Part 11

38.9K 1.8K 12
                                    

Kami sudah sampai di pusat perbelanjaan terkenal di jakarta. Aku menarik lengan lika dengan kasar karena aku sudah tidak sabar ingin mengelilingi mall ini. Aku ingin menghilangkan semua beban yang saat ini tengah menimpa diriku.

"Tangan gua sakit bego !!" Ketus lika sambil menghempaskan tanganku dengan kasar.

"Makanya kalo jalan jangan kaya siput!!. Lama banget !!". Jawabku kesal.

"Heh !!. Yang tadi nggak mau di ajak jalan sape ?! Hah ?!". Sungut lika kesal.

"Tapi sekarang gua pengen likaku sayang. Ayoo lah gece" rengekku sambil menggoyangkan lengannya.

Lika menarik nafasnya dalam dan kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Yaudah yuk cantik kita jalan".

Seulas senyum terbit di wajahku. "Yey ... Kuy lah". Aku menarik tangan lika kembali, tapi ini dengan lembut, karena aku tidak ingin menyakiti sahabat tercintaku.

Yang pertama kami tuju yaitu bioskop, karena ada film keluaran terbaru yang bagus dan diminati oleh para remaja seperti kami. Setelah itu, kami berbelanja dari satu butik ke butik yang lainnya hingga tak terasa sudah menghabiskan waktu selama 4 jam.

Aku mengusap perutku yang mulai berdemo dan melirik jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 1 siang.

"Makan dulu yah ka. Di sana kayanya ada kedai bakso deh" ucapku pada lika.

"Kenapa harus bakso ?. Gua lagi pengen makan cheese burger ul" bantahnya yang tidak setuju dengan pendapatku.

"Tapi gua pengen bakso ka. Pleaseeee yah yah yah ?" Rayuku sambil menaik turunkan alisku.

Lika menatapku dan menghembuskan nafas lelahnya. "Yaudah, gua ngalah".

"Yey ... Bakso, i'm coming". Aku tertawa senang dan menarik tangan lika ke kedai bakso yang tidak jauh dari tempat kami berdiri.

Setibanya di sana, aku dan lika memilih tempat duduk yang berada dekat dengan jendela. Dan ada seorang pelayan yang menghampiri kami.

"Silahkan nona, mau pesan apa ?" Ucap pelayan tersebut dengan ramah.

"Hmm ... Saya pesan bakso ayam dan jus mangga 1 porsi. Lo pesan apa be ?".

"Saya pesan bakso sapi dan jus jeruk aja". Alika menyebutkan pesanan tersebut kepada pelayan dan di catat olehnya.

"Oh iya mbak. Saya mau nanti sambalnya di pisahin di mangkok kecil, tapi yang banyak yah" tambahku kepada pelayan tersebut dan di angguki olehnya.

Pelayan tersebut berlalu dari hadapan kami. Alika ingin membuka suara, namun tertahan oleh deringan ponselku yang berdering nyaring.

"Sebentar yak. Gua angkat telpon dulu baru lo boleh ngomong" ucapku, kemudian mengangkat ponselku dan disana bertuliskan nomor yang tidak ku kenal.

Dengan ragu ku angkat saja telpon tersebut. "Halo ?".

"Lo di mana sih ?!. Gua dari tadi nungguin lo selama 4 jam sampe jamuran nih gua" jawab si penelpon dengan nada marah dan membuatku mengerutkan dahi bingung.

"Lo siapa sih ?!. Asal marah - marah aja sama gua !!. Kenal sama lo ajah gua nggak!!" Bentakku kepada si penelpon.

"Gua raka. Kan tadi gua udah bilang, gua tunggu di cafe dekat sekolah jam 9 pagi dan sekarang udah jam 1 siang. Gua lumutan di sini".

"Kapan gua buat janji sama lo ?!. Hello ... Lo ngimpi yak ?!. Sadar woy, lo salah orang kali !!".

"Eh curut, lonya aja yang pikun. Gua tadi pagi udah telpon lo dan lo jawab "hemmm" gitu ko. Nah berarti lo mengiyakan ajakan gua !!".

Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang