part 3

41 3 0
                                    

"Kok kamu belum pulang?," tanya Sendy sambil ia mengusap - usap air yang menempel di jaket kulitnya.

"Sebenernya lagi nunggu taxi , tapi malah kejebak hujan gini," jawab Fiona.

"Jam segini taxi mah jarang lewat , kalo udah redaan mau gak pulang sama aku?," tawar Sendy.

Fiona terdiam , bingung ingin menjawab apa. Disatu sisi ia tak mau menunggu taxi lebih lama lagi ditambah hujan masih turun dengan derasnya. Disisi lain ia juga takut pulang dengan Sendy , orang yang baru ia kenal.

"Tenang aja , aku gak bakal macem - macem. Kalo km gamau aku gak maksa," ucap Sendy.

"Tapi naik apa?"

"Naik sepeda"

Fiona lagi - lagi terdiam. Akhirnya setelah beberapa menit berpikir ia mau ikut dengan Sendy. Hujanpun sudah sedikit reda meski masih gerimis.

"Nih pakek nutupin kepalamu biar gak pusing," ucap Sendy melepaskan jaketnya dan menyelimuti kepala Fiona dengan jaket miliknya. Muka Fiona tiba - tiba memerah , jantungnya berdegup cepat seakan seperti ribuan kerbau berlari - lari dalam hatinya.

"Di..dimana sepedamu?," tanya Fiona gugup.

"Gak liat? Itu dibelakangmu padahal."

"Lah , sejak kapan ada sepeda disana?," ucap Fiona dalam hati. Sendypun mengambil sepedanya dan Fiona segera duduk dibelakang Sendy.

"Rumahmu dimana?," tanya Sendy bersiap mengayuh sepedanya.

"Lurus aja dulu , tar ada perempatan belok kanan trus lurus lagi sampe nemu ruko. Rumahku pas sebrangnya ruko itu."

"Lumayan jauh ya. Oke pegangan yg erat aku mau ngebut biar gak keburu ujan lagi."

"Pe..pegangan?," ucap Fiona terbata - bata dan ragu meletakkan tangannya di pinggang Sendy. Sendy langsung melaju dengan cepat dan spontan Fiona langsung pegangan eh bukan tapi memeluk Sendy dari belakang. Sendy merasa agak sesak nafas saking eratnya Fiona memeluknya.

***

Sampailah mereka di depan rumah Fiona.  Beruntunglah mereka karna gerimis sudah hilang dan bintang menampakkan diri dilangit yang menandakan mendung telah berlalu.

"Thanks ya , maaf aku ngerepotin kamu," ucap Fiona saat turun dari sepeda Sendy.

"It's okay , udah kewajiban saling membantu. Oke aku pulang dulu ya , i hope can see you again," jawab Sendy sambil mengayuh sepedanya perlahan menjauh dari rumah Fiona. Senyum kecilpun terlihat dari bibir Fiona , ia tak menyangka bahwa ia akan diantar oleh seorang lelaki yang tak pernah ia kenal sebelumnya.  Fiona pun masuk ke kamarnya dan ia kaget saat melihat cermin. Jaket milik Sendy ternyata tertempel ditubuhnya saat ia turun dari sepeda Sendy.

"Duh , kok bisa lupa sih ngembaliin. Kasian dia pulang larut malam gini kedinginan, " gumam Fiona. Tak lama Fiona langsung mengambil ponselnya dan menelpon Mery untuk menanyakan tentang Sendy.

"Oh Sendy? Dia temenku waktu SD. Hayolo suka ya sama dia?," ejek Mery saat Fiona menanyakan Sendy.

"Apaan sih , aku mau ngembaliin jaketnya. Kasi aku alamatnya dia."

"Oke aku sms alamatnya , semangat yah pdkt nya haha," lagi - lagi Mery mengejek Fiona.

"Pdkt apaan coba," gumam Fiona sambil mematikan panggilan dari Mery.

Tak lama kemudian hapenya berbunyi , Fionapun telah dikirimi sms dari Mery yang berisikan alamat Sendy. "Oke , besok aku bakal kembaliin kamu ke majikanmu,"ucapnya sambil menggenggam jaket Sendy.

Bersambung ke bagian 4....

Cerber - Cinta Dari Seorang PianisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang