A C H T Z E H N

374 38 18
                                    

HAPPY READING!!

-------------

Pagi ini aku terbangun dengan perasaan khawatir, hal ini disebakan karena sedari tadi malam Darren bahkan belum membalas pesanku. Aku telepon juga, nomornya tidak aktif.

Aku takut terjadi sesuatu dengannya.

Bagaimana kalo terjadi apa-apa dengannya di perjalanan pulang? Bagaimana kalo ternyata dia sakit?

Berbagai macam pikiran buruk terus berkecamuk di kepalaku.

Bahkan sampai saat ini nomornya juga belum aktif. Sepulang dari gereja tadi aku terus mencoba untuk meneleponnya, namun belum juga ada perkembangan.

"Astaga Darren kamu kemana sih?" Tanyaku pada diri sendiri, sambil mengusap kasar wajahku.

Mr sun came up and he smiled at me
Said its gonna be a good one just wait and see 🎶

Terdengar suara dari tokoh kartun kesukaanku, mengalun dari hp-ku yang tergeletak begitu saja di atas meja belajar.

Ku langkahkan kakiku dengan malas menuju ke tempat suara itu berasal, namun begitu melihat nama si pemanggil dengan cepat aku langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo? Darren? Astaga, kamu nggak papa kan? Baik-baik aja kan? Kok baru ngabarin, sih? Kenapa nggak balas pesan aku, hah?!" Tanyaku beruntun.

Terdengar suara kekehan dari seberang sana.

"Astaga Cal, nanyanya satu-satu dong. Aku kan bingung mau jawab yang mana lebih dulu."  Balas dengan dengan suara yang terdengar serak.

"Ren? Kok suara kamu gitu sih? Lagi sakit ya?" Aku tidak dapat mengontrol diriku, untuk tidak terus bertanya.

"Aku baik-baik aja kok, cuma emang agak kurang enak badan sih."

"Ya ampun, tuh kan pasti karna semalam kamu nggak pakai jaketnya. Kan udah aku bilang, kamu pake aja. Jadi gini kan."

"Cuma nggak enak badan biasa aja kok, nggak parah juga."

"Yaudah kamu kirimin alamat rumah kamu dimana, aku kesana oke?" Kataku dan tanpa menunggu jawaban Darren, aku langsung menutup sambungan telepon.

Aku berlari keluar dari kamar, menuruni tangga. Tujuanku adalah mencari Bi Sukma, berniat untuk meminta tolong membuatkan bubur ayam. Karena menurutku, bubur ayam Bi Sukma adalah yang paling enak.

"Bi, Caliandra minta tolong ya di buatin bubur ayam. Terus dimasukkin ke dalam kotak makan ya." Ucapku ketika bertemu dengan Bi Sukma.

"Oke, rebes non." Balas Bi sukma.

Tanpa membuang banyak waktu, aku langsung menuju kembali ke dalam kamar, dan berjalan ke arah kamar mandi. Aku menyelesaikan ritual mandiku dengan cepat. Setelahnya, aku menuju ke arah lemari menarik kaos berwarna biru dongker, serta dengan celana jeans panjang berwarna putih.

Selesai berganti pakaian, aku manarik sling bag berwarna hitam. Mengambil sandal yang juga berwarna senada dengan tas yang kugunakan.

Aku turun ke lantai bawah,  menuju dapur untuk melihat apakah Bi Sukma sudah selesai membuat bubur itu atau belum.

"Ini non buburnya udah Bibi masukin dalam kotak makan," Ujar Bi Sukma seraya memberikan kotak makan yang sudah berada di dalam plastik.

"Oke makasih Bi." Balasku.

Aku segera meninggalkan area dapur, kali ini aku tidak perlu berpamitan kepada Mama dan Papa, karena mereka berdua sedang pergi katanya sih menghabiskan waktu berdua.

WinterherzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang