16 agustus 2008
Puisi di pagi hari sdn petemonDi suatu semesta yang
Gemintangnya berserakan, sekarat
Kau tak peduli
Sinarmu bak kejoraKatamu, kau ingin seperti Phoenix
Yang mati untuk lahir kembali
Ekstensi tiada akhir
Tapi dalam kefanaan, mungkinkah?
Aku setuju saja...."Hah lo ngomong apa sih, Har?!" suara di ujung kelas memecah suasana puisi gue yang susah payah 3 jam bertapa di langit langit WC cuman buat ini puisi. Iya, selain gue anak sekolahan gue dikenal sebagai spiderman. Gue juga punya titisan darah dari sastrawan terkemuka di negeri ini.
Dasar anak setan!.. Pedes banget lidah gue kalau ngejek. Tapi faktanya emang dia anak setan mengingat dia anak guru yang dikenal sebagai "Saitoni".
Wajah gue udah kaya kebelet boker saat diketawaain anak anak satu kelas. Guru bahasa indonesia menghampiri gue dengan wajah tersenyum kecewa.
"Sudahlah nak. Kamu tidak ada harapan untuk hidup di dunia. Pasti kamu malu setengah matang kan?"
"Setengah mati bu."
"Iya itu maksud saya. Silahkan duduk lagi."
Gue pun duduk lagi di paling depan kelas. Dengan suasana yang sangat magis gue masih malas menoleh ke samping.
"Mahar toleh lah saya~" dengan efek suara di gede gedein.
"Gak"
"Ayolah aku akan menunjukkan sulapku"
Dengan berat hati gw toleh aja dia.
Ternyata benar yang gw kira.
Cewek rada sinting itu mulai aneh lagi dengan aksi sulapnya.
"Apa sih shan lo tuh aneh banget" gue mulai sedih duduk di samping cewek. Aturan dari wali kelas kalau wajib duduk sama cewek.
"Gw Shanti mighty girl sebutkan keinginan mu"
"Gw pengen terkenal"kata gw
"Sini gw bisikin"
Gw mendekatkan telinga.Dibisikkan nya "lo siapa anzheng"dengan wajah manis nya yang tidak selaras dengan kata kata tajam nya
Hwaaa sakit banget.Sebagai anak kelas 4 SD gw termasuk golongan kasta 'preman' yang ikut ikutan biar terlihat sangar didepan cowok cowok cemen lain nya. Padahal gue cemen dikalangan preman. Ibarat nya gue itu kentut yang lebih tinggi dibanding kentut kentut lain nya, Tapi tetap saja setinggi tinggi kentut tetap saja 'Kentut'. Gue selalu disuruh suruh sama temen temen preman.
Awal mula pertemuan gue dengan para premanisme secara gak sengaja (yaiyalah masa disengaja), gue yang masih SD masih seperti anak SD lain nya, main tamiya, main Playstation, main ke Neptunus pulang ke Saturnus. Ini mulai ngayal.
Gue anak yang culun teman cuma satu, culun juga, anak culun aja anggap gue culun.
Gue punya cirikhas yaitu ingus musti keluar dari hidung, kadang gue sedot, tapi setelah mengetahui cara mengeluarkan ingus dengan baik dan benar, gw bisa menembakkan ingus dari jarak 1km headshot JF kennedy, presiden Amerika serikat. Bukan, bukan gue pelaku pembunuhan JFK!Siang itu dikelas suasana ramai, gue main pesawat pesawatan kertas.
Gue lempar pake ditiup tiup dulu, metode ini masih terbukti ampuh, itu lifehack ala gue. Pesawat kertas terbang melewati semua sisi kelas, menukik, naik lagi, menukik lagi,(gue mulai bosen)
Setelah 100x menukik dan naik, pesawat itu menukik tajam dan menancap tepat di sela sela silit preman kelas bernama Rendi.
"Siapa yang lempar pesawat kertas ini woii!!"Dia mencari cari sambil meremas kertas.
Dengan bodohnya sesosok Shanti menunjuk muka gue.
Gue gelagapan, keringet gue abstrak, Shanti ngakak kodok, kodok nggak pernah ngakak.
"Lo! Siapa nama lo!! Gue lupa!" kata Rendi.Gue kepikiran ganti nama,
yang ada dibenak gue : Miyabi, Tsubasa amami, Sora aoi. (kenapa nama artis yang 'ahsudahlah' semua woi!, enggak gue masih polos waktu itu)"Siapa!!" bentak dia
"Mahar gue mahar"
"Gue tunggu lo besok pagi bawain gue Rp5000! Kalo gak, mati lo". memang jaman segitu uang limaribu dipakai buat Satuan Internasional nilai Palak sedunia.
"Iya iya, maafin gue Ren" gue gemeter.
Shanti masih ngakak lihat gue gemeteran penuh ingus yang ikut bergoyang.
"Gimana besok lo Har hahaha" ejek Shanti.
"Ya gue bayar"
"Emang lo berani??"
"Gue berani lah" kata gue menyombongkan diri...Malem nya gue gak bisa tidur.
mikirin besok, apa dia ngajak golongan nya?, apa dia ngajak orangtua nya?, kok kayak lamaran nikah.
Besok nya semua berjalan dengan lancar,gue diterima dikalangan preman. malah gue disuruh ngejauhin anak culun yang manfaatin Play Station gue dirumah. Gue gak mungkin ngejauhin temen, jadi gue cuma balas dengan tegas "Gak!"
Berbulan bulan berlalu Sampai pada akhir nya menjadi dalam bahasa jawa "konco kentel" yang artinya sahabat erat. Sampai gw segede ini masih hubungan sama mereka. Kalau pepatah bilang from zero to hero, gue adalah form 'fart' to be butt yang artinya dari kentut jadi pantat (sama aja bego).
Setelah lulus SD gue masuk SMP swasta yang anak anak disana brutal semua. Karena gw sudah terbiasa sama anak anak preman gue mencoba temenan sama mereka. Suatu sore Ivan salah satu temen preman bilang kabar buruk ke ketua dengan wajah memar.
"Anak smp swasta sebelah ngeroyok gue, mereka bilang cewek nya gue rebut"Sang ketua 'Slamet' darah nya mendidih, gigi nya menggertak. Gue gemeter sampai kencing sedikit. Slamet geram melihat temen nya dipukulin. Dia berdiri di atas meja
"Kawan kawan ku seperjuangan. Apakah kalian sudah tidak sabar bertarung demi kebenaran?! Demi Allah kita harus menghajar mereka". Slamet adalah ketua preman yang rajin sholat dan ibadah.
Semua mengepalkan tangan dan mengumandangkan takbir Allahuakbar, bersiap untuk Tawuran.Sampai di smp sebelah, mereka sudah berkumpul dan gue kaget setengah matang. Ternyata mereka temen preman SD gue dulu. Dan disana ada Shanti. Hazzz gue sudah tau dalang nya.
Gue pun berlari menemui Slamet.
"Lapor! Upacara tawuran harap di batalkan"
"Kenapa Wahai prajuritku yang bodoh?!"
"Karena saya akan menyelesaikan dengan kepala dingin, Musyawarah"
"Memang kamu kenal mereka?
"Siap! Kenal! Saya sudah tahu permasalahan nya"
"Baik siapkan kertas permohonan untuk 1 by 1 musyawarah" perintah Slamet.Kubu lawan menyetujui dan memberikan ruangan kelas.
Gue masuk bersama Shanti,
Diluar sana mereka sudah siap bertempur dengan peralatan lengkap."Woe Shan kampret, lo tuh kenapa sih dimana mana ada masalah gara gara lo" kata gue yang tidak berkepala dingin sama sekali.
"Sumpah Har gw gak tau apa apa ini salah paham"
"Lu sih kalo ngomong tajem bener"
Gw merinding terkena flashback masalalu SD gue.
"Ya maaf har" kata Shanti
"Jangan maaf ke gue maaf ke mereka kalau ini salah paham""Archer!! Bidik! Tunggu perintah ku!" Slamet sudah tidak sabar menghancurkan.
Teriakan Allahuakbar berkali kali, "SERANG!!""TUNGGU!!" suara shanti memecah konsentrasi strategi perang Slamet.
"Ini semua salahku, aku gak tau bakal begini, please forgive me" Shanti minta maaf sambil salto joget joget gaya Korea, kayang, patah tulang.Gw merinding lihat cewek manis, cantik, tapi alay, Huwek...
Akhirnya Tawuran dibatalkan karena kepinteran gue. Sepanjang sejarah Smp swasta komplek itu, mereka pertama kalinya berdamai.
Gue meringis kodok... Kodok nggak pernah meringis.
Nama gue terpampang dimana mana, bertuliskan 'Wanted!, utang belum dibayar, bagi yang menemukan suruh bayar utang' gue nemu itu di kantin.
YOU ARE READING
Sedang Memuat...
Humor"Lo! Siapa nama lo!! Gue lupa!" kata Rendi. Gue kepikiran ganti nama, yang ada dibenak gue : Miyabi, Tsubasa amami, Sora aoi. (kenapa nama artis yang 'ahsudahlah' semua woi!, enggak gue masih polos waktu itu) "Siapa!!" bentak dia "Mahar gue...