JALAN KEDUA: SENJATAKU!

320 34 43
                                    

Gelap, tidak ada apa-apa yang bisa dilihat oleh Likyter. Di dalam hatinya, dia benar-benar kesal karena tidak bisa membunuh monster itu atau menyelamatkan orang tuanya. Padahal dia baru saja memutuskan untuk menjadi petualang, tapi sebelum tujuan itu tercapai dia sudah mati terlebih dahulu. Berkat itu, dia berpikir takdir itu sangat lucu sekali. Saking lucunya, dia sampai-sampai merasa ingin tertawa tapi juga kesal.

"Aku sudah mati, ya...?" ucapnya dalam hati. "Si- Tunggu, kenapa rasanya lembut sekali?" Likyter merasakan sesuatu yang lembut sedang dia genggam, karena tadi dia mencengkram kesal.

"Kyaaaaa!!"

Seketika, Likyter merasakan sesatu yang keras menabrak perutnya. Setelah itu, dia merasakan sakit di kepala bagian belakang. "Adududuh..." Likyter pun bangun, sambil mengusap kepala belakangnya. "Ternyata walau sudah mati aku bisa sa...kit..."

Kalimat Likyter terhenti karena bukan kegelapan lagi yang dilihat setelah membuka mata, melainkan seorang gadis yang sedang duduk memeluk dadanya yang cukup besar. Gadis itu berambut coklat panjang, memakai setelan berwarna putih berpaduan merah dengan roknya panjang di bagian depannya terbelah memperlihatkan rok berwarna putih pendek, memakai stocking putih selutut, memakai pita merah di kepalanya, dan iris matanya coklat.

"Dasar... mesum..." ucap gadis itu yang masih memeluk dadanya.

Likyter yang mendapatkan pernyataan itu, dan melihat tingkah gadis itu mengerti satu hal. Kalau tadi, Likyter tanpa sengaja mengenggam dada seorang gadis yang asing... ditambah ukurannya cukup besar dan lembut. Mengingat kembali sensasinya, membuat pikiran Likyter kacau.

"Awas!!" teriak gadis itu tiba-tiba.

Likyter tersadar dari pikiran kacau, dan refleks melihat arahan mata terkejut gadis itu yang tertuju ke atas kepalanya. Ternyata, sebuah tangan besar siap menghantam Likyter. Dengan cepat, Likyter langsung berguling untuk menghindar. Tangan besar itu menghantam keras aspal yang tadi diduduki oleh Likyter.

"Aku masih hidup?" gumam Likyter bingung. "Dan tadi aku mendapatkan berkah?" lanjutnya bingung.

Wajar saja Likyter bingung, karena tadi dia menganggap dirinya mati dan ternyata mendapatkan sebuah berkah yaitu merasakan surga di tangannya. Selain itu, tadi dia bisa menghindari hantaman tangan monster itu, padahal telat sedikit saja nyawanya akan melayang.

Monster itu pun berlari ke arah Likyter sambil mengangkat tangan kanannya, setelah sampai di Likyter dia mengayunkan tangannya secara horizontal. Lagi-lagi Likyter berhasil menghindarinya dengan berguling ke kanan tepat waktu. Likyter langsung bangun dan menjauh dari monster itu.

"Hei, pakai ini!" teriak seseorang yang terdengar dari samping Likyter.

Likyter langsung melihat orang itu, ternyata gadis yang tadi. "Eh, sejak kapan kau ada di sampingku?!" kaget Likyter. "Oh iya, aku minta maaf! I-Itu ti-"

"Sudahlah, jangan meminta maaf dulu! Sekarang kau harus pakai pedang ini untuk mengalahkan monster itu!"

"Pedang? Di mana?" Likyter pun melihat sekitar gadis itu. "Bahkan, kau tidak memegang sebuah pedang melainkan benda bulat pipih aneh itu."

Gadis itu langsung menangkap tangan Likyter, membuka kepalan tangan Likyter, lalu menaruh benda bulat pipih aneh itu di telapak tangan Likyter. Tentu Likyter hanya bisa diam membiarkan gadis itu melakukannya, dan sekarang Likyter sedang memperhatikan benda bulat pipih itu dengan bingung. Di sisi lain, gadis itu sekarang sedang memainkan handphonenya.

"Hmm... apakah ini pe- waaa!" Pertanyaan Likyter terpotong karena tiba-tiba dia merasakan beban yang berat sekali di atas telapak tangannya. Saat berhasil menyeimbangan tubuhnya, sekaligus menahan beban di atas telapak tangannya. Likyter melihat sebuah pedang besar berwarna hitam di atas telapak tangannya, bersama dengan benda aneh bulat pipih yang berada di atas pedang hitam itu. "Ke-Kenapa tiba-tiba ada pedang di tanganku?!" respon Likyter.

ADVENTURE NO ALONE: BEFORE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang