Flashback on

42 8 1
                                    

  Dulu, waktu Nath kelas X, Nath pernah memiliki pacar yang bernama Deva. Deva tidak asing lagi bagi Nath, mereka dulu adalah temen satu SMP. Bagi Nath, Deva ini termasuk pria gentlemen karna ia menembak Nath pada saat awal MOS. Sebenarnya, itu cuma sebagai hukuman dari kakak senior karna Deva tidak memakai atribut lengkap. Deva yang melihat Nath lagi mengikat rambut di depannya langsung menarik Nath, yang sempat membuat Nath syok.
"Cepat lakukan!'' perintah salah satu dari kakak OSIS.
"Eh ada apa ini kak? kok saya juga ikut-ikutan?" tanya Nath kebingungan.
"Nath, mau kah kamu jadi pacarku?" ucap Deva yang membuat Nath kaget.
"Hah?!!" kaget Nath.
"*memainkan mata* seakan kode untuk menerima tetapi pura-pura." reaksi Deva langsung membuat Nath mengerti.
"Iya saya mau." ucap Nath yang membuat seluruh siswa di lapangan tersebut bersiul sambil berkata "ihi, pj, cie, citcuit."
"Oke, Nath, kamu boleh kembali ke tempat kamu." kata kakak OSIS.
"Baik kak." jawab Nath sopan.
"Kamu juga kembali Dev. Awas kalo besok atribut kamu ga lengkap, saya suruh kamu nembak ibu kantin sekolah ini." kata Ilham selaku WAKETOS.
"Baik kak, saya mohon maaf atas kecerobohan saya hari ini." ucap Deva.

**
NATH POV

  Malem itu, gue lagi nonton tv sama Mama, Papa gue. Tiba-tiba hp gue bunyi muncul notif "Deva Bayu". Deva mengirim pesan pada Nath.
"Eh Nath, sorry ya tadi gue gatau manggil siapa lagi buat gue tembak, habisnya gue cuma kenal lo doang."

*tak lama kemudian gue langsung membalasnya.

"Oalaa, iya deh gapapa kok, santai aja hehe. Tapi cuma pura-pura kan?" tanya Nath.

*2 menit kemudian.

"Tapi..Gue rasa, gue sayang sama lo dari kelas IX." jawab Deva.

Gue ga langsung membalas, gue bingung harus bilang apa..hm, dulu emang gue suka sama dia, tapi saat gue tau dia pacaran sama Putri, gue langsung buang jauh-jauh perasaan gue ke Deva.

*tak lama gue pun membalas.

"Hm, lo serius Dev?" tanya Nath agar lebih yakin."
"Iya Nath, gue yakin. Lo mau kan jadi pacar gue beneran?" tanya Deva.
"Gue jawab besok di sekolah ya." jawab Nath.
"Oke fix, cinta datang terlambat." ucap Nath dalam hati.

**
  Keesokan harinya, Deva dateng ke kelas gue, dia bawa boneka dan bunga anggrek yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Gimana jawaban semalem lo?" tanya Deva.
"Hm.. gimana ya.. Gue, mau jadi pacar lo!" kata Nath.
"Oke. Hari ini kita jadian, oke sekarang tanggal 26 Juli. Nih boneka sama anggrek untuk lo!" ucap Deva sambil memberikannya kepada Nath.
"Makasi Devaaa." kata Nath sambil melemparkan senyuman tulusnya.
"Iya samasama baby." ucap Deva sambil terkekeh karena memanggil Nath "baby."

  1 tahun mereka menjalani hubungan, tak disangka. Deva harus memutuskan untuk ikut pergi Papanya ke Amerika. Nath yang mendengar itu langsung sedih. Dan pada saat Deva akan berangkat ke Amerika, kebetulan tepat dengan Anniv mereka yang ke 1 tahun. Karna tak ingin merasa beban, kalimat "Maaf, kita sampai sini dulu." terucapkan oleh Deva yang membuat Nath ingin berteriak.
"Oalah, iya gapapa kok. Kamu baik-baik ya disana. Jangan lupain aku.. Aku sayang kamu." ucap Nath yang tak sadar membuat airmatanya jatuh.
"Iya Nath, kamu juga jaga diri ya. Jangan lupain aku, aku juga masih sayang kamu." ucap Deva.

Mereka pun berpelukan dan di malam itu juga, sebelum mereka berpisah, Deva ingin memainkan gitar terakhir kalinya untuk Nath.
"Kamu mau lagu apa?" tanya Deva, yang daritadi memegang gitarnya dan ia udah merencakan ini semua sebelum datang menemui Nath.
"Hm. All I Ask aja." jawab Nath.

"If this my last night with you? Hold me like iam more than just a friend. Give me a memories i can use? Take me by the hand while we do what lovers do. It maters how this ends, cause what if I never love again?" suara Nath mampu membuat airmata jatuh semakin deras di depan Deva. Dan membuat Deva sadar akan hal itu langsung menarik Nath jatuh ke pelukannya.

Maaf kalo belum sempurnaa. Vote dan komen terus ya, kasih kritik atau saran biar bisa lebih bagus lagi. Lanjut besok ya Baiii....

Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang