part 4

34 2 0
                                    

Tibalah esok paginya di hari minggu , Fiona bergegas untuk mencari alamat Sendy. Pergi dengan sepeda keranjang miliknya yang ia biasa gunakan untuk pergi ke sekolah dulu. Perlahan ia menyusuri jalan , melihat sisi kiri kanan berharap kemungkinan akan berpapasan dengan Sendy. Entah kenapa kejadiannya bisa seperti di sinetron , benar Fiona bertemu Sendy di sisi jalan lainnya.

"Sen!," teriak Fiona dari seberang jalan. Sendy spontan melihat ke sumber suara dan melihat Fiona dari kejauhan dengan mengenakan jaket kulit miliknya. Tanpa berlama - lama Sendy langsung menghampiri Fiona dengan sepedanya.

"Yaampun jaketku ya , aku lupa semalem sama si baju kulit ini," ucap Sendy sambil menyengir kecil. "Thanks ya,"lanjutnya sambil mengambil dan mengenakan jaketnya itu.

"Aku yang harusnya terimakasih , aku juga kelupaan kemarin ngembaliinnya," balas Fiona.

Seketika suasana menjadi hening diantara mereka. Awkward moment.

"Emmm , yaudah aku balik dulu ya," kata Fiona yang sudah bersiap untuk membalikkan arah sepedanya untuk pulang.

"Eh tunggu," kata Sendy sambil menahan sepeda Fiona. "Kamu free kan? Mau sepedaan bareng gak di taman?"

Mata Fiona terbelalak kaget dan jantungnya lagi - lagi berdegup kencang. "Dia ngajak kencan yah," pikir Fiona. "Ah sepedaan doang , kencan tuh ya makan bareng di tempat romantis," lanjutnya lagi dalam pikirannya.

"Hello? Masih sadar?," celetuk Sendy membuyarkan khayalan Fiona yang aneh - aneh itu.

"Free kok. Hmmm mau kemana?"

"Yaelah , tadi udah bilang mau ke taman," jawab Sendy mendengus.

"Eh iya , hehe maaf maaf. Yauda yuk , kamu duluan," ucap Fiona tertawa malu.

Sendy pun berangkat dan diikuti Fiona dari belakang. Layaknya sepasang kekasih yang pergi olahraga bersama di minggu yang cerah. "Duh ini gempa dalem hati gak ilang - ilang," gumam Fiona sendiri sambil tersenyum - senyum melihat Sendy dari belakang.

***

Akhirnya merekapun sampai dan mereka bersepeda keliling taman sambil menikmati suasana pagi disana. 

"Eh udahan yuk , cari minum dulu," keluh Fiona.

"Baru juga bentar , yauda yuk. Kamu duduk sana dulu , aku yang beli minumnya," kata Sendy dan segera mencari minuman.

Beberapa menit menunggu , Sendypun datang dengan membawa minuman untuknya dan Fiona.

"Nih , kalo kurang bilang aja," kata Sendy sambil menyodorkan minuman kepada Fiona.

"Kok gak dingin sih?,"tanya Fiona dengan nada kecewa.

"Abis olahraga gak boleh minum dingin , gitu aja gatau," jawab Sendy lalu meneguk minumannya.

"Eh , bentar deh Fi. Kamu tunggu aku , aku mau kesana bentar," ucap Sendy lalu beranjak dari tempat duduknya dan berlari kearah berlawanan.

"Ehhh , mau kemana?," tanya Fiona. Tapi Sendy sudah terlanjur berlari ke tempat yang ia maksud. Betapa kagetnya Fiona setelah apa yang ia lihat di tempat yang Sendy maksud.

Bersambung ke bagian 5....

Cerber - Cinta Dari Seorang PianisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang