Oliver Pov
Di dalam kantorpun aku tidak dapat berkonsentrasi hanya menatap kosong pada layar komputer hingga Jessica datang ke dalam kantor. Yeah.. dia juga tergolong bitch menyebalkan,berusaha menggodaku dengan pakaian,cara berjalan dan sentuhan-sentuhan kecil pada tubuhku. Jika bukan karena dia cekatan dan berhasil memenuhi pekerjaannya dengan baik aku akan memecatnya. Tapi kali ini dia benar-benar di luar kendali,dia memelukku dari belakang ketika aku sedang melihat pemandangan kota di luar jendela.
" Lepaskan tanganmu Jessica "
" Tidak,aku ingin memelukmu."
" Lepaskan tanganmu atau aku akan memecatmu!" teriakku
" Aku rela melakukannya asal kau menjadi milikku. Hanya milikku seorang."
" Tidak akan dan sekarang kau dipecat. Bereskan barang-barangmu dan keluar." melepaskan pelukannya dan kembali menekuni pekerjaanku.
Jessica keluar dari ruanganku dengan derai air mata,aku memutar mataku. Tidak lama kemudian ibuku memasuki ruanganku.
"Apa yang terjadi sayang."
"Bitch itu menerjangku."
"Well- aku tidak heran dengan itu kau terlihat tampan."
"Mom.." mendesah tidak merasa nyaman dengan pujian dan sentuhannya
"Aku kesini untuk memberitahu Jessy sebentar lagi ada rapat tapi ketika aku sampai di mejanya melihat dia sedang membersihkan meja dengan menitikan air mata,dan disinilah aku sekarang"
" Sekarang mom bisa pergi dan aku akan segera menyusulmu."
" Baiklah,aku akan menunggumu." dia mendekat dan mencium pipiku.
Sering kali aku merasa kasih sayang yang diberikan ibu kepadaku dengan Anne terasa berbeda. Entah mengapa aku merasa dia lebih menyayangiku dibanding dengan Anne tapi aku juga tidak bisa memastikan. Ah.. mikir apa sih aku ini,mengumpulkan arsip-arsip yang dibutuhkan untuk rapat.
Pertengahan musim semi,aku terkejut saat sedang berjalan bersama Anne banyak orang yang berkumpul di halaman kampus. What the hell? Anne setengah menyeretku menuju sumber kegaduhan. 'Tidak tuhan apa yang di lakukan laki-laki itu di depan Livie?' batinku berteriak Anne diam dan memandang Livie dengan tatapan tajam seperti ingin menerjang dan memakannya hidup-hidup. Livie terdiam dengan mata tertutup kemudian matanya kembali terbuka dan membangkitkan tubuh laki-laki itu. Dia melihat ke arahku dan Anne menilai ekspresiku sebelum dia menjawab laki-laki itu. Anne benar-benar menyebalkan dia menarikku sebelum mendengar jawabannya,bukannya dia menyukai pria itu tapi kenapa dia menarikku pergi. Setelah sampai mobil,Anne pergi ke tempat lain dan meninggalkanku sendirian di dalam mobil hingga dia melihat Livie berlari kearah taxi yang telah berhenti di depan kampus. Aku ingin mengikutinya tapi kemudian Anne datang dengan wajah gembiranya.
"Yes,finally"
"What??" tanyaku
"Jalang itu tidak menerima Liam sebagai kekasihnya."
" jangan panggil dia seperti itu Anne."
"calm down brother."
Keesokan harinya aku melihatnya turun dari converte hitam miliknya,lelaki yang bernama Liam berdiri tidak jauh dari mobilnya dan terjadi sedikit perdebatan diantara mereka. Raut wajah frustasi melanda keduanya,kemudian Liam pergi dengan ekspresi terluka,kecewa. Livie menghembuskan nafas yang aku pikir sudah dia tahan selama pertengkaran mereka. Aku ingin mengikutinya tapi tanganku di tahan oleh seseorang. Damn.. kenapa Jessy ada di kampusku.
" Hai tampan " ucapnya dengan membelai wajahku. Aku menghindar dari sentuhannya,rupanya dia tidak menyerah dia mendekati wajahku dan berbisik di telingaku.
" Aku tahu kau tertarik dengan gadis itu dan kau tahu aku tidak akan memberikan apa yang telah menjadi milikku untuk orang lain."
"Aku bukan milikmu,menyingkirlah bitch atau aku akan melakukan sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan."
" Jangan pernah mengancamku sayang." Perempuan itu melepaskan tangannya kemudian melenggang pergi.
YOU ARE READING
Secret
RomanceSecret adalah sequel 1.1 dari The Fight for love Perhatian : Cerita ini untuk 20+ bagi yang belum cukup umur dimohon jangan membaca With Love Azumi_Ryunae^^