Chanyeol tak setegar itu dihadapan semua orang, mereka bilang bahwa dirinya kuat, bahwa dirinya ceria dan punya senyum dengan membawa kebahagian namun yang orang-orang katakan adalah salah. Lihat dirinya kini bagai seonggok kucing pemalas yang tak bergerak dari tidur panjangnya memasang wajah kusam dan murung .
Acara semalam yang ia rencanakan hancur seketika. Plan B masih disiapkan tapi tetap saja hati tetaplah hati jika sudah terluka apa bisa terobati dengan sekejap, jawabnya tidak .
"Aku maaf Chanyeol bisakah aku menjawabnya nanti,"
Bukan jawaban yang diinginkan, dan bukan pula harap-harap cemas yang keluar. Berpikir sahabat satunya lagi pasti akan menertawakan saat itu pula, menertawakan kekalahan.
Tapi siapa yang tahu jika realitasnya bukan seperti pikiran yang ia pikirkan. Dengan malas-malasan ia melangkahkan kaki panjang berbalut seragam sekolah dengan kemeja yang tak rapih serampangan alias malas menjaga image baik yang sedang kurang baik karena patah hati.
Sebelum masuk ia melihat Kris dikerubungi beberapa teman sekelasnya seperti Mino dan juga Kai yang tertawa meledek tak tahu topik apa yang ia bicarakan.
"Oey Chanyeol, kemari mentang-mentang seperti gantungan wajahmu kusut sekali,"Mino berbicara padanya ia tak ingin melihat Kris san terpaksa harus menghampiri karena mejanya didepan temannya itu.
"Ck kau harusnya mengucapkan selamat pada Kris," kini Kai menimpalinya dengan tinju di bahu, Chanyeol berpikir memang Kris memenangkan apa , juara basket itu seminggu yang lalu sudah lewat. "Ey kau tak tahu ya?" Mino kini menarik pembicaraan saat kedipan alisnya pertanda ada yang menarik, ia mengeluarkan handphone berlayar datar keluaran terbaru bukan itu sih yang jadi fokus namun foto di situ yang jadi fokus.
"Uwoo ini tentu saja Kris walaupun gelap tapi siapa sih disini dengan rambut pirang tinggi itu, " suara Kai jadi penjelasan atas foto yang terpampang jelas namun samar gelap. Chanyeol beringsut meneliti wajah temannya yang menghembuskan napas jengkel terus diledeki dua orang ini. Chanyeol sendiri tak percaya namun ketika Kris berkata ia tahu dengan sangat jelas bahwa sahabatnya itu tak pandai berbohong.
"Ck, sudahlah sebentar lagi pelajaran dimulai,"nadanya terkesan malas.
"Kau tak asik, ayo katakan saja itu memang kau sekalipun menyangkal semuanya sudah tau itu kau, uh kau sweety sekali sih," Mino tebahak saat itu juga , mengundang yang lain untuk menatap dirinya."iya itu aku, puas, sekarang minggir okay," Kris sudah pada titik puncak sabarnya.
Itu forum redaksi untuk foto-foto festival , seseorang pasti tidak sengaja mengambil foto itu. Namun bukan itu yang jadi pikiran Chanyeol sekarang, pikirnya melayang begitu saja. Baekhyun . Ia memikirkan reaksi Baekhyun, kemudian senyuman ia singgungkan di sisi bibir kanannya. /menarik, ini sungguh menarik/©®®®®®®®©
Sepupunya bukan orang yang agresif cenderung pasif dan lebih banyak diam , ia kenal tentu saja sejak empat bulan ia dititipi sang paman untuk menjaga sang sepupu yang kini membuat gempar seisi kelas atau mungkin sekolah. Memijit kepalanya ia agak pusing jika harus berpikir terlalu berlebihan, Baekhyun disisi nya sendiri lebih tidak percaya dibanding Luhan yang mengatakan 'wow' dengan sangat keras. Foto itu sudah dihapus lagipula ia ketua redaksi majalah sekolah ia tak mungkin mencemarkan nama orang lain.
Menanya Zitao jelas akan jadi tindakan selanjutnya, namun fokusnya kini ia meringis sendiri kunci yang selalu ia bawa-bawa harus berpindah tangan.
Minseok melakukan untuk kebaikan Zitao sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egoisme
FanfictionHanya cerita cinta yang biasa, tapi benarkah ? . Yakinkan bahwa keegoisan tidak akan menang, sungguhkah. Atau pilihan tidak akan salah, benarkah. Karena semuanya adalah salah dari awal, Keegoisan itu malapetaka. Schoollife-triangle-maybehurt -mayb...