Chapter 06

291 38 7
                                    

Harry POV

Hari ini, kegiatan belajar mengajar di kampus di liburkan. Aku tidak tahu mengapa. Tapi, Liam memberi tahu ku kalau para dosen di kampus sedang mengadakan rapat dengan seluruh dosen di Los Angeles. Anak itu memang selalu tahu menau tentang kegiatan di kampus.

Dan disinilah aku. Terbaring sendiri di ranjang tercinta. Tidak ada suara yang terdengar dari luar kamar karena memang ini masih pukul enam pagi. Entah mengapa aku terbangun sepagi ini. Mungkin akan ada sesuatu yang baik.

Menyalakan ponsel sekedar ingin melihat apakah ada pesan masuk atau tidak. Ternyata ada satu pesan masuk dari nomor tidak di kenal. lantas aku langsung membuka pesan tersebut.

From : +17148xxxxxx

Pagi Harry. Aku merindukanmu.
-Britney

Untuk apa ia mengirimku pesan? Dan untuk apa aku membacanya? Mengapa tidak langsung kau hapus pesan tersebut? Kau bodoh Harry. Ya! Aku akan menghapusnya.

Lantas aku pun berniat untuk menutup mataku lagi. Tapi aku langsung terbangun ketika seseorang masuk dan meneriaki namaku. Mengganggu saja.

"Harry!"

"Ada apa ha?!" Saat aku terbangun, ia sudah berdiri tepat di samping tepat tidurku dan reflek menutup matanya. Kenapa dia?

"Harry Mengapa kau tidak memakai baju?!"

"Apa? Memangnya kenapa?" Apa salah aku tidur tidak memakai baju?

"Harry!" Kendall terus menutup matanya dan enggan untuk berbicara apa pun selain menanyakan mengapa aku tidak memakai baju. Ini memberiku ide untuk menggodanya. Seringai pun muncul di wajahku.

"Apa?"

"Pakai bajumu! Dan pakai celanamu!""

"Tidak."

"Harr--"

"Apa kau akan terus menutup matamu itu? Apa kau tidak ingin melihat tubuhku yang seksi ini?" Aku pun bangkit dengan keadaan hanya menggunakan boxer dan menghampirinya.

Dia tetap menutup matanya dan berjalan mudur. Aku pun semakin mendekatkan diriku padanya dan akhirnya ia tidak dapat kemana mana lagi karena tubuhnya menabrak dinding kamarku.

"Ha-harry apa yang k-kau lakukan?!" Sudah mulai gugup rupanya.

Aku pun semakin mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Membawa tangannya agar tidak menutupi wajahnya. Tangannya pun berhasil lepas dari wajahnya tetapi matanya masih enggan untuk terbuka.

"Buka matamu, Kenny."

Kendall POV

"Buka matamu, Kenny." Sial! Tanganku sudah berhasil ia singkirkan. Kini aku hanya bisa menutup mataku. Ya Tuhan, jangan sampai mataku yang suci ini ternodai.

"Tidak." Tidak akan! Apa ia gila? Ya kurasa ia sudah tidak waras.

"Jika kau tidak membuka matamu, aku akan..." Seketika aku merasakan deru nafas di wajahku. Tidak, tidak, tidak! Apa ia ingin menciumku?! Eh? Pemikiran macam apa itu Kendall?

Dengan reflek aku membuka mataku dan terjatuh ke lantai ketika ia menggelitikku. Beruntung lantai kamar Harry terlapisi oleh karpet yang tebal. Oh Sial! Ini sangat geli!

"Hahahahaha Ha-harry hen-hahaha hentikan hahahaha."

"Katakan, jika aku adalah pria tertampan di dunia." Apa? Percaya diri sekali dia.

"Tidak-hahaahahaha." Dia terus menggelitikku tanpa ampun. Ya tuhan!

"Maka aku tidak akan berhenti." 

SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang