Sepasang manusia dengan wajah berbinar keluar dari mobil. Seorang satpam memberi salam dengan hormat pada laki-laki yang tampak memasang muka tersenyum lalu membalas salam itu dengan anggukan kepala.
"Rumahmu bagus," bisik Runa pada laki-laki tampan di sebelahnya.
Kaydan menoleh dan tersenyum tipis pada Runa, tangan kirinya masih menggenggam erat tangan kurus sang gadis, menariknya untuk masuk ke dalam, lalu menutup pintu rumahnya.
Dengan mata takjub, Runa bergerak lincah mengitari ruang tamu. Kaydan tertawa, mulai melepaskan jasnya, menggulung lengan kemejanya ke atas, lalu menghampiri Runa dan mencium kening gadis itu sekilas.
Runa masih berjalan mengelilingi ruangan itu, menyentuh setiap karya seni yang dipajang di sepanjang sisi kanan ruangan. Sebentar-sebentar ia menoleh ke arah Kaydan dan tersenyum lebar.
"Ini indah," ucapnya penuh kekaguman. "Lukisan siapa?" tanyanya kemudian, menunjuk pada sebuah lukisan kuda yang tengah berlari. Meraba dengan pelan. Bibirnya membentuk senyuman lebar.
"Galloping Horse, karya Xu Beihong. Lukisan ini menggambarkan kekuatan yang penuh dan ekspresi kebebasan yang dirasakan pelukis saat China memenangkan sejumlah pertempuran melawan Jepang."
Percakapan kecil yang ternyata memberi efek besar pada Kaydan. Keceriaan Runa melengkapi dirinya yang selalu bergelut dengan pekerjaan. Hanya Karuna yang bisa memberi sentuhan keceriaan di hari-harinya. Menjadi tempat berlabuh yang menghibur kepenatannya.
Runa berhenti di depan piano hitam di salah satu pojok ruangan. Menekan dua tuts piano secara asal. "Tolong mainkan sesuatu buatku," pintanya.
"Tentu!"
Kaydan duduk di kursi, menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya. Runa mengulum senyum, menuruti perintah Kaydan, dan duduk di samping laki-laki tersebut.
Kaydan merenggangkan kedua tangannya. Tanpa melihat partitur, ia mulai memainkan sebuah lagu. Runa memejamkan matanya, menghayati setiap nada dari permainan piano Kaydan.
Lagu Bohemian Rhapsody milik Queen dari album berjudul A night At The Opera, mengalun indah penuh misteri. Lagu yang diciptakan oleh mendiang Freddy Mercury, salah satu penyanyi favorit Kaydan. Lagu yang juga pernah dinobatkan sebagai 'Lagu Rock Epic Terbaik Sepanjang Masa' oleh majalah musik Mojo edisi April 2004.
Kaydan melirik Runa. Gadis itu masih memejamkan matanya walau permainannya telah usai. "Sekarang giliranmu. Mainkan sesuatu buatku."
"Baiklah! Aku bisa memainkan piano dengan sebelas jari. Mau lihat!" ucapnya bangga.
"Oh ya? Aku rasa jari tanganmu normal, ada sepuluh. Kau akan gunakan jari kakimu?"
"Nggak percaya? Lihat ini."
Runa mulai memainkan permainannya. Tidak kurang dari dua menit. Dan lagu itu terdengar asing bagi Kaydan. Namun yang lebih mencengangkan ialah saat melihat cara Runa memainkan piano tersebut.
"Wow keren! Itu yang kamu sebut permainan piano sebelas jari?"
"Tentu. Jangan salah, Aku dapat nilai sembilan puluh untuk lagu ini waktu SMA. Judulnya 'Ibu kita Kartini'. Terus bukannya ini sebelas jari?" ucap Runa bangga. Ia mengepalkan kedua tangannya, mengeluarkan kedua jari telunjuknya, lalu menjejerkannya hingga seolah-olah membentuk angka sebelas.
Kaydan tertawa keras. Mengacak-acak rambut Runa dengan gemas. Kemudian ia bangkit, beranjak ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman bersoda.
