"Gulali?," tanya Fiona saat Sendy kembali duduk di sampingnya dan memberikan gulali putih.
"Bukan! Lolipop ini mah," jawab Sendy sambil tertawa.
"Kamu kok punya inisiatif beli ginian sih?," tanya Fiona lagi sambil menggigit gulali miliknya.
"Pengen aja , kamu gasuka?."
"Suka Sen , makasi ya."
Mereka berdua pun menghabiskan waktu bersama di taman kota yang indah itu dengan gulali yang memberi rasa manis untuk hari minggu pagi bagi Fiona.
"Oh ya , btw aku suka permainan pianomu waktu km main di ultah Mery," puji Sendy saat mereka mulai berjalan pulang dengan menuntun sepeda masing - masing.
"Oh ya? Thanks!," jawab Fiona. "Kamu tertarik main piano?."
"Banget! Cuman blm ada yang bisa ajarin main hehee , apa km bisa ajarin aku?."
Fionapun langsung mengangguk menyetujui bahwa ia mau menjadi pelatih piano untuk Sendy. Merekapun saling tersenyum dengan beberapa menit lamanya.
"Selain piano km bisa main alat musik apa lagi?," tanya Sendy.
"Itu aja , tp sekarang lg belajar juga main gitar," jawab Fiona. "Kalau kamu bisa main alat musik juga?."
"Bisa , gitar sih hehe. Gimana kalo kita saling jadi pelatih , km latih aku main piano dan aku latih km bermain gitar?," tawar Sendy dengan semangat.
"Ahh , tentu! Kita bisa saling belajar dan lebih mengenal musik kan?!," jawab Fiona pula dengan semangat. Sendy mengangguk dan mereka pun kembali saling tersenyum.
Sejak perbincangan itu , Fiona mulai benar - benar merasa nyaman dengan Sendy. Punya ketertarikan yang sama dan ingin belajar tentang hal yang sama pula. Bisa saling mengisi kekurangan yang tak dimiliki oleh orang satu tapi satunya memiliki hal yang dianggap kekurangan tersebut.
"Apa besok kamu sibuk?," tanya Fiona pada Sendy.
"Hmm , gak sih. Kenapa?."
"Kalau gk sibuk , dateng ke cafe tempat aku kerja ya," pinta Fiona.
"Cafe? Kerja? Kamu udah kerja? Wahh dimana? Sebagai apa?," tanya Sendy kagum.
"Haha banyak banget tanya nya," kekeh Fiona. "Part time dan gak setiap hari sih , sebagai pianis."
"Wah wah," kagum Sendy sambil menganggut - anggutkan pelan kepalanya. "Enak banget yaa punya hobi yang di bayar."
"Haha iyaa begitulah."
"Km mulai main jam berapa?."
"Jam 6 sore, Sen."
"Oke aku pasti datang kok besok," jawab Sendy setuju dengan mengedipkan sebelah matanya. Fionapun hanya tersenyum melihat tingkah laki - laki yang mulai ia sukai itu.
Bersambung ke bagian 6....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerber - Cinta Dari Seorang Pianis
Teen FictionCinta pertama yang terjadi lewat hobi ternyata adalah sebuah hal yang unik. Begitulah yang terjadi antara Fiona dan cinta pertamanya yang datang tak terduga duga itu juga pergi meninggalkan Fiona dengan cara tak terduga.