Pagi ini, Kendall dan Barbara sedang berjalan di koridor menuju kafetaria untuk menemui Harry dan teman temannya.
"Bagaimana?" Tanya Kendall kepada Barbara. Wajah Barbara langsung berubah, ia bingung.
"Bagaimana apanya?" Jawab Barbara.
"Jangan pura-pura tidak tahu, Barbs."
"Serius, Ken. Apa yang kau maksud bagaimana?" Tanya Barbara dengan raut wajah sedikit kesal.
"Bagaimana kencang kemarin lusa kau dengan Niall hm?" Barbara pun tersenyum dan tersipu malu. Mungkin ia mengingat kejadian tempo lalu ketika ia pergi bersama Niall. Ya, hanya berdua.
"Eh? Mengapa kau senyum seperti itu?"
"Aku hanya senang karena ku pikir Niall itu orang yang sombong dan pendiam. Tapi aku salah, ternyata ia tidak sombong sama sekali dan sangat cerewet. Tapi tentang urusan makanan, ia sangat menyukai makanan melebihi wanita mungkin. Tapi ia sangat tampan dan menggemaskan!" Ucap Barbara dengan senyum yang tidak pudar dari wajahnya.
"Ya. Terus saja kau puji lelaki yang kau sukai itu."
"Jangan bilang kau menyukai Niall!?" Tiba tiba Barbara menatap Kendall tajam.
"Oh ayolah Barbs! Untuk apa aku menyukai pria seperti Niall. Ia lebih cocok untuk menjadi sahabatku. Walaupun kami belum terlalu dekat." Barbara masih menatap Kendall seakan seakan ingin menerjangnya. "Tenang, aku tidak akan mengambil alih Niall darimu."
Barbara yang mendengar itu langsung menyunggingkan senyumnya dan menatap Kendall seolah olah Kendall adalah Niall.
"Berhenti melihatku seperti itu Barb-ups!" Tanpa sengaja Kendall menabrak seseorang. Ia memakai hoodie berwarna hitam dan kacamata. "I'm sorry... Aku tidak melihatmu. I'm sorry."
"Sepertinya aku pernah melihat orang ini." Batin Kendall.
"Tidak apa, Aku juga minta maaf." Ucap orang itu.
"Alex." Orang itu langsung memperkenalkan dirinya dan menyodorkan tangannya kepada Kendall. Kendall dengan perasaan sedikit ragu pun membalas jabat tangan pria yang bernama Alex itu. "Kendall."
"Baiklah, aku harus pergi. Senang bertemu denganmu Kendall." Alex pun langsung melangkahkan kakinya dari hadapan Kendall.
Kendall masih memperhatikan pria tersebut. Ia kembali mengingat kejadian dimana seseorang menabrak pundaknya di supermarket.
"Apa Alex yang menabrakku saat di supermarket kemarin? Tapi mengapa ia menabrakku?" Gumam Kendall.
"Hei, Ken. Apa kau baik baik saja?" Kendall langsung tersadar dari lamunanya dan menatap Barbara.
"A-ah ya, aku tak apa. Ayo ke kafetaria." Ajak Kendall.
Kendall POV
Aku dan Barbara kembali melangkahkan kaki kami menuju kafetaria. Tapi, Barbara menghentikan langkahnya yang membuatku menghentikan langkahku juga. Sialan! Ternyata seseorang menghalangi jalan kami.
"Maaf, kami ingin lewat." Ucapku dengan sopan.
"Tidak bisa." Ucap orang itu sambil menyilangkan tangannya di dada. Betapa menyebalkannya orang ini.
"Apa kau tidak bisa pindah? Kau dan temanmu mengganggu jalan kami." Ucapku lagi. Kini, aku menatapnya tajam.
"Diam kau jalang!" Barusan ia mengataiku apa!?
"Jaga ucapanmu!"
"Memang kenapa? Aku benar bukan?" Apa maksudnya ia memanggilku seperti itu?!
"Maaf, aku tidak punya urusan denganmu, jadi menyingkirlah dari jalanku!" Barbara yang berada disampingku hanya terdiam seraya memasang wajah bingungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling
Fanfiction"I love my brother. He is simply amazing and I just couldn't imagine my life without him." -Kendall. "She's my sister, my best friend, my soul mate, and my everything. I wouldn't let any boys hurts her feeling. 'Cause i love her so much." -Harry. "B...