Kaydan menghampiri Runa yang sudah duduk di sofa, ia ikut duduk di sebelahnya, menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Memperhatikan Runa yang sedang menguap lebar.
"Ngantuk...," gumam Runa sambil menggerakkan tubuhnya mencari posisi yang nyaman baginya.
"Mau pindah ke kamar?" ucap Kaydan. Matanya memicing memperhatikan gadis yang baginya kini menjadi gadis yang paling memesona. "Jangan khawatir. Aku nggak bakalan macem-macem 'kok."
"Disini aja. Sofanya empuk, nyaman banget."
"Okay. Anggap juga ini bantal yang empuk," ujar Kaydan sambil menepuk pahanya.
Runa mengikuti perintah Kaydan. Merebahkan kepalanya di pangkuan laki-laki itu, dan menyelonjorkan kakinya ke sofa. Runa tersenyum, mulai memejamkan mata.
Kaydan menunduk agar bisa memandang dengan puas. Wajah putih bersih Runa dibingkai helaian halus rambut-rambut pendek pada pelipisnya. Suara dengkuran halus mulai terdengar. Kaydan tersenyum dan memandang lembut ke arah gadisnya. Ini pertama kali ia mengajak Runa ke rumahnya. Setelah menonton film dan jalan-jalan sebentar, kini gadis itu terkapar di pangkuannya.
Kaydan membelai rambut Runa. Bibirnya yang merah alami membuka sedikit, membuat Kaydan menatap bagian itu dengan perasaan gelisah. Menatap gadis yang selalu membuatnya ingin bertemu.
Ia menyentuh sudut bibir Runa perlahan dengan ujung ibu jarinya, kemudian meraih jemari lentiknya, menciuminya dalam. Aroma cokelat yang gadis itu nikmati satu jam yang lalu, Kaydan menyesap aroma itu, hingga menembus relung sukmanya. Dan tanpa sadar ikut terhanyut dalam lelap.
~~~~~~~~~~
Entah berapa lama mereka berdua tertidur. Kaydan terbangun ketika ponselnya yang ia taruh di atas meja bergetar pelan. Runa masih tertidur, wajahnya nyaris menempel ke perutnya, tubuhnya sudah miring dengan kedua kaki ditekuk.
Kaydan berusaha meraih ponselnya, sangat perlahan. Namun gerakan kecilnya ternyata membangunkan Runa. Mata gadis itu langsung mengerjap.
"Aku... tidurnya lama ya?" Runa mengangkat tubuhnya. "Kakimu sakit nggak?"
Kaydan tersenyum. "Kamu harus tanggung jawab. Kakiku hampir kram. Ntar pijitin ya?" godanya sambil berpura-pura memijat kakinya sendiri.
"Aku pijitin pake palu mau?" Runa tertawa. Ia merapikan baju dan rambutnya.
Kaydan membantu menyisir rambut panjang Runa dengan jemarinya. Tiba-tiba gerakan tangan Runa terhenti, begitu juga Kaydan, ketika menyadari betapa wajah mereka sangat berdekatan.
Tatapan mereka saling mengunci. Kaydan menelusuri mata dan bibir Runa. Runa membeku. Napas hangat mereka saling menggoda. Detak jantung mereka memacu cepat seakan berlomba.
Tepat saat Kaydan memiringkan dan menurunkan kepalanya... ponsel Kaydan kembali bergetar.
Mia Calling....
Runa menoleh, memandang kedua mata oriental di hadapannya. Ia menggigit bibir, ada gemuruh di dada yang coba ditahannya.
Alih-alih mengangkat panggilan dari Mia, Kaydan meraih jemari Runa, meremasnya pelan. "You're not my number one. But... You're my only one. Don't worry... Couse I'm yours."
Playlist
Little Mix- Secret Love Song ft. Jason Derulo
[23106]##########^^##########
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
RomanceSeandainya kamu dihadapkan pada dua pilihan, siapa yang lebih kamu pilih untuk menggenapi kehidupanmu? Seseorang yang kamu cintai tapi ia tak mencintaimu, atau seseorang yang mencintaimu tapi tak kamu cintai?