Part 2

900 17 0
                                    

Aku bernama Catrine. Aku adalah sahabat Fahri sejak dia kuliah di Amerika. Ini adalah kisah Fahri sebelum dia ke Indonesia. Awalnya aku fikir orang muslim itu tertutup dan merasa dirinya paling benar. Tapi, semenjak aku mengenal Fahri aku melihat kedamaian. Lewat sikapnya Fahri telah menunjukkan, kejujuran, sikap berani namun tetap rendah hati.

Dia mengajarkanku berbagai hal, yang membuatku semakin ingin lebih dekat dengannya.

Suatu ketika aku melihatnya sedang membaca Al-Qur'an hatiku tergerak untuk ikut membacanya.

Dan aku bertanya kepada Fahri
"Fahri, menurutmu apakah menghafal kitab setebal itu mudah?"
Fahri menjawab "Jika kita sudah mempunyai niat yang kuat, insyaAllaah tidak ada kata sulit".

Setelah mendengar ucapan Fahri, aku langsung membeli Al-Qur'an dan berusaha untuk mempelajari dan menghafalnya. Awalnya niatku hanya untuk menarik perhatian Fahri.
Namun, lama kelamaan aku jadi menyukai Al-Qur'an.

Keesokan harinya Fahri bertanya kepada ku "Hai, makan eskrim yuk!"
Aku terdiam dan hanya bisa menganggukkan kepala.

Di kedai eskrim,
"Bagaimana kuliahmu? Lancar? Sebentar lagi skripsi nih" tanya Fahri
"Iyaa lancar, bagaimana denganmu?" ucapku.
"Alhamdulillah lancar. Tak terasa ya sebentar lagi kita lulus. Kamu mau kemana setelah lulus?"tanya Fahri
"Entahlah, secepat inikah kita lulus?" jawab ku dengan wajah yang terlihat sedih.
"Loh kenapa sedih? Bukankah tujuan kita disini untuk mengejar gelar sarjana?" tanya Fahri
"Aku tidak ingin berpisah denganmu ri" jawab Catrine
"InsyaAllaah kita nanti akan bertemu lagi" ucap Fahri
Catrine hanya terdiam dengan mata yang berkaca kaca. Dia menahan air matanya.

Pada saat di kost Azzam bertanya kepada Fahri. Azzam adalah sahabat Fahri dan Catrine.

"Eh ri, mau nanya dong" ucapnya
"Mau nanya apaan zam?" jawab Fahri
" Jawab jujur ya ri, kamu suka ya sama Catrine?" tanya Azzam dengan raut muka curiga
" Hah? Suka sama Catrine? Kata siapa?" jawab Fahri terkejut mendengar pertanyaan Azzam
"Jawab jujur ri, aku melihat dari sikap kamu ke dia" jawab Azzam
" Sudahlah, orang muslim tidak boleh jatuh cinta dengan non muslim" ucap Fahri dengan tegas.
"Loh kenapa? Jika dia mau kamu ajak pindah agama bukankah itu lebih baik?" tanya Azzam
"Aku mau pergi sebentar" jawab Fahri
"Mau kemana ri? Jawab dulu pertanyaanku." tanya Azzam sambil menahan Fahri
Fahri hanya diam, dia segera pergi meninggalkan Azzam.

Fahri pergi ke Perpustakaan, dan disana ada Catrine. Fahri segera duduk dan membaca buku di dekat Catrine.

Perasaan Catrine makin tidak karuan. Karena dia sangat takut berpisah dengan Fahri. Dia takut tidak akan pernah bertemu lagi dengannya.

"Fahri, apakah kamu percaya jodoh?" tanya Catrine dengan wajah sedih
"Iyaa, aku percaya bahwa.." belum selesai Fahri menjawab, Catrine langsung memotong
" Semua orang memiliki jodohnya masing-masing, itu kan yang kamu sering katakan?" ucap Catrine
"Iya benar" jawab Fahri tersenyum
"Lalu, apakah bisa bersatu dengan jodoh yang berbeda keyakinan?" tanya Catrine dengan mata yang berkaca-kaca
"Hanya Allah yang tau, Jodoh ditangan-Nya. Biarkan takdir yang menjawab" jawab Fahri

Fahri segera meninggalkan Catrine. Perasaan Fahri tidak karuan. Dia pergi ke Masjid, ia segera sholat dan meminta petunjuk.

"Ya Allah, ada apa dengan diriku ini? Mengapa ada rasa yang berbeda setiap kali aku bersama Catrine? Aku tidak ingin jatuh cinta dengan wanita non muslim. Lalu bagaimana nanti Aisyah disana? Dia pasti sedang menungguku. Ya Allah, tuntunlah hamba" ucap Fahri dengan air matanya yang membasahi pipinya.
Dia tak kuasa menahan air matanya.

Setelah 3 tahun 6 bulan lamanya, Fahri dinyatakan lulus.

"Fahri, selamat ya atas kelulusanmu. Aku bangga denganmu" ucap Catrine dengan terharu
"Syukron Catrine." jawab Fahri dengan tersenyum
"Hey broo, selamat yaa. Mau lanjut kemana nih?" tanya Azzam
" Aku mau pergi ke Indonesia, aku mau mengurus pesantrenku disana" jawab Fahri

"Fahri, apakah aku boleh ikut denganmu?" tanya Catrine dengan penuh harapan
"Iya boleh, kamu bareng Azzam aja. Kalian nanti kan lulus bareng" jawab Fahri
"Terima kasih Fahrii" ucap Catrine dengan perasaan sangat bahagia
"Iya sama sama" jawab Fahri dengan tersenyum

Seminggu kemudian Fahri siap-siap untuk pergi ke bandara dia ingin segera pulang ke Indonesia.

"Fahri, hati-hati ya. Jangan lupa kabarin aku. Aku akan segera menyusul kamu kesana. Salam untuk keluargamu disana ya" ucap Catrine sambil menahan air matanya
"Iya, terima kasih banyak ya. Aku tunggu kamu disana" jawab Fahri dengan tersenyum

"Hati-hati ya ri, salam buat keluarga disana" ucap Azzam
"Iya zam, terima kasih ya" jawab Fahri
"Oke, sama sama bro" ucap Azzam

Fahri segera masuk ke dalam pesawat. Dan tak lama kemudian pesawat yang ditumpangi Fahri terbang menuju Indonesia.

Catrine selalu berdo'a agar bisa cepat dipertemukan lagi dengan Fahri.
Dia segera menyelesaikan skirpsinya, agar bisa cepat pergi ke Indonesia untuk bertemu Fahri.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang