Part 7

37.7K 1.7K 4
                                    

Mereka pun tiba di sebuah club  terkenal yang berada di dalam salah satu hotel di jakarta. Mereka berjalan masuk seperti sudah biasa dengan suasana tempat ini. Sejujurnya, baik lika maupun lia tidak suka dengan tempat mengerikan seperti ini. Namun, mereka mau tidak mau mengunjungi tempat laknat itu.

"Lo yakin ul ?" Lika bertanya sekali lagi saat mereka baru memasuki club malam itu.

"Yakin ka, asalkan lo tetap ada di samping gua dan nggak ninggalin gua gitu aja. Gua sih yakin aja". Lia menjawabnya dengan sangat santai. Sesungguhnya di dalam hatinya sedang gelisah tak menentu.

"Oke, sekarang tarik nafas dan coba untuk tersenyum layaknya kita sering berada di tempat ini". Lika memulai mensugesti dirinya sendiri agar dirinya dapat tenang. Lia pun mengikuti instruksi yang di ucapkan lika.

"udah yukk, kita samperin widya biar dia nggak curiga". Lia menarik tangan lika untuk berjalan mengarah ke tempat widya berada.

"Hai widya". Lia menyapa widya dengan senyum mengembang menghiasi wajahnya.

"Oh.. Hai. Gua pikir lo nggak akan datang. Kalian berdua kan yah you know lah". Widya berbicara dengan nada meremehkan.

Lia nemapakkan senyum termanisnya dan tak lupa tatapan tajam sekaligus menantang kepada widya. "Hahaha ... Datang lah. Kita kan bukan cewek pengecut yang kaya lo pikir".

"Oke, silahkan di nikmati acaranya". Widya menunjukkan senyuman manisnya. Kemudian berbalik meninggalkan lia.

"Liat aja, setelah ini lo bakal hancur". Batinnya dengan seringaian licik di wajahnya.

"Kita duduk di sana yuk. Cari minuman yang nggak beralkohol pasti ada kan ya". Lika berbicara dengan nada tak yakin dan berjalan menuju bartender yang sedang meracik minuman.

"Mungkin aja ada. Di ncoba dulu aja deh ka". Lia dan lika berjalan beriringan menuju bartender dan menduduki kursi yang berada di sana.

"Minuman yang nggak beralkohol 2 ya". Lika memesan minuman ke pada bartender yang menjaga di sana dan di angguki oleh bartender tersebut.

"Gua ke toilet bentar yah ka" pamit lia.

"Gua temenin ya. Gua takut lo kenapa - kenapa" jawab lika dengan nada khawatir.

"Hahaha ... Lebay lo. Gua janji akan datang ke sini dengan selamat. Lagian juga cuma ke toilet doang".

"Ya ya ya. Terserah lo" Jawab lika pasrah dan lia pun berjalan menuju toilet.

---
Aulia pov

Aku berjalan menuju ke toilet dengan terburu - buru. Karena panggilan alam yang sudah tidak bisa di tahan lagi.

Setelah lega, aku menuju wastafel untuk mencuci tanganku dan merapihkan tatanan rambutku.

"Gimana lia acaranya ?. Nyaman nggak ?". Tanya widya yang tiba - tiba saja sudah berada di dekatku. Aku memang sedikit curiga kepadanya, karena dia hari ini terlalu baik kepadaku. Tapi, prasangka itu pun ku tepis jauh - jauh dan aku mencoba berfikir positif.

"Ehemm. Nyaman ko". Aku menjawabnya dengan senyuman yang mengembang di wajahku.

"Oke. Kalo gitu gua duluan ya". Pamitnya dan ku jawab dengan anggukan.

Aku melanjutkan merapihkan rambut beserta pakaianku yang tertunda. Setelah terlihat perfect, baru aku keluar dari toilet tersebut.

Baru saja aku keluar dari toilet. Tiba - tiba saja ada yang membekapku dari belakang. Aku mencoba berontak dan melakukan perlawanan. Tapi, lama - lama kepalaku pusing dan semuanya menjadi gelap.

Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang