Part 5

532 10 0
                                    

Seminggu kemudian...

*diPadang*

"Bun, sampai kapan Fahri disini? Fahri kan punya pesantren di Jakarta bun. Fahri takut kalo Fahri gak segera kembali ke Jakarta pesantren jadi ga ke urus." ucap Fahri dengan nada lembut

"Lalu bagaimana dengan istrimu? Dia kan belum hamil juga ri" ucap Ibunda Fahri dengan nada kesal

"Bun, sabar. Fahri janji, Fahri dan Aisyah akan segera memberikan bunda cucu" ucap Fahri sambil memegang tangan bundanya

"Yasudah jika kamu dan Aisyah mau pulang. Bunda izinkan demi kamu nak" ucap Ibunda Fahri sambil meneteskan air mata

"Alhamdulillah, makasih bun. Sudah, bunda jangan menangis, Fahri janji akan sering mengabari bunda" ucap Fahri sambil menghapuskan air mata bundanya

"Janji ya" ucap Ibunda Fahri sambil manatap mata Fahri

"Janji." ucap Fahri sambil memeluk bundanya

Aisyah sangat terharu melihat kedekatan suaminya dengan ibunya. Dia sangat bahagia bisa memiliki suami yang sangat menyayangi ibunya.

"Fahri, Aisyah. Hati-hati dijalan ya. Kalo sudah sampai Jakarta jangan lupa kabarin bunda" ucap Ibunda Fahri
"Siap bun. Fahri pasti langsung kabarin bunda. Bunda jaga kesehatan ya." ucap Fahri sambil mencium tangan dan kening bundanya

"Bun, Aisyah pamit ya. Maafin Aisyah karna telah mengecewakan bunda." ucap Aisyah sambil mencium tangan ibunda Fahri
"Yasudah, kalian hati-hati ya." ucap Ibunda Fahri.

Aisyah dan Fahri segera masuk ke dalam Taksi dan menuju bandara.
Tak lama kemudian, pesawat yang ditumpangi Aisyah dan Fahri sampai di Jakarta. Fahri dan Aisyah langsung mencari Taksi dan segera pulang kerumahnya.
Fahri segera memberi kabar kepada bundanya bahwa ia sudah sampai Jakarta dengan selamat.

Keesokan harinya,

"Zam, ini sudah 2minggu. Fahri sudah di Jakarta belum ya" ucap Catrine
"Mungkin dia sudah di Jakarta, apa mau kita coba kerumahnya?" ucap Azzam sambil meminum secangkir teh

"Boleeh, aku siap-siap dulu ya" ucap Catrine bahagia
"Yausudah jangan lama-lama ya"ucap Azzam

Catrine segera rapih-rapih. Ia dan Azzam segera kerumah Fahri.

Sesampainya dirumah Fahri,

"Assalammu'alaikum.." ucap Azzam sambil mengetuk pintu rumah Fahri
"Wa'alaikumussalam" ucap Fahri sambil membukakan pintu rumahnya

"Wah, Azzam Catrine, kalian datang kok gak memberi kabar? Ayo silahkan masuk" ucap Fahri bergembira
"Kalian mau minum apa?" ucap Fahri

"Apa saja boleh haha" ucap Azzam
"Fahri, kamu apa kabar?" ucap Catrine dengan nada lembut
"Alhamdulillah seperti yang kamu liat, aku baik-baik saja" ucap Fahri tersenyum

Tiba-tiba, Aisyah datang dari arah pintu kamar menuju ruang tamu.

"Sayang, mereka siapa?" ucap Aisyah dengan nada lembut
"Oiya, Azzam.. Catrine.. Kenalin, ini istri aku Aisyah" ucap Fahri sambil memegang bahu Aisyah
"Aisyah, ini Azzam dan ini Catrine, teman aku waktu di Amerika" ucap Fahri

Catrine sangat terkejut mendengar ucapan Fahri.
"Fahri, kapan kamu menikah?" ucap Catrine sambil meneteskan air mata

"Maafkan aku ya aku baru memberitahu kalian, aku menikah sudah hampir setahun" ucap Fahri

Catrine tak kuasa menahan air matanya, dia langsung keluar rumah begitu saja dan mencari Taksi.

"Catrinee, kamu mau kemanaa? Kamu jangan marah tolong, maafin aku" ucap Fahri sambil mengejar Catrine

Catrine sudah masuk kedalam Taksi, dan ia kembali pulang kerumah Azzam.
Hatinya sangat terpukul karna mengetahui bahwa laki-laki yang ia sangat cintai, menikah dengan orang lain.

"Zam, Catrine kenapa? Apa dia marah denganku karna aku tidak memberi kabar?" ucap Fahri bingung
"Jadi kamu masih belum peka juga?" ucap Azzam dengan wajah kesal

"Peka? Apa maksudmu? Aku ga ngerti zam" ucap Fahri bingung
"Sayang.. Ada apa ini sebenarnya?" ucap Aisyah sambil memegang tangan Fahri

"Kamu tanyakan saja sendiri pada Catrine, aku capek ri. Assalammu'alaikum" ucap Azzam sambil pergi meninggalkan rumah Fahri

Fahri kebingungan, dia langsung menelepon Catrine namun tidak diangkat.

Sesampainya dirumah..
"Fit, Catrine kemana?" ucap Azzam panik
"Ada 'a didalam kamarnya. Ada apa 'a? Tadi kok teh Catrine nangis?" ucap Fitri bingung
"Oh yaudah, gaada apa-apa. Dia kecapean aja." ucap Azzam

Catrine terus menerus menangis dikamarnya.

"Ya Tuhan. Kenapa harus berakhir sesakit ini.." ucap Catrine

Catrine mengacak-acak isi kamarnya.
Dia sangat terpukul dan teramat sedih.

"Ya Tuhan, Apakah karena perbedaan ini aku tidak bisa bersatu dengannya?" ucap Catrine

Dari luar kamar Catrine, Azzam sedang dibalik pintu mendengar jeritan tangisan Catrine.

"Ya Allaah, berika ia kekuatan untuk menghadapi cobaan ini" ucap Azzam

Dari arah ruang tamu datang Fahri bersama Aisyah

"Loh ri, kamu ngapain kesini? Ini bukan saatnya" ucap Azzam sambil meyakinkan Fahri
"Tapi zam, aku khawatir dengan keadaan Catrine sekarang" ucap Fahri

"Ikut aku ri" ucap Azzam sambil membawa Fahri menjauh dari Aisyah
"Kamu boleh masuk kamar Catrine, tapi tidak dengan Aisyah" ucap Azzam

"Tidak, aku gakmau. Aku takut timbul fitnah" ucap Fahri menolak
"Kamu tenang saja, pintunya dibuka kok, aku dan Aisyah akan pantau dari luar. Sekarang kamu tenangkan Catrine, aku mohon ri. Kasian dia" ucap Azzam
"Yasudah, tapi kamu pantau terus ya" ucap Fahri sambil berjalan ke arah kamar Catrine

"Fahri kok masuk kedalam kamar Catrine?" ucap Aisyah bertanya kepada Azzam
"Kamu tenang saja, kita pantau dari sini, biar kamu dengar juga tentang semuanya" ucap Azzam

Fahri masuk ke dalam kamar Catrine. Catrine masih menangis, dia tidak sadar ada Fahri di dekat dirinya.

"Hey, kamu kenapa nangis?" ucap Fahri
Catrine bangun dan terkejut melihat Fahri ada di dekatnya

"Kamu ngapain disini? Mau apa lagi? Pergii!!" ucap Catrine dengan nada tinggi
"Kamu kenapa? Jelaskan dulu. Baru aku akan pergi. Apa salahku?" ucap Fahri sambil menenangkan Catrine

"Kenapa harus berakhir sesakit ini? Apa tujuanmu selama ini? Aku tidak tau bagaimana perasaanmu. Yang ku tau, hanyalah rindu yang memaksa dua orang yang berjauhan untuk kembali berdekatan." ucap Catrine sambil menatap mata Fahri dengan air mata yang terus membasahi pipinya

"Maksud kamu apa? Kamu membenciku? Maaf kan aku, aku tidak bermaksud melukaimu" ucap Fahri

"Aku tidak benci padamu. Aku hanya benci hari-hari tanpamu. Aku juga tidak menyesal pernah mengenalmu. Aku hanya menyesal, kenapa pada saat kau tawarkan perkenalan aku terlalu cepat mengulurkan tangan?" ucap Catrine

Aisyah yang melihat Catrine dan Fahri bertatapan tak kuasa menahan air matanya. Dia langsung pergi meninggalkan mereka.

"Aisyah, kamu mau kemana?" ucap Azzam

Fahri yang berada didalam kamar Catrine segera keluar dan mengejar Aisyah.

"Aisyah, tunggu.. Kamu kenapa" ucap Fahri sambil memegang tangan Aisyah

"Apa kamu bilang? Aku kenapa? Kamu yang kenapa ri. Ada hubungan apa kamu dengan Catrine?" ucap Aisyah sambil menatap mata Fahri dengan air mata yang membasahi pipinya.

Fahri hanya terdiam. Dia langsung membawa Aisyah masuk kedalam mobil dan pulang kerumahnya.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang