Oliver POv
Aku bosan dengan hidupku, tidak ada hal yang menarik yang harus kulakukan. Semua terasa sama dan monoton. Hanya Anne-lah satu-satunya alasan mengapa aku tidak melompat ke jurang dan menabrakan diri ke truk yang lewat. Aku tidak mungkin meninggalkan dia seorang diri,yah.. sebenarnya tidak seorang diri juga kami masih mempunyai ibu tiri. Kalian jangan salah sangka dulu.. dan menganggap ibu tiri jahat. Ayah memperkenalkannya saat aku berusia 13th dan Anne 11th. Dia sosok wanita mungil,berambut hitam,lurus dan tebal yang ia potong pendek,berkulit putih,matanya berwarna hazelnut seperti milikku dan Anne,bibirnya mungil dan berwarna pink. Anne kecil melompat kegirangan saat ayah datang,ayahku memang jarang datang dia lebih sering 'berkeliling dunia' untuk bisnisnya berbeda dengan Anne yang melompat kegirangan dan langsung memeluk ayah tanpa melihat seorang disebelahnya tersenyum melihat kelakuan Anne. Kalian bertanya apa yang aku lakukan saat melihat ayahku pulang,aku hanya diam disudut ruang melihat semuanya bagiku ada atau tidaknya ayah sama saja dia akan selalu sibuk mengurus bisnisnya dirumah. Ketika aku ingin meninggalkan tempat itu,Anne menarikku ke arah ayah.
"Olv,poppy datang." katanya. Poppy adalah panggilan Anne untuk ayahku
"Aku tahu." kataku tidak acuh. Anne tetap menarik-narik tanganku untuk bertemu dengan ayah.
" Hai dad.Siapa wanita ini?"
"Hai jagoan.Oh,aku lupa memperkenalkannya pada kalian dia Sandra."
" Hai aku sandra senang bisa bertemu dengan kalian."
" Kau cantik" kata Anne menggapai ingin menyentuh pipi wanita itu. Wanita itu tersenyum dan membungkukkan badan sehingga Anne dapat menyentuh pipinya.
" Terima kasih,kau juga cantik."
" Aku tahu,poppy sering bilang begitu padaku." Ucap Anne bangga
Ayah tersenyum lepas mendengar nada keangkuhan di suara Anne, terserahlah.. aku hanya inging ke kamarku.
" Aku permisi dulu." kemudian pergi ke kamar. Baru lima menit aku berada di kamarku yang nyaman,Anne masuk tanpa mengetuk dan bertanya apa dia boleh masuk aku memutar mataku melihat sikap adikku ini.
"Olv,poppy mengajak kita makan."
"Ok" Dia masih disini dan duduk di tempat tidurku menungguku untuk segera bangkit. Wajah Anne berubah menjadi gembira dengan suara tawanya menggema diseisi rumah sambil bercerita apa yang dilakukan wanita itu.
***
Kembali ke masa sekarang,hari ini adalah hari pertama bagi mahasiswa baru dan juga hari pertama aku akan selalu diganggu dengan Anne. Anne selalu menempel padaku kecuali saat kami kuliah karena kami berbeda jurusan. Aku tidak buta Aku bisa melihat jelas pada perempuan-perempuan yang berbisik-bisik di belakangku. Aku tidak merasa terrganggu dengan sikap mereka kecuali jika mereka mendekatiku aku akan 'menghajar mereka' bukan menghajar yang berkaitan dengan fisik. Tentu saja aku bukan seorang banci yang akan memukul wanita. Sepanjang jalan Anne selalu bercerita tentang 'Livie' teman Smanya yang membuatnya tidak nyaman. Dia bercerita kalau dia menyukai seorang pria tapi rupanya Livie tidak ingin menjauh dari pria itu sehingga dia tidak dapat mendekatinya. Tiba-tiba cerita Anne berhenti wajahnya terlihat syok,aku mengalihkan pandangannya pada sebuah mobil yang berhenti di tempat parkir.
"Kau kenapa Anne?" Anne masih tidak menjawab dia terpaku melihat mobil itu hingga seorang pria berkemeja biru keluar dari mobil sedikit berlari untuk membuka pintu sebelahnya. Seorang perempuan muncul dari balik pintu tubuhnya terlihat begitu mungil dan menggiurkan dengan dress bunga-bunga miliknya mengingatkanku pada mom. Yuups.. aku sudah menerimanya sebagai ibuku,kembali ke wanita itu dia mempunyai rambut panjang hazelnya sedikit ikal dibiarkan terurai di bahunya menambah kesan mungi didirinya,kulit putihnya seolah bersinar saat matahari menerpanya,matanya bening dengan warna yang hampir serupa dengan rambutnya,senyumnya adalah hal yang paling aku sukai dari dirinya. Kalian tahu peri? yups tokoh fiksi yang ada di dongeng,aku tidak percaya mereka ada hingga aku melihatnya sekarang. Anne mulai bertingkah menyebalkan dia menarik tubuhku saat aku benar-benar terpesona olehnya.
"Olv,ayo kita pergi?"
"Pergi?"
"Yups,perempuan itu (menunjuk orang yang telah membuatku terpesona) adalah wanita jalang yang telah menghalangiku mendekati pria impianku."
"Hati-hati dengan ucapanmu,aku tidak pernah mengajarimu dengan kata-kata kasar seperti itu."
"Yeah,kau pernah melakukannya ingat tentang Bre huh?"
" Kau tahu dia pantas mendapatkannya,dan kau tahu betul aku membenci mengungkitnya."
" Ok,kita harus pergi sekarang Olv. Kalau tidak aku akan menerjangnya dan mugkin akan membunuhnya." aku memutar mataku Anne memang selalu berlebihan tapi aku juga mendengar ada kebenaran disana. Kemudian kami pergi meninggalkan tempat itu.
" Eemm... tadi kau bilang siapa wanita itu?"
"Wanita jalang"
"Maksudku namanya" desahku
" Livie,Olivia Earlene anak dari Tn Earlene pengacara terkenal itu.Kenapa?"
Aku tidak berbicara apa-apa hanya mengantarnya hingga kekelas,kemudian melanjutkan perjalanan menuju kelasku sendiri. Kelas masih sepi,aku memilih duduk di belakang dekat dengan jendela. Pemandangan satu persatu teman memasuki ruangan bukanlah pemandangan yang menyenangkan,aku mengalihkan pandangan ke arah jendela. Hari ini adalah musim semi dimana para wanita menyukai musim ini tapi idak dengan diriku. Aku membenci musim semi,banyak kenangan buruk terjadi di musim ini. Suasana yang sepi berubah menjadi sangat ramai dan aku mendengar percakapan para pria yang ada di seberang mejaku.
" Lihatlah perempuan itu."
" yeah,aku tahu maksudmu. perempuan itu sungguh mempesona."
"Coba kau lihat rambut hazelnya,matanya bibirnya dan lihat bagaimana dress bunga-bunga sederhana itu memeluk tubuh indahnya."
" Sayang sekali,rupanya dia tidak tertarik pada kita. Lihatlah dia selalu memandang ke arah si brengsek Oliver."
"Yuups dia memang brengsek dan aneh."
Tunggu dulu,tadi mereka bilang seorang perempuan berambut hazel dengan dress bunga-bung sederhana memeluk tubuhnya. Aku memalingkan wajah kearah yang lebih menarik,dia menatapku begitu dalam hingga aku tersesat kedalam matanya yang indah. Aku kecewa ketika tiba-tiba dia memutuskan pandangan dan kembali kearah laki-laki yang selalu menempel padanya. Sialan sebenarnya ada apa dengan diriku? Kenapa tiba-tiba aku merasa iri dengan laki-laki yang selalu bersamanya? dan membayangkan aku yang ada disana.
Demi Tuhan,aku sudah merasa diriku ini gila dalam beberapa minggu ini aku mengikuti perempuan bernama Livie. Yang paling parah setiap malam aku bermimpi aku yang ada di posisi laki-laki itu dan aku bermimpi dia sedang mengerang,mendesah kenikmatan saat berada di dekatku. Shit.. hanya dengan membayangkan saja millikku telah membesar dan mendesak untuk keluar. Sekarang aku menjadi penguntit mesum,tidak pernah ada seorang wanitapun yang mampu membuatku seperti itu. Melihat kearah jam tanganku sial.. aku terlambat masuk kantor.
YOU ARE READING
Secret
RomanceSecret adalah sequel 1.1 dari The Fight for love Perhatian : Cerita ini untuk 20+ bagi yang belum cukup umur dimohon jangan membaca With Love Azumi_Ryunae^^