Sebelumnya, aku ingin meminta maaf karena tidak sesuai janji. Cerita ini tidak update selain karena kesibukan, tiba-tiba ide ceritanya enggak ada di pikiran. Baru sekarang muncul dan ada waktu luangnya, jadi aku minta maaf. Langsung saja, silahkan dinikmati.
##############################################################################
Pagi hari pun tiba. Likyter berjalan menuju meja, di mana Alice sedang duduk di kursi. Likyter mendekati Alice. "Selamat pagi, Alice," sapa Likyter.
"Pagi," balas Alice.
Likyter pun duduk di kursi seberang tempat Alice duduk. "Bagaimana, apa semalam kau tidur dengan nyenyak? Lalu, bagaimana dengan Prila, apa kau merasa nyaman tidur dengannya?"
"Menyenangkan sekali, kami berdua saling berbicara. Prila baik sekali, tapi sayangnya sepertinya dia tidak mau ikut party kita. Padahal saat itu aku ingin mengajaknya."
"Tunggu... kenapa kau berpikir begitu?"
"Bukankah waktu itu dia mengatakan mengikuti kita bukan karena merasa seperti teman party?"
"Ah... Alice, kurasa ka-"
"Hei, kalian berdua. Apakah kalian sudah sarapan?"
Mereka berdua pun melihat ke arah orang yang menanyakan itu. Ternyata, itu adalah Prila. Kemudian, Prila duduk di kursi dekat Alice.
"Be-Belum..." jawab Likyter.
"Ah, aku menanyakan itu bukan karena ingin bisa sarapan dengan kalian. Tapi, kalian harus cepat-cepat sarapan agar bisa melakukan quest pertama kalian. Jangan salah paham, aku bukannya mengingatkan kalian tentang quest pertama kalian! Tapi karena aku tidak mau agar kalian lupa dengan quest yang aku sarankan!"
"Sayang sekali... Padahal, tadi aku ingin mengajakmu sarapan bersama..." ucap Alice sedih.
"Eh, ah... Ba-Baiklah, aku akan sarapan bersama kalian. A-Aku menerimanya bukan karena sejak awal memang ingin, kalian jangan salah paham!"
"Ka-Kalau begitu, aku yang akan memesankan makanannya," ucap Likyter.
Setelah mereka sarapan, mereka pergi keluar untuk melaksanakan quest. Tapi, sebelum itu, mereka berdua menemai Prila pergi ke toko senjata. Inilah syarat dari Prila karena dia menerima permintaan membantu menyelesaikan quest mereka berdua... walau sebenarnya Prila sendiri yang dengan gaya tsundere menawarkan diri untuk membantu... mungkin tepatnya ingin membantu mereka berdua.
Sekarang mereka bertiga berada di ruangan yang penuh sekali jenis-jenis senjata jarak dekat. Likyter sedang melihat-lihat semua jenis pedang yang besar atau kecil. Sampai akhirnya matanya tertuju pada sebuah senjata biasa, namun memiliki hal yang unik tertulis di etalase. Senjata yang terlihat adalah dua pedang kecil, tapi yang tertulis adalah 'katana'.
"Ah, senjata ini unik sekali. Pasti mahal harganya," gumam Likyter.
"U-Unik... Ku-Kurasa, ini hanya kesalahan meletakan senjata di etalase," balas Alice. "Oh iya, Prila. Jadi, kita akan membeli senjata apa?"
"Eh... ah... Se-Selagi di sini, kalian lihat-lihat saja dulu. Mungkin kalian butuh senjata baru, terutama Likyter."
"Tapi, bukankah kita kemari karena Prila ingin membeli senjata? Jadi, sebaiknya kita beli dulu senjata yang dicari Prila."
"Ah, i-itu..."
"Akan kutanya senjata ini!" ucap Likyter mengalihkan pandangan mereka berdua. "Kuharap harganya lebih murah!" Likyter pun pergi sambil membawa senjata unik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADVENTURE NO ALONE: BEFORE (Slow Update)
FantasyIni adalah cerita masa lalu Likyter dari ceritaku berjudul 'Adventure No Alone'. Awal mula Likyter menjadi seorang petualang, hubungannya dengan organisasi Megafan, dan kisah saat bersama party-nya yang pertama. Cover by:Chloe Valkyire.