Sad

12 4 0
                                    

Waktu pulang sekolah pun tiba,,

Sekolah sudah sepi, tapi Refano belum datang juga. Aku menundukan kepalaku sambil memainkan smartphone ku seperti kebiasaan ku.

Kemana dia kenapa belum datang juga.

Begitu kagetnya aku saat ada seseorang yang memegang pundakku dari belakang,akupun mengangkat kepalaku.

Begitu tambah kagetnya aku,aku melihat sosok agam didepanku dengan temanku Diana keluar dari perpustakaan.

Akhirnya seseorang yang tadi memegang pundakku membalikan badan ku dan memelukku.

Aku tidak bisa berbuat apapun badanku terasa lemas tak terasa air mataku mengalir,
aku menangis di dada bidang seseorang yang tak tahu siapa itu.

Rasa sakit ini lebih besar daripada rasa penasaranku yang ingin tahu siapa laki-laki yang memelukku.

"Aku merasakan apa yang kamu rasakan"ucap laki-laki yang semakin mempererat pelukannya.

Pelukan ini membuatku sedikit tenang.

"Mereka sudah pergi,kamu jangan menangis lagi" laki-laki itu melepaskan pelukannya dan mengusap pipiku yang dibanjiri air mata.

"Refano"

"Iya ini gue,udah lo jangan nangis lagi yah Rey"
ucapnya sambil mencubit pipiku

"Thanks"

"Nih ada coklat buat kamu,semoga sedikit membuat hati kamu tenang Rey"

"Sekali lagi terimakasih"aku mengambil coklat yang dia berikan dan langsung memakannya.

Coklat ini membuat perasaan ku sedikit tenang. Apalagi dengan tadi pelukannya rasanya hatiku ini sudah baik-baik saja.

"Pulang bareng yuk"ujar Refano yang disertai merangkul bahuku.

"Gak usah nanti ngerepotin,aku pulang sendiri saja"ucap ku yang langsung melepas tangan Refano dibahuku.

Sungguh laki-laki yang tidak sopan.

"Tidak merepotkan ko"

"Tuh Aku sudah ada yang jemput lain kali saja ya, dahhh"

"Ok Rey,hati hati ya"
ucap refano dengan mencubit pipiku lagi.

"Ihh sakit loh Ref, tapi makasih ya Ref untuk semuanya. Kamu juga hati-hati. Dah Ref"ucap ku sambil tersenyum kepadanya dan langsung berlari menghampiri sebuah mobil sport berwarna putih.

"Sama sama"ucap Refano yang sempat ku dengar.

Seseorang memakai baju kemeja biru, mata empat nya yang selalu menunjukan kelembutan,
rambut yang berwarna hitam,hidung mancungnya,
dan yang tidak bisa kulupakan warna matanya yang sama denganku warna hitam.

Semua itu dibalut dengan ketampanannya dan kebaikannya.

Dia adalah ka Reyno,kakak ku yang selalu ada untukku sedangkan kedua orang tua ku sibuk dengan pekerjaannya tanpa menghiraukan anak anaknya.

Aku senang dengan kehadiran ka Reyno yang selalu ada untukku.

"Hay Adik ku sayang. Bagaimana sekolah nya." ucap nya sambil memeluk ku.

"Hay kakak ku sayang. Hem seperti biasa kak tidak ada yang sepecial." ucap ku dengan memeluk ka Reyno balik.

"Gak ada yang special. Terus cowok itu siapa, pacar kamu ya Rey ? Hehe" ucap kakak ku sambil menggodaku.

"Bukan ka dia hanya temanku. Ayo kak pulang gak usah ngebahas dia"

"Kenapa Rey? Kamu takut kalau kakak suruh pacar kamu kerumah ya hehe."

"Ih bukan pacar aku kak. Ayo pulang ayo pulang" ucap ku sambil mendorong kakak ku masuk ke dalam mobil.

"Hehe baiklah Rey"

------

Hai..

Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita saya ,maaf ceritanya sangat membosankan maklum saya bukan seorang penulis saya hanya seseorang yang tidak punya kerjaan. Kasih vote,coment dan tolong share ya..

By.. See you in the next part :)

I and a STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang