Chapter 2

1.4K 99 5
                                    


Naruto menatap langit malam di luar sana. Saat ini ia sedang sendirian saja. Kedua orang tua serta Kakek Neneknya sedang ada urusan. Pandangannya beralih kearah pintu yang terbuka. Disana ada sosok Sasuke yang sedang menyender di kusen pintu.

Sekilas Naruto tersenyum. Dengan lambaian tangan ia mengisyaratkan Sasuke mendekat. Kini Sasuke sudah ada di hadapan Naruto. " Maafkan aku. Dan terima kasih sudah menolongku."

Mendengar itu Sasuke hanya bisa mengangguk sebagai balasannya. Sekali lagi Naruto tersenyum, namun senyumannya mendadak luntur saat ia merasakan sesuatu di keningnya. Dengan memberanikan diri Naruto lantas menengadahkan pandangannya hanya untuk melihat Sasuke yang sedang mengecup keningnya.

Stiletto or Flatshoes?

Naruto@Masashi Kishimoto

Rated T

DUKK.. Dengan seenak jidatnya Sasuke menjedukkan keningnya ke kening Naruto. Membuat Naruto mengaduh kesakitan. Apa-apaan ini. Bukankah Sasuke harusnya mengecup keningnya dengan lembut, tapi apa yang terjadi disini. Dengan tidak berprikejidatan(?) Sasuke membenturkan keningnya ke kening Naruto. Naruto bangkit dari acara tidurannya, ia melotot garang kearah lelaki bermarga Uchiha itu.

" TEME!!" Seru Naruto sambil menyentul-nyentul hidung mancung Sasuke.

Mendengar teriakan atau mungkin lengkingan dari Naruto, Sasuke lantas menutup kedua telinganya. Ia tampan dan pintar, tidak elit kan kalau semua itu harus disandingkan dengan kata budeg permanen.

Setelah dirasa Naruto berhenti dari acara meneriakinya Sasuke pun angkat bicara. " Hn, Dobe." Seru Sasuke datar. Naruto kian berkedut kesal mendengar respon absurd dari Sasuke. " Apa maksud mu dengan membenturkan jidat mu itu ke jidat ku. Kau tahu apa yang kau lakukan membuatku berpikir bahwa kau akan.." Sadar dengan apa yang akan dia ucapkan, Naruto langsung membekap mulutnya dengan salah satu tangannya yang tak di infus.

Sasuke menyeringai mengetahui lanjutan ucapan Naruto yang tak jadi keluar. Ia sengaja mengulur senyum yang membuat Naruto tak enak perasaan. " Ara, apa kau pikir aku akan mencium mu ya Dobe?" Tanya Sasuke menggoda namun wajahnya tetap datar.

Mendengar perkataan narsis namun benar dari Sasuke membuat wajah Naruto memerah. Jantungnya berdetak lebih cepat, mungkin efek malu berlebihan. Melihat hal itu Sasuke entah kenapa semakin semangat untuk melanjutkan acara menggoda Naruto. Dengan sengaja ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Naruto yang tambah merah. Dekat, dekat, dekat, dekat, de.....

Naruto memejamkan matanya sepenuh hati(?) tak ingin dan tak siap bila ia memang benar-benar di kecup oleh Sasuke. Merasa ada hembusan nafas di wajahnya, Naruto takut-takut membuka mata. DEGH.. Wajahnya dan Sasuke hanya berjarak kurang dari sepersekian cm saja. Dilihat dari jarak sedekat ini, Naruto baru sadar bahwa Sasuke sangat mirip dengan Itachi-sensei. Hanya saja Sasuke terlihat lebih muda dan tanpa tanda lahir yang menyerupai keriput seperti yang Itachi punya. Tanpa sadar Naruto menahan nafasnya karena melihat sosok Itachi dalam diri Sasuke. Itachi yang jadi cinta pertamanya, Itachi yang membuatnya semangat tetap hidup, Itachi yang selalu merawatnya di kala sakitnya kambuh, dan Itachi yang memilih 'pergi' tanpa berbalik lagi untuk menerima perasaannya.

TESS.. Setetes air mata turun dari mata Naruto. Gadis dengan surai blonde itu tanpa sadar menangis karena mengingat fakta itu. Sekarang Itachi sudah 'pergi' untuk apa ia masih hidup. Semakin lama air mata Naruto keluar semakin banyak.

Sasuke yang mengira Naruto menangis karena perbuatannya segera mengangkat wajahnya menjauhi Naruto. Bibir Sasuke sudah terbuka untuk mengucapkan sesuatu yang bisa membuat Naruto berhenti menangis. Namun, sebelum ia benar-benar mengucapkan hal itu, lirihan Naruto membuat Sasuke terdiam.

Stiletto or FlatshoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang