"Kamar mandi dimana?," tanya laki - laki itu. Fiona menghela napas dalam - dalam , dipikirnya ada sesuatu yang terjadi melihat ekspresi laki - laki itu.
"Kamu hadap belakang , belok kanan. Pintu putih itu," jawab Fiona sambil duduk kembali menikmati jus nya.
Beberapa detiknya , Fiona tak sadar bahwa laki - laki itu telah berlari menuju toilet tanpa berterimakasih padanya. "Gak punya etika," batinnya. Setelah 15 menit menikmati suasana halaman belakang rumah Mery , Fiona kembali ke ruang tengah dan berbaur bersama tamu lainnya untuk acara pemotongan kue Mery. Kue vanilla bertingkat tiga dengan indahnya sudah ada di atas meja oval di depan Mery. Semua tamu melingkari Mery dan memberi tepuk tangan setelah Mery memotong kue itu.
"Aduh!," hardik Fiona ditengah riuhnya tamu bertepuk tangan untuk Mery.
"Eh maaf , maaf. Eh kamu yang tadi ya , makasih udah ngasih tau toilet dimana sebelumnya maaf yaa tadi uda kebelet banget hehe," ucap laki - laki itu dengan tertawa kecil. "Aku Sendy," lanjutnya sambil mengulurkan tangan kepada Fiona.
"Iya gapapa , aku Fiona," jawabnya sambil membalas jabatan tangan Sendy.
***
Sudah 2 jam berlangsungnya acara ulangtahun Mery , sangat indah dan berjalan lancar. Acarapun selesai dan semua tamupun sudah pulang.
"Mer , sekali lagi selamat ulangtahun ya. Aku pulang dulu," ucap Fiona sambil memeluk Mery.
"Thanks Fi , tapi kamu pulang naik apa? Biar supirku yang antar yah. Udah malem loh."
"Gapapa santai , aku naik taxi aja."
"Yauda hati - hati ya , kabarin aku kalo kamu udah dirumah."
Fiona mengangguk lalu melambaikan tangan sambil tersenyum pada Mery dan pergi. Fiona adalah anak yang memiliki orangtua lengkap hanya saja orangtuanya selalu sibuk bekerja , dia tak suka menggunakan jasa sopir bila pergi. Menurutnya , dia menjadi tak mandiri. Alasan aneh memang. Dan pulang sendiri dari manapun memang sudah kebiasaannya.
"Taxi mana ya , biasanya jam segini masih ada," cemas Fiona sambil melihat jalan kiri kanan. Hujanpun turun tiba - tiba , seingatnya sejak tadi langit cerah. Langit memang tak menentu , terpaksa Fiona meneduh di tempat penungguan bis karna kembali ke rumah Mery pun tak mungkin. Karna ia tak mau merepotkan temannya itu. Saat berteduh dari kejauhan Fiona melihat seseorang berlari sambil menengadahkan tangan diatas kepalanya menuju tempat Fiona.
"Sial disaat kayak gini," suara laki - laki yang baru - baru ini Fiona kenal. Ya , orang itu Sendy. Spontan mereka saling menatap dan bersamaan mengatakan "Loh kamu!"
Bersambung ke bagian 3...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerber - Cinta Dari Seorang Pianis
Teen FictionCinta pertama yang terjadi lewat hobi ternyata adalah sebuah hal yang unik. Begitulah yang terjadi antara Fiona dan cinta pertamanya yang datang tak terduga duga itu juga pergi meninggalkan Fiona dengan cara tak terduga.