JALAN KEENAM: BONEKA

115 20 2
                                    

Setelah menyelesaikan quest membunuh Kuma, mereka pun melanjutkan perjalanan. Likyter yang memimpin jalan... tepatnya terpaksa berjalan di depan, karena dengan begitu Prila yang berada di belakang bisa mengawasi setiap gerak-gerik Likyter sambil terus berada di dekat Alice.

"Prila, tolong berhenti menatapku dengan tatapan mengerikan," minta Likyter.

"Apa maksudmu dengan menatapmu dengan tatapan mengerikan? Aku tidak melakukan itu, aku hanya mengawasimu agar tidak berani melakukan hal yang tidak senonoh kepada Alice atau bahkan kepadaku," jawab Prila.

"Sudah kubilang itu hanya kecelakaan!" protes Likyter sambil berbalik badan.

"Jangan melihat ke arah kami, terus lihat ke depan, serangga tengik!!" kesal Prila.

Likyter langsung kembali mengarah ke depan. "Kalau tak percaya, tanya saja Alice!"

"Likyter... mesum," ucap singkat Alice sambil memeluk dadanya.

Likyter langsung menundukkan kepala, menerima rasa sakit di hatinya. "Lalu, kita akan ke mana...?" tanya Likyter lemas.

"Kalau tidak salah, di depan sana ada desa Yi. Kita akan ke sana untuk mencari anggota party lagi atau hanya sekedar menyelesaikan quest untuk menambah uang kita," jawab Alice.

"Selain itu, desa Yi juga dikenal sebagai desa yang memiliki bahan yang bagus untuk senjata. Mungkin saja di sana ada bahan yang kau cari untuk upgrade senjatamu," tambah Prila.

Lalu, di depan mereka ada sebuah kota kecil dihiasi tanaman-tanaman yang sudah berguguran. Bisa dibilang, kota kecil itu sedang musim gugur. Melihat itu, Likyter keheranan.

"Nah, itu desa Yi," jelas Prila.

"Eh, desa? Itu kan kota," heran Likyter. "Dan kenapa kelihatannya sedang musim gugur? Bukankah seharusnya musim semi."

"Desa di sini, maksudnya bukan desa tempat tinggal kampung. Melainkan sebutan untuk tempat yang memiliki musimnya sendiri. Kau tahu sendiri, kan? Seluruh pulau di negeri ini menyatu membentuk sebuah negara bernama Fantasy. Berkat itu, ada beberapa titik di negara ini yang terganggu iklimnya," terang Alice. "Sedangkan kota, adalah sebutan tempat yang tidak terganggu iklim cuacanya. Jadi, musimnya teratur."

"Tunggu, seharusnya kau sudah tahu hal ini, karena ini sudah menjadi pengetahuan umum."

"Se-Sepertinya... aku lupa atau tidak memperhatikan dengan benar saat penjelasan itu di kelas, heheheh. Kalau diingat waktu kecil, aku tidak menyangka negeri Fantasy akan tercipta. Selain itu, ada makhluk bukan manusia hidup di dunia ini dan sekarang kita hidup bersama dengan mereka."

"Benar juga. Padahal waktu aku kecil, ras selain manusia itu dianggap hanya ada di dongeng dan buku cerita," sambung Alice.

"Sudahlah, kalian berdua, ayo kita masuk ke desa. Kita lanjutkan pembicaraan di dalam saja," ucap Prila sambil mendahului mereka masuk desa Yi.

Alice pun menyusul Prila. Melihat itu, Likyter mengira kalau masa kemarahan Prila soal itu sudah dilupakan atau berakhir. Likyter pun segera menyusul mereka, tapi langkahnya langsung terhenti setelah menyadari satu hal yang mengganjal.

"Tunggu, bagaimana dengan monster? Mereka semua datang dari mana? Kalau tidak salah, menurut sejarah monster muncul sebelum perang dunia III. Apa sebab perang dunia III terjadi karena munculnya monster di dunia?"

"Likyter, kenapa kau diam di sana? Ayo cepat masuk!" panggil Alice.

"Ah, iya, aku ke sana!"

Mereka pun menelusuri desa Yi. Dapat dilihat banyak sekali orang dan ras lainnya sedang berlalu-lalang, selain itu ada juga bangunan-bangunan kecil dan tumbuhan yang daunnya sudah menjadi coklat.

ADVENTURE NO ALONE: BEFORE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang