Chapter 6

969 80 6
                                    


 Naruto bangun dengan perasaan sesak di dadanya. Mencoba menggerakan tubuhnya namun hasilnya nihil saat pergerakannya tertahan oleh berbagai macam alat yang menunjang kehidupannya. Kali ini berapa lama ia tidur? Sehari, seminggu atau sebulan? Entahlah bagi Naruto kini waktu adalah suatu hal yang samar jika mengingat dirinya yang terus berpacuan dengan waktunya yang kian sedikit.

KRIET.. Pintu terbuka menampilkan sosok tinggi Itachi dalam balutan jas putih kebesarannya sebagai seorang dokter. Pria itu berjalan bersama dengan Sakura dan Ino yang mengikuti. Sepertinya mereka belum sadar jika Naruto sudah bangun sampai akhirnya Ino menyadari mata Naruto terbuka menampilkan kesan lelah dan sakit yang berkepanjangan.

" Sensei, Naruto sudah sadar!" Mendengar seruan dari rekannya, Itachi bergerak untuk memastikannya. Ia mengecek keadaan Naruto secara menyeluruh.

PUK.. Tangan besar Itachi mendarat diatas kepala bersurai pirang Naruto. ia tersenyum lembut sama seperti bertahun-tahun lalu, sama seperti masih saat ada Naruko-nee nya.

" Yokatta.." Rasa syukur itu terucap dari bibir lelaki berusia 30 tahun yang kini sudah memiliki istri.

Naruto terhenyak dan ingin menampik elusan di kepalanya tapi itu sungguh tak mungkin mengingat banyaknya alat yang terpasang ditubuhnya hingga akhirnya Naruto memilih menyerah dan membiarkan Itachi mengelus-ngelus kepalanya.

Stiletto or Flatshoes?

Naruto@Masashi Kishimoto

Rated T

Sasuke berjalan dengan tangan kirinya yang menggenggam sebuah buket mawar putih untuk Naruto. kemarin Naruto akhirnya sadar dari komanya yang nyaris 1 bulan itu. Sasuke tak sempat datang untuk mengunjungi Naruto kemarin mengingat kemarin ia harus menyelesaikan Ulangan semester sebelum libur Natal tahun ini.

2310

Nomor kamar yang Naruto tempati entah untuk berapa lama mengingat kondisi dari gadis pirang itu kian memburuk tiap harinya. Menghela nafas sebelum akhirnya tangan berkulit pucat itu terangkat untuk memutar knop di depannya.

Hal yang pertama oniksnya lihat adalah sosok Naruto yang tengah duduk bersandar di ranjang dengan mata yang menatap keluar jendela. Tubuhnya yang kurus dibalut dengan baju hangat berwarna jingga yang terlihat agak kebesaran, berat badannya turun lagi akibat koma selama 1 bulan.

" Teme!" Seru Naruto saat menyadari Sasuke yang ada di kamarnya. Ia tersenyum hangat seperti biasanya.

" Hn." Sasuke menyodorkan buket bunga yang dibawanya. Naruto menerima bunga tersebut dengan senyum merekah di bibirnya.

Setelahnya keduanya larut dalam keheningan. Sasuke duduk diatas sofa yang berada di hadapan ranjang Naruto. Lelaki berusia 17 tahun itu duduk dengan tangannya yang di rentangkan pada sandaran sofa. Sesekali mata hitamnya menatap sosok Naruto yang masih sibuk mengurusi bunga mawar ditangannya. Tangan kurus Naruto terlihat mengelus kelopak putih lembut. Matanya menatap intens pada objek di genggamannya.

Sasuke bangkit dari sofa krem yang di dudukinya. Dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana ia berjalan dengan langkahnya yang lebar. TAPP.. Kini Sasuke berdiri menjulang di samping ranjang Naruto. Menundukkan kepalanya Sasuke mengecup kening Naruto lembut.

DEGHH.. Naruto merasakan jantungnya berpacu dengan cepat saat bibir tipis pemuda Uchiha itu menyentuh keningnya lembut. Kecupan itu seringan kapas dan semanis madu, matanya membola.

" Sasuke apa yang-"

" Suki da!" Tangan Sasuke merengkuh tubuh ringkih itu kedalam dekapannya kala mengatakan hal tersebut membuat Naruto kian merasakan deguban di jantungnya yang kian menggila.

Stiletto or FlatshoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang