Part 1 - Kanina

6.5K 81 14
                                    

Kapas kapas raksasa terlihat tergantung di langit yang biru,
Dibiarkan menyebar begitu saja.
Membuatku terkadang ingin meloncat dan menyentuh kapas kapas raksasa itu.
Haha terdengar sangat kekanak kanakan.
Tapi siapa peduli, toh tak ada yang tahu juga.

Aku mengambil nafas berat. Bukan berarti ada hal yang menganggu. hanya saja aku masih tak percaya ini terjadi.


Bertemu dengan seseorang yang selama ini aku cintai, seseorang
membuatku merasa dicintai.

Mungkin semua orang mengatakan ini bodoh. Memiliki hubungan dengan seseorang yang belum pernah kutemui sebelumnya.

Mencintai seseorang yang berada beribu kilo meter jauh disana. Mempercayai hati yang telah rapuh ini kepada seseorang yang tak tahu asal usulnya, bagaimana latar belakang keluarganya, ataupun kebiasaan buruk baiknya. Tak tahu apa kah ia bisa menjaga hati ini tapi yang aku tahu,

Dia telah membuat ku tersenyum dan merasa menjadi wanita paling beruntung didunia untuk satu tahun lamanya. Dan aku berharap dia merasakan hal yang sama.

Aku menarik nafas untuk yang kesekian kalinya sejak matahari muncul dari timur hari ini.

Rasa dengung di telingaku mulai muncul, aku bukan tipe orang yang senang jalan-jalan ditambah lagi jalan-jalan menggunakan pesawat.

Kapas kapas raksasa itu perlahan hilang, entah menghilang atau kapal terbang ini baru saja menembusnya. Aku mulai bisa melihat atap atap rumah, tanah lapang yang berbeda beda dari hijau sampai merah, perlahan semua yang berada dibawah menjadi lebih jelas dan lebih jelas lagi. Dan jantungku berdegup kencang. Dan lebih kencang. Sampai aku pikir ia ingin keluar dari dalam dadaku sekarang.

Aku tak bisa menahan senyumku ketika melangkahkan kaki ku keluar dari pesawat ini, semua orang mulai berpikir aku gila rasanya. Tapi sekali lagi siapa peduli?

Aku mengambil ponsel dari dalam saku ku dan mulai mengetuk layarnya mencari nama..... Ketemu!

"Jam berapa sekarang?," Suara berat dengan nada yang malas menyambutku dari sebrang "tolong, aku panik!" Keluar begitu saja. Tanpa ada ba-bi-bu sebelumnya atau maaf telah membangunkan mu atau omong kosong basa basi lainnya.

Lagi pula apa perlu basa basi dengan sahabatmu?

Tunggu dulu, Sahabat? Terdengar lucu jika kau berumur sepuluh tahun, tapi terdengar sangat menjijikan jika kau sudah berkepala dua yang seharusnya mencari seseorang untuk di nikahi bukan asyik dengan pacar khayalan yang entah dimana sekarang.

Pacar khayalan.

Kenapa sekarang aku malah mengasihani diriku sendiri?

"Sudah bertemu pacar khayalan mu?" Kata yang aku benci jika semua orang mengatakan padaku, aku mengencani pacar khayalan. Tapi entah aku terlalu lelah untuk ber-argumen dengannya saat ini

"tentang itu aku tak tahu harus bagaimana, harus seperti apa, aku akan bertemu dengannya malam ini apa aku harus menaikan rambutku? Atau apa aku harus memakai gaun atau celana pendek? Atau aku harus memakai rok? ... Kau masih disana?"

"Yah aku disini, pertama kau mengganggu tidur ku, yang sangat amat nyaman dan kau tahu jika sekali aku dibangunkan..." Aku memotong perkataannya "kau tak bisa tidur lagi... aku tahu aku tahu maaf tapi.." Gilirannya untuk memotong "kau panik dan kau butuh teman mu yang tampan ini untuk membantu mu kan?" Aku mengangguk. Walaupun ia tak bisa melihatku

"Pakai baju yang menurut mu nyaman, jadi jika dia tak sesuai difoto atau di video virtual bodoh mu itu kau bisa pergi dan kembali ke sini" Vino berkali kali mengatakan padaku kalau Erick bukan seperti Erick yang ku tahu karna internet bisa melakukan segalanya, jika kau tahu maksudku..

"Dia akan terlihat seperti yang aku bayangkan Vin. Makasih." Aku bisa merasakan ia tersenyum. "Ya ya ya aku mau mencoba untuk me-lelah-kan-kan diriku dan pergi tidur." Sebelum aku bisa mengatakan satu kata pun ia sudah memutuskan sambungan. Aku menarik napas lagi dan berjalan dengan pasti.

Aku pikir menarik napas menjadi hobi ku sekarang.

***

Ke kota asing dan dikelilingi manusia asing dengan bahasa asing ditambah cuaca asing juga manusia asing di sekelilingku mulai melihatku dengan asing. Mungkin mereka belum pernah melihat wajah asia asing ku ini.

Aku belum pernah berpergian sejauh ini sebelumnya atau lebih tepatnya sendirian. Lebih baik aku menghabiskan waktu di bilik kecil dengan satu set film dari berbagai genre daripada keluar dengan banyak orang yang tak kukenal.

Tapi aku lakukan itu sekarang. Apakah itu terlalu berlebihan untuk bertemu dengan seseorang yang membuat ku merasa spesial ?

Kurasa tidak.

Sang surya mulai berjalan ke barat, bersembunyi dibalik kapas kapas yang tergantung gelap. Mengubah langit menjadi hitam dan membiarkan sang rembulan menggantikan tugasnya. Tugasnya untuk menyinari makhluk dibawahnya, dan mengamati apa yang makhluk-makhluk kecil itu lakukan. lalu melupakannya ketika tugasnya selesai.

Aku mulai melakukan apa yang Vino katakan padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mulai melakukan apa yang Vino katakan padaku. Mengenakan baju yang nyaman. Aku bukan ahli dalam fashion dan sebagainya. Aku hanyalah.... Aku

Katanya ia memakai kaus merah dengan celana selutut. Oh, tuhan. Begitu banyak orang yang memakai kaus merah dan celana selutut!

Aku harus tenang. Dia bukan seseorang yang baru kukenal walaupun hanya dalam virtual namun apa bedanya?

Perlahan langkahku mulai melamban karna jarak pandangku mulai mendekat, kaus merah dengan celana pendek. Aku kenal mata itu. Jantungku terus berdegup, bergemuruh melawan suara angin malam yang berada disekitar. Sedetik kemudian suara Vino mulai kembali menyelusup disela- sela pikiran ku,

'Bagaimana kalau ia tak seperti yang ada di foto atau video virtual bodoh mu?'

Tidak. Tapi..

Bagaimana kalau aku bukan seperti foto atau video virtual bodohku?

Langkahku terhenti. Sialan Vino ia mengangguku disaat yang tidak tepat.

Aku harus melanjutkannya. Atau kembali pulang?

Aku menghela napas. Lagi.

Langkah ku mendekat, mendekat, sepuluh langkah kaki lagi dan aku segera di hadapannya

Ponsel ku berdering.

Sialan Vino, tidak sekarang.

Berdering lagi.

Dan lagi.

Aku mengambil ponsel ku dan aku yakin jantungku sepertinya sudah loncat dan berlari keluar sekarang.

"Aku melihat mu"
"Kau cantik sekali, sayang"
"Dan haha, kenapa berhenti? Kau tak mau memelukku?"

Vino, kau salah. Ia sangat tampan sangat sangat tampan. Dan dia melihatku seperti bagaimana pangeran melihat puterinya.

Hiperbola ku berlebihan.

Ah, aku tak peduli. Aku jatuh cinta

Can't Get Enough of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang