Part 5

24.3K 428 2
                                    

    Keluar dari mobil kami memakai topeng yang telah kami siapkan,aku memakai topeng perak dengan sedikit ukiran warna hijau sedangkan Oliver memakai topeng warna . Memasuki rumah suze yang telah disulap menjadi sesuatu yang sangat indah,berbagai hiasan warna-warni menempel di dinding,dentuman musik telah menyambut setiap tamu yang datang,ada berbagai makanan terhidang di meja saji dan ada beberapa tong bir. Oliver membimbing diriku ke tempat Suze sedang berdiri,memberikan kado kami kepadanya,memeluk dan mencium pipinya,Oliver hanya menjabat tangannya dan memberi ucapan. Oliver selalu ada di dekatku tangannya tidak berhenti menempel pada pinggangku,dia hanya pergi untuk mengambilkanku secangkir cocktail dan beberapa makanan ringan. Mengalihkan pandangan dari Mr. Seksi yang telah menjungkir balikan hatiku ke arah riuhnya pesta. Pesta ini benar-benar menakjubkan Suze benar-benar pandai berpesta,mataku terpaku pada satu orang postur tubuhnya mengingatkanku pada seseorang. Dia berdiri membelakangiku dan sedang asyik mengobrol,aku yakin itu pasti Liam. Mana mungkin aku tidak mengenali rambut itu,dan tubuh itu,ketika aku akan pergi kearahnya Oliver menggenggam lenganku lebih erat tidak mengizinkan aku lepas darinya.

Sikapnya benar-benar membingungkanku di suatu sisi aku merasa senang karena dia melindungiku dan ingin selalu bersamaku di sisi lain aku merindukan Liam. Aku ingin pergi kesana hanya sekedar menyapanya tapi dia dengan seenaknya menghalangiku.

"Aku ingin menyapa Liam" kataku dengan nada ketus. "Kau tidak perlu melakukannya."

"Ya aku perlu,Oliver berhenti bersikap kekanak-kanakkan."

"Aku tidak"

"Jelas,kamu melakukan itu."

       Dia tidak bicara lagi hanya menatap mataku dengan mata yang seolah berbicara 'Aku sedang tidak ingin di bantah'. Dan itu membuatku mendesah frustasi. Aku perlu menenangkan diriku dari sikap otoritasnya pada hidupku.

"Aku akan pergi ke toilet sebentar."

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu,aku hanya pergi sebentar." "Baiklah"

    Toilet adalah satu-satunya tempat yang sedikit tenang untuk memulihkan diri dari otoritasnya.  Toilet terletak di belakang ruangan dimana dekat dengan pintu belakang,ketika memasuki toilet aku bertemu seorang wanita memakai topeng sedang berdiri di dekat wastafel dia mengalihkan pandangan kepadaku. Topengnya menutupi seluruh wajahnya berbeda dengan diriku yang hanya menutupi sebagian wajahku,matanya yang tidak tertutup itu menatapku seolah berbicara 'hai' dan tersenyum padaku aku hanya mengangguk dan membalas senyuman sopan. Masuk ke dalam pintu dan menguncinya,aku sangat berharap dia sudah pergi dari sini. Setelah selesai bersemedi aku keluar dan melihat diriku sudah seorang diri di toilet itu. Membuka keran mencuci tanganku sebenarnya aku ingin membasuh wajahku dengan air tapi teringat hasil kerja keras ibuku,aku mengurungkan niatku. Keluar dari kamar mandi,ada sebuah tangan yang mendekapku dengan selembar sapu tangan,kemudian semuanya berubah menjadi gelap.

SecretWhere stories live. Discover now