Mencintai Dia

1.5K 96 0
                                    

One Short Story::2

Mencintai Dia

Mencintai Dia,
Ku akui memang aku Mencintai Dia,
Ku akui memang aku ingin bersama Dia,
Ku akui memang aku ingin berjalan bersama Dia,
Ku akui memang aku ingin selalu ada disamping Dia.”

Difryan Aliando Friansyah.

•••

Seorang laki - laki tampan berjalan dikoridor kampus nya dengan santai, dia terus berjalan tanpa peduli tatapan memuja dari perempuan - perempuan yang ada dikampus ini.

Difryan Aliando Friansyah, laki - laki tampan yang memiliki sejuta pesona nya di kampus, kakak senior yang dikenal dingin dengan junior nya, mempunyai banyak penggemar di kampus nya.

"Bro!"teriak salah satu laki - laki dari arah samping, Ali berhentih berjalan lalu menatap malas sahabat nya yang absurd itu.

"Apaan?"tanya Ali malas sambil memutar bola mata nya, jengah.

"Santai bro. Bye the way, lo liat Prilly?"tanya Rendi —sahabat Ali—

"Kenapa lo nanya tuh anak? Naksir lo?"

"Kenapa lo? Gue cuma nanya, gue enggak bilang naksir lho yah?! Lo aja kali yang naksir."

"Dih! Gue? Suka sama tuh anak? Enggak mungkin."

"Yang merasakan lo naksir atau enggak sama tuh anak itu lo, bukan gue. Udah enggak usah munafik!"ucap Rendi

Ali diam, menatap sahabat nya yang bernama Rendi itu, apakah benar dia menyukai perempuan itu?

"Diam? Gini Li, gue enggak maksa buat hati lo jujur tapi gue tau lo, Mencintai Dia."ucap Rendi sambil menatap sahabat nya itu dengan tatapan yang susah untuk diartikan.

Mencintai Dia

Benar kah?

Rendi tersenyum lalu menepuk pundak Ali, dan berlalu dari hadapan Ali.

"Woy napa lo? Sadar Li! Woy!"seorang perempuan menepuk pundak Ali sedikit keras.

"Kenapa sih lo? Diem disini? Melamun?"tanya perempuan itu penasaran sambil menopang dagu nya dengan tangan dilipat didadanya.

"Kepo deh lo?!"

"Elah, serius nih gue Li, kenapa lo?"

"Penasaran banget deh lo Rill."

"Kebiasaan! Please! deh Li, Rill? Apaan tuh?"

"Eh nama lo tuh ada Rill nya juga ya? Anatasha Rillya—."

"Iya iya. Jangan ngalihin pembicaraan, sekarang jawab kenapa lo melamun ditengah koridor kampus?"potong perempuan yang tadi dipanggil Ali, Rill itu.

Ali menatap lekat si Rill itu, seakan Ali tak ingin si Rill pergi dari nya, terlihat dari mata selalu berbinar saat melihat si Rill, walau Ali selalu bisa menyembunyikan sikap saat didepan teman - temannya dan si Rill.

One Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang