Part 3

39.7K 1.9K 2
                                    

Raka Pov

Aku memandang punggung siswi bernama aulia. Dia cantik, tapi sayangnya cuek dan jutek. Terlintas di benakku untuk menjahilinya agar dia tidak semena - mena terhadapku. Karena dia telah berani menantangku dan melawanku. Lamunanku terhenti saat ada yang menepuk bahuku pelan.

"Nggak usah diliatin terus. Ntar naksir lagi" Ledek devan, sahabatku yang paling jahil.

"Ck .. nggak mungkin lah gua suka sama cewek kaya singa gitu" ucapku bergidik ngeri.

"Liat nanti aja" Jawab daven dan berlalu meninggalkan kami bertiga.

Aku dan kedua temannku mengikuti langkah daven yang sudah terlebih dulu jalan. Yah begitu lah sahabatku yang satu itu, terlalu misterius dan irit bicara.

---

Bel pulang sekolah berbunyi. Seperti biasa yang kami lakukan yaitu bermain basket di lapangan sebelum pulang.

Hening. Itu lah yang terjadi saat ini, tidak ada yang ingin membuka percakapan terlebih dulu. Aku yang sudah bosan dengan keheningan pun membuka suara.

"Menurut kalian, gimana kalo kita kerjain anak baru yang songong itu ?" Ucapku memecah keheningan. Aku memandang semua sahabatku dan mendadak ada yang berbeda dengan sahabat kembarku. Mereka menatapku tajam, setelah aku berbicara seperti itu.

"Gua nggak setuju. Lo boleh bully yang lain. Tapi jangan dia" ucap daven dingin.

"Loh ko tumben ?!. Lo suka sama anak baru itu ?" Tanyaku penasaran.

"Bukan gitu bro. Gua juga nggak sependapat sama lo. Masalahnya dia cewek" ucap devan tenang.

"Terus masalahnya dimana kalo dia cewek ?".

"Dia itu ......" Ucapan daven terhenti dengan suara lengkingan yang membuat telingaku sakit.

"AYANG BEB DAVEN ...." Teriak seorang perempuan dari kejauahan sambal berlari menghampiri kami yang sedang berada di tengah lapangan.

"Ck. Ulet bulu dateng lagi" gumamku kesal.

"Duhh mata gua mendadak kelilipan nih" celetuk refo.

"Ko perut gua mual yah ngeliat muka lo" sinis devan tepat di depan perempuan yang bernama widya.

"Ko kalian semua jahat sih sama gua !!" Kesal widya dan dia langsung menempel di lengan daven, sehingga membuat daven risih.

"Apa sih wid !! Nempel mulu" kesal daven.

"Ko kamu gitu sih beb ?!"

"Gua bukan cowok lo. Minggir ah !!" Usirnya.

"Nggak. Gue nggak mau !!" Kekeh widya.

Dan tiba - tiba terdengar.

DUGH !!

"AWW ..." pekik seseorang di pinggir lapangan.

Semua pandangan mata yang berada di tengah lapangan pun mengarah ke perempuan yang dengan cerobohnya menabrak tiang.

"Mampus luh ven" gumam devan yang dapat di dengar olehku.

"Ck. Tamat riwayat gua !!" Gumam daven yang tak kalah membuat aku pun semakin bingung.

"Kalian kenapa sih ?" Tanya refo penasaran.

Aku yang bingung sama seperti refo pun memilih berjalan mendekati anak baru itu. Sehingga terdengar suara teriakan di belakangku. "Lo mau kemana ka ?" tanya devan di belakangku.

"Ikut ajah sih. Nggak usah banyak tanya" jawabku tanpa menengok ke arah sahabatku.

Aku mendengar lia memaki dengan kesalnya tiang yang berada di depannya. Hal itu membuatku tersenyum geli mendengarnya.

Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang