Part 17

45.8K 2K 54
                                    

Raka terbangun karena mendengar suara muntahan dari arah kamar mandi. Ia meraba ke sampingnya, tapi istrinya tidak ada. Ia segera bangun dan berlari menuju kamar mandi. Ia baru sadar, jika istrinya selama seminggu ini sering sekali muntah - muntah di pagi hari.

Ia memijit tengkuk lia dengan lembut sampai istrinya selesai memuntahkan semua isinya. Ia mengangkat tubuh istrinya yang sudah lemas dan membawanya menuju ranjang. Lalu, merebahkan dirinya di ranjang.

"Masih mual ?. Atau ada yang sakit ?" Tanya raka yang sudah duduk di samping lia.

"Cuma mual aja. Olesin perut aku kaya biasa ka pake minyak kayu putih" raka mengangguk dan mengambil minyak kayu putih yang berada di nakas.

Ia mengangkat baju lia hingga memperlihatkan perut lia yang putih dan rata. Ia menuangkan minyak kayu putih di tangannya dan mengusap - usapkan di perut lia dengan lembut.

"Kalo kamu beneran ada di perut ini. Jangan rewel yah sayang. Kasian mama kamu tiap hari harus kaya gini" ucap raka yang baru pertama kalinya berbicara dengan perut lia. Seolah - olah di dalam sana ada sebuah janin yang sedang berkembang.

"Kamu ngapain ngomong sendiri gitu ?!" Tanya lia yang bingung dengan aksi raka tadi.

"Aku lagi ngomong sama anak kita, hehehe. Kamu nggak mau periksa aja yang ?" Usul raka padanya.

Lia berpikir sejenak. "Hmm. Yaudah deh boleh". Ucap lia menyetujui usulan raka.

"Aku mandi dulu ya. Kamu istirahat dulu, nanti abis sarapan kita periksa". Lia hanya menjawab dengan anggukan saja.

Raka beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lemari mengambil pakaian beserta dalamannya. Kemudia ia berjalan menuju kamar mandi.

Lia yang sudah melihat raka memasuki kamar mandi pun mengelus perutnya dengan lembut. "Kalo kamu beneran tumbuh disini. Mama bakal jagain kamu, walaupun suatu saat nanti papa akan meninggalkan kita. Tapi mama akan tetap menjaga kamu dengan baik. Mama sayang kamu baby" ucapnya dengan lirih.

Lia mencoba memejamkan matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lemas. Ia baru saja ingin terlelap, suara deringan ponsel memekakan telinganya. Ia beranjak dari tidurnya dan mengambil ponsel raka terus berdering di genggamannya. Di situ terlihat nomor yang tidak di kenal.

"Raka ada telpon nih" teriak lia yang masih menggenggam ponsel raka yang masih berdering.

"Angkat aja yang" teriak raka dari dalam kamar mandi. Lia yang sudah mendapat persetujuan dari raka pun menggeser tombol hijau pada layar tersebut dan menempalkan di telinganya.

"Halo sayang !!. Kamu nggak lupa kan hari ini kita ada janji jalan ?!" Ucap suara perempuan dari seberang sana.

"Ehemm, maaf ini siapa ya ?" Tanya lia dengan nada yang di buat sok lembut.

"Haii kamu pasti sepupunya raka ya. Kenalin aku shelin, pacarnya raka dari paris. Kamu pasti syakila kan sepupunya raka" ucap shelin dengan nada riangnya.

"Ehmm .. Iya aku kila. Ka rakanya lagi mandi. Ada pesan yang bisa aku sampaikan ka ?!"

"Ohh iya. Tolong sampein aja sama raka. Kalo aku udah di indonesia dan aku udah buat janji kemarin sama dia mau temu kangen di cafe yang dulu sering kita kunjungin" cerocos shelin.

Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang