Loh Koq Dia Di Sini?

55 5 0
                                    

NESSA POV

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab seseorang dari dalam rumah.

Loh koq dia ada di sini? Siapa lagi kalau bukan si Om nyebelin itu. Aris, eh Aras, eh Arsyi, koq malah kayak anaknya Anang-Ashanti?....whatever lah namanya. Gak penting juga.

"Hai, Nessa. Baru pulang kuliah ya? Koq sampe siang gini?"

"Kalo pulang jam 10 'mah anak TK, Om." Jawabku sekenanya.

"Jiaahahaha,,lucu juga ya kamu"

"Iihhh,apaan sih main cubit - cubit. Emang anak nakal, main dicubit aja. Orang nggak kenal juga." Emosi nih lama - lama.

"Ooo jadi kamu nggak kenal sama aku? Sudah lupa sama tunangan sendiri? Padahal kita kan sudah resmi bertunangan sejak sebulan yang lalu"

"Heh, denger ya...." baru aku mau membentak dia, tiba - tiba mama muncul dari pintu depan.

"Apa - apaan sih, Nessa? Arsya itu kan tunangan kamu, sayang. Nada bicara kamu koq nggak ada sopan - sopannya sama sekali" mama menasehatiku panjang lebar.

Nah loh, baru inget lagi kalo nama nih cowok Arsya.

Aku melirik dia sedikit, nampaklah seringaian licik di senyumnya. Dalam hati 'Awas loe!'

"Udah. Pokoknya sekarang kamu temenin Arsya di sini sampe mama pulang" tegas mama.

"Loh, emangnya mama mau ke mana?"
Ihh, ogah banget nemenin dia.

"Mama mau bantu - bantu di rumah Tante Rosi. Dia kan mau punya hajatan."

Mampus gue!

*****

Setelah berganti pakaian aku langsung mencari jus alpukat yang biasa dibuat oleh mama.

Tapi baru sampai di ruang TV aku menghentikan langkah.

"Om, kenapa masih betah aja di sini? Kenapa nggak pulang aja sih?"

"Aku masih betah di sini. Lagian di rumah juga nggak ada yang nemenin.
Hei, apa tadi kamu bilang? Om? Denger ya, aku belum setua itu juga kali."

"Panggil aja Ar. Atau kalau perlu pake kata sayang, babe, hunny, cinta, atau apa 'kek" lanjutnya.

Cih, bodo amat.
Emang gue pikirin, kataku dalam hati sambil ngeloyor ke dapur.

"Ah, segarnya" jus alpukat bikinan mama emang nggak ada duanya deh. Lalu aku menaruh gelas di tempat cuci piring, tiba-tiba....

Cup!

"Hah, first kiss gue?" Walaupun pelan Tapi aku yakin dia mendengarnya.
"Aaaaaaaa....." reflek aku menjerit.

"Hei, hei. Udah donk, nanti tetangga pada datang. Mereka ngira aku ngapa - ngapain  kamu lagi," dia panik dan berusaha membekap mulutku.

Plakkk!
Aku reflek menamparnya.

Aku langsung berlari masuk ke dalam kamarku yang berada di lantai dua.
Dan, tidur.

****

Sore hari sambil mengucek - ucek mataku yang masih agak mengantuk, aku mengendap - endap turun ke lantai bawah. Berjaga - jaga siapa tau si Om mesum itu masih di depan tv.

Tiba - tiba dikejutkan dengan suara mama, "Ngapain kamu ngendap - endap kayak tentara latihan perang gitu? Arsya udah pulang dari tadi. Kasihan kan dia udah jauh - jauh datang dari Jogja malah kamu tinggal tidur"

Huh, mama bisa komentar kayak gitu karena beliau nggak tau ada tragedi apa tadi siang di rumah ini.
Apaan sih mama pake belain dia segala? Sebenarnya yang anak mama tuh aku atau dia sih?

"Nessa ngantuk ma. Capek habis kuliah" cuman itu alasan yang menurutku tepat.

"Oh ya, besok kamu berangkat kuliah jam berapa?"

"Ya biasa ma, jam 7 dari rumah. Emang kenapa, Ma?"

"Tadi Arsya minta ijin ke mama kalau besok dia mau anter kamu kuliah. Nanti biar mama kasih kabar ke dia."

Aku tersedak jus jerukku.
"Hah? Nggak, nggak. Nessa kan sudah terbiasa naik motor sendiri, Ma. Lagian emang dia nggak ada kerjaan apa?"

"Dia ambil cuti beberapa hari di sini. Jadi selama dia cuti, kamu yang harus nemenin dia kemana pun dia pergi," doktrin mama.

"Atau kalau perlu kemana pun kamu pergi, kamu harus diantar sama dia," lanjut mama.

Mama nggak asik.

#####

"Selamat pagi, Om, Tante"

"Selamat pagi, ganteng" sapaan khas mama.

"Hei, Arsya. Ayo sini kita sarapan bareng" ajak Papa.

Aku yang duduk di depan Papa cuman bisa manyun.

"Terimakasih, Om. Saya sudah sarapan tadi" sambil duduk di sebelahku. Tapi langsung beranjak lagi ketika aku pamit pada mama dan papa.
"Nessa berangkat dulu, Ma, Pa. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab papa - mama kompak.

"Pamit dulu, Om, Tante. Assalamu'alaikum" kata cowok yang ada di belakangku, sambil mengikuti gerakanku mencium punggung tangan Papa - Mama.

Aku hanya melirik sebal.

*****

Di dalam mobilnya, tiba - tiba dia mendekat. Dan, menarik seatbelt-ku untuk dipakaikannya. Aku gugup.

Hmm, wangi sekali cowok ini, batinku.

"Nggak usah gugup gitu. Dan jangan ngeliatin aku segitunya. Aku tau aku ganteng."

Cih, over pede juga nih cowok.
Musti banyak - banyak ngelus dada deh.

*****

Di sepanjang perjalanan ke kampus di dalam mobilnya pun, aku hanya terdiam menikmati pemandangan sekitar jalan raya. Dia juga sesekali bersenandung lagu yang terdengar dari mp3 di mobilnya.

Sesampainya di kampusku...

"Aku antar sampai ke dalam ya?" kayaknya mau beranjak dari mobil.

"Eee...nggak usah. Sampe di sini aja. Oh ya, makasih ya" kataku sambil sedikit tersenyum.

"Nanti selesai kuliah jam berapa? Aku jemput ya" lanjutnya.

"Kayaknya sampe siang deh. Dan nggak usah dijemput. Aku biasa pulang bareng temen koq."

"Tapi sayangnya aku nggak suka penolakan, sayang", jawabnya tepat di telingaku, membuatku bergidik merinding. Dan aku cuman bisa menatapnya tajam.

Huh, dasar egois!
Kalau kayak gitu sih ngapain tadi pake nanya plus ijin segala ke aku.

*****

Untuk chapter berikutnya masih flashback cerita dua-duaannya si Nessa and Arsya yaa..jangan bosen 😁 😁

Terimakasih udah menyempatkan baca & voment 😉

STUCK ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang