Musim dingin. Untuk pertama kalinya dalam hidup Naruto ia akan pergi kencan dengan seorang pria. Mengenakan blous berwarna peach yang dipadu dengan mantel bulu berwarna krem. Tangannya terangkat menyapukan bedak dengan tipis untuk menutupi wajah pucatnya, dan yang terakhir ia memakai lipbalm agar bibirnya tak terlihat pucat.
CKLEK.. Pintu dibuka oleh Itachi yang masuk dengan Kushina. Lelaki tersebut tersenyum saat menatap Naruto yang terlihat manis. Dibelakang keduanya ada Sakura yang masuk membawa kursi roda membuat Naruto bertanya-tanya.
"Apa kau senang ?"
Mengangguk singkat.
"Sebenarnya kalian bisa pergi di cuaca yang lebih hangat, bukannya kencan saat salju turun begini."
Terdiam mendengar ucapan Itachi yang kini memasangkan syal berwarna putih di leher jenjang gadis yang ia anggap adik itu. Memalingkan tatapannya kearah jendela sebelum akhirnya Naruto menjawab. Tak lupa tangannya juga memasangkan sebuah hoodie ke kepala Naruto.
"Ya aku pun inginnya begitu. Tapi tak ada yang tahu sampai kapan aku bisa bertahan."
Setelah membuat Itachi mengurungkan niatnya, Naruto menjadi pasrah dengan hidupnya. Apalagi tak ada satupun pendonor yang tersedia untuknya. Ia mengetahui keadaan tubuhnya lebih baik dari siapapun.
Suasana mendadak hening saat Naruto selesai mengatakan hal itu. Namun, suasana tersebut tak berlangsung lama karena Sasuke masuk kedalam ruangan dengan menenteng tas kertas. Memberi salam pada Kushina, lantas lelaki berusia 18 tahun itu kini berdiri dihadapan Naruto. Mengambil kaki Naruto, Sasuke memasangkan sebuah flatshoes berwarna krem yang entah kenapa serasi dengan mantel yang Naruto kenakan.
"Kau butuh itu dibandingkan dengan sepatu-sepatu tinggi yang menyakiti kaki mu!"
Itachi maju mendekati Sasuke, tangannya terangkat untuk menyentuh pundak tegap adik bungsunya itu.
"Aku lupa bilang.."
"Kondisi Naruto saat ini tak memungkinkannya untuk berjalan kaki. Kau tahu ada disfungsi pada kakinya akibat terganggunya aliran darah." Dan benar saja, saat ia mencoba menggerakan kedua kakinya rasanya kakinya seolah mati rasa dan juga lemas seperti tak bertulang. Dengan kondisi seperti ini Naruto yakin ia tak akan sanggup berjalan bahkan untuk keluar dari ruangan ini sekalipun.
Tepat setelah menyelesaikan penjelasannya Itachi menyingkir membiarkan Sakura yang mendorong sebuah kursi roda kehadapan Sasuke.
"Gunakan lah ini."
Stiletto or Flatshoes?
Naruto@Masashi Kishimoto
Rated T
Mendengar penjelasan dari Itachi membuat Naruto paham. Hatinya tersentil saat mengetahui fakta bahwa ia tak boleh berjalan karena keadaannya saat ini. Bibirnya terbuka untuk mengucapkan sesuatu namun tak jadi karena Sasuke sudah terlebih dahulu berbicara.
"Kami tidak membutuhkan barang itu."
HUFT.. Dalam sekali angkat Naruto sudah berada dalam gendongan Sasuke.
"Begini lebih praktis."
Setelah itu Sasuke benar-benar meninggalkan kamar 2310 itu untuk memulai kencan mereka. Hari ini ia akan membuat Naruto tergila-gila padanya!
Semua mata yang berada di sekitar mereka menatap penasaran pada Sasuke yang menggendong Naruto ala bridal style. Sasuke sih acuh-acuh saja, toh sebentar lagi mereka akan sampai parkiran dimana mobil Sasuke berada. Meski sebenarnya ia juga tak keberatan untuk menggendong Naruto berjalan-jalan. Beda Sasuke, lain halnya dengan Naruto yang kini menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Pandangan dari orang-orang disekitar mereka seolah jelas-jelas mengatakan 'apa yang keduanya lakukan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Stiletto or Flatshoes
FanfictionItachi dan Naruto sama-sama kehilangan cinta pertama mereka. Lalu saat Sasuke mulai masuk kedalam hubungan rumit keduanya, akankah Sasuke juga kehilangan cinta pertamanya?/RE-PUBLISH