part 8

502 22 0
                                    

Perjalanan yang cukup jauh ini akhirnya berakhir, bus yang telah dari pagi berjalan menembus jalanan akhirnya berhenti disebuah tempat perkemahan..
Semuanya langsung berhamburan setelah diarahkan oleh ketua osis yang guru pembimbing

"Kak ayo kak.." seru laras yang terlihat lelah dan mengendong tas yang cukup berisi, "duluan ajah.." tukas raffa yang sedang memakai sepatunya

"Maunya bareng" raffa menghela nafas panjang, kenapa gadis ini jadi manja pikirnya, dia bangun dan bergegas keluar namun langkahnya terhenti saat mendapati virra yang terlelap dikursi

Ia menoleh pada satria yang sedang berusaha mengambil barang bawaanya, "duluan aku bareng sama virra"

"Kenapa sih! Biar kak virra sama satria aja.." laras berucap sinis namun terdengar merajuk, raffa menatapnya dalam "bisa dibilangin gak sih! Gua tuh cape dan lo bikin gua tambah cape. Lo tinggal keluar aja apa susahnya" bentak raffa dengan nada meninggi, laras diam menundukan kepalanya takut

"Kenapa.." raffa melirik virra yang sudah terbangun, virra melirik laras yang menunduk dan beralih menatap raffa dalam "mulai sekarang lo pentingin cewek lo aja ffa, gua gapapa ko, gua masih bisa sendiri.. Kita jaga batas persahabatan. Gua gak mau jadi penyebab diantara kalian" tukas virra dengan dingin, ia segera bangun menarik tasnya dan berjalan keluar bus

"Bocah tau gak lo" sentak raffa sebelum akhirnya keluar meninggalkan laras

**

Suasana yang semakin sore membuat semuanya sibuk mempersiapkan segala hal,
Virra arleta gadis itu tengah sibuk membereskan tenda beserta barang bawaannya..

"Virra"

"Kenapa ffa.. Mana laras" matanya melirik mencari seseorang tapi tidak ada.. Pandangannya bertemu saat raffa menarik lengannya dan mengengam erat

"Kenapa semuanya rumit"

"Maksudnya"

"Kenapa kita harus jauh.." lirih raffa, suaranya sangat pelan, serak namun tetap bisa didengar "lo yang bikin gua harus jauh, ffa ayolah luh udah gak sendiri sekarang.. Kita harus jaga sikap biar dia gak sakit"

"Kenapa lo mikirin perasaan orang lain sih virra"

"Karna gua tau gimana rasanya diabaikan raffa!" sentak virra, ia meluapkan emosinya dengan menatap raffa dalam, ucapanya terdengar bergetar, seperti ada kepedihan yang terhalang untuk dilepaskan. Ada air mata yang sepertinya menolak untuk menetes

Ia segera mungkin berjalan meninggalkan raffa yang masih diam dengan pandangan yang sama. Ia berjalan menenangkan fikirannya! Kenapa semuanya jadi rumit, kenapa semuanya jadi sulit sekali untuk dilewati

**

Sang Mentari telah berganti tahta. Kini hanya ditemani rembulan dan beberapa Bintang kecil yang membentang Indah dilangit

Setelah sore tadi raffa hanya diam tanpa berbicara lagi dengan virra.. Ia menyibukan dirinya dengan teman-temannya sementara virra selalu ditemani satria..

"Apa gua yang salah" satria menoleh, "bukan, hanya keadaan yang memaksa kalian harus seperti ini" virra segera menoleh menatap satria dalam, ia benar-benar butuh pundak saat ini! Satria yang mengerti maksud gerak gerik virra langsung membawa kepala virra pada pundaknya. Tanganyapun Menyentuh rambut, mengelus pelan seraya memberi ketenangan..

Sahabat Cintaku (Raffa&Virra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang