Hello cafe , tempat kerja part time Fiona . Sesuai janji kemarin , Sendy datang 15 menit sebelum Fiona mulai tampil. Ia membuka pintu cafe lalu menyapukan pandangan ke seluruh ruang untuk mencari tempat duduk dan akhirnya ia mendapat tempat duduk pas di dekat jendela. Tak jauh jaraknya dari tempat piano berada. Sendy memesan secangkir greentea dan sepotong kecil cheesecake sambil menunggu Fiona tampil. Ditengah asyiknya menggigit sedikit cheesecake nya , ia melihat Fiona sudah siap dan menaiki panggung lalu duduk bersiap melantunkan sebuah lagu dari piano tersebut. Sempat Fiona melirik ke arah Sendy dan mereka saling bertukar senyum. Cukup membuat ritme hati Fiona menjadi tak karuan. Kemudian , terdengar melodi indah dari permainan pianonya. Tak sadar , Sendy terus tersenyum menatapi Fiona hingga mebuat greentea nya yang tadi hangat menjadi dingin tak tersentuh.
***
Tepuk riuh pengunjung cafe bersahut - sahutan tak terkecuali Sendy yang sejak tadi sudah terpesona melihat Fiona bermain piano. Fiona membalasnya dengan membungkukkan badan lalu tersenyum pada mereka."Keren banget!," seru Sendy saat Fiona duduk di kursi tepat berhadapan dengan posisinya.
"Makasi banyak , masih belajar belum pro kok haha," gelak Fiona.
"Aku yakin bentar lagi km bakal menjadi pianis muda berbakat yang diakui seluruh dunia."
"Haha bisa aja. Aku gak mentingin gelar , aku bermain dari hati dan tulus untuk menghibur aja kok."
"Apapun itu , kamu pokoknya terbaik!," seru Sendy lagi. "Dan kamu juga....sangat cantik."
Fiona terbelalak mendengar ucapan Sendy dengan raut wajah malu - malu seperti itu. Perlahan pipi Fiona merah merona , terlalu tersanjung dengan pujian laki - laki yang ia sukai itu. Suasana hening diantara mereka. Saling malu untuk berbicara lagi , kata - kata Sendy tadi terngiang di otak kecil Fiona. Sedangkan penampilan dan senyum Fiona saat bermain piano tadi masih terlintas di pikiran Sendy.
"Jadi kapan kamu mau ajari aku piano?," ucap Sendy mulai membuka percakapan lagi.
"Kapan pun kau mau , aku bisa."
"Kalau begitu , besok bagaimana?."
"Boleh , mau latian dimana?."
"Kau pianis , pasti punya piano sendiri kan dirumahmu?."
"Iyaa tentu."
"Ok , besok sore aku kerumahmu."
Fiona mengangguk menyetujui persepakatan mereka malam ini. Mulai dari malam inilah , kisah mereka benar - benar dimulai.
Bersambung ke bagian 7....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerber - Cinta Dari Seorang Pianis
Teen FictionCinta pertama yang terjadi lewat hobi ternyata adalah sebuah hal yang unik. Begitulah yang terjadi antara Fiona dan cinta pertamanya yang datang tak terduga duga itu juga pergi meninggalkan Fiona dengan cara tak terduga.