum kita datang, kita sudah sarapan."

"Ya aku tahu." Seriously? OK whatever. memutar mataku padanya sebagai respon terhadap ucapanya.

"Hei, jangan memutar mata mu."

"Yeah.. whatever, Harry."

"Serius Ken, apa kau mau?" Tanyanya lagi sambil menyodorkan nachos-nya kepadaku.

"Tidak, terima kasih. Aku sudah kenyang." Ucapku sambil menggeleng.

Harry malah tersenyum dan mencondongkan tubuhnya ke arahku. Mau apa dia?

"Ayo.. Buka mulutmu." Oh! ia mencoba untuk menyuapiku rupanya.

"Tidak Harry."

"Ayo Ken, kau tadi hanya sarapan sedikit. Memangnya kau kenyang dengan hanya memakan pancake?" Ya, sebenarnya tidak, tetapi perutku cukup terisi pagi ini. Walaupun hanya memakan pancake.

"Tidak Harry, Aku sudah kenyang. Kau saja yang makan." Setelah aku mengatakan itu, ia tampak menghela nafasnya dan kembali memakan makanannya.

"Buka mulutmu gadis manis..." Ternyata ia belum menyerah. Dengan sudut bibir yang naik dan menampilkan dimples-nya, ia tetap mencoba untuk memberiku makanan yang sedang ia makan. Dengan menatap wajahnya dari dekat seperti ini, Itu akan semakin membuatku tak dapat berpaling darinya. Aku tak bisa menolak. Runtuh sudah pertahananku.

Aku pun membuka mulutku dan langsung melahap nachos-nya. Ugh! ini sangat lezat. Lihat? ia sekarang tersenyum sambil memperhatikanku yang sedang mengunyah makanan yang ia suapi tadi.

"good girl."

Kami larut dengan perbincangan kami yang kelewat asyik. Saat sedang tertawa bersama, tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri meja, tempat aku dan harry duduk.

"Halo Harry." Ucap wanita tersebut sambil mengalungkan lengannya di leher Harry dengan manja. Berambut pirang pendek bermata biru dan menggunakan lipstick merah dengan ketebalan dua centi. Kau tahu? Lipstick merahnya sangat mencolok.

Harry menepis tangan wanita tersebut sambil memasang wajah jijik dan berpindah tempat duduk menjadi di sampingku. Tetapi wanita itu terus mengikutinya. Tak lama pandangannya jatuh ke arahku.

"Siapa dia, Harry?" Tanya wanita itu sambil menunjuk ke arah ku dengan ekspresi yang jijik. Eh? Mengapa ia jijik kepadaku?

"I'm Kendall." Aku pun berniat baik untuk berkenalan dengannya dan berjabat tangan, tapi apa? ia malah mengabaikan jabat tanganku dan ekspresi wajahnya tetap sama. Tidak berubah.

SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